Kekuatan -
- Kelemahan
- -
Total 1,0
Sumber: David 2006
Tabel 9. Matriks EFE
Faktor-faktor eksternal Bobot
Rating Skor Bobot x Rating
Peluang -
- Ancaman
- -
Total 1,0
Sumber: David 2006
4.5.2.2. Tahap Pencocokan
Merupakan tahap kedua dalam proses perumusan strategi untuk mencocokan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE Internal-Eksternal
David, 2004. Analisis Matriks IE merupakan tahap pencocokan dengan memasukkan hasil pembobotan matriks IFE dan EFE ke dalam matriks IE. Hal ini
bertujuan untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.
Skor Total IFE
Kuat Rata-rata Lemah
3,0-4,0 2,0-2,9 1,0-1,99 4,0 3,0 2,0 1,0
Skor Total EFE
Tinggi 3,0-4,0
Sedang 2,0-2,99
Rendah 1,0-1,99
Gambar 2. Model Matriks IE David 2006 I
II III
IV V
VI VII
VIII IX
IE matrix terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari IFE matrix pada sumbu X dan total skor dari EFE matrix pada sumbu Y. Pada sumbu X dari IE
matrix, skornya ada tiga yaitu skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah
kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matrix, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah
tinggi. Perusahaan yang dianggap paling sukses adalah perusahaan yang mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel I David 2009. IE matrix memiliki tiga
implikasi utama yang mempunyai dampak strategi berbeda, yaitu: 1. Growth and Build tumbuh dan bina berada dalam sel I, II atau IV.
2. Hold and Maintain pertahankan dan pelihara berada dalam sel III, Vdan VII.
3. Harvest or Divest panen atau divestasi dipakai untuk sel VI, VIII atau IX.
4.5.2.3.Tahap Keputusan
Selanjutnya yang turut digunakan dalam proses analisis penetapan keputusan adalah QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam QSPM
adalah: strategi-strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya tarik, TAS= total nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik. Langkah-
langkah penggunaan QSPM di dalam proses penetapan keputusan adalah: 1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari IFE dan EFE Matrix.
2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor sukses internal dan eksternal. Bobot ini sama dengan yang ada di IFE dan EFE Matrix.
3. Meneliti matriks-matriks pada langkah 2 dan identifikasikan strategi alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan.
Mencatat strategi-strategi ini di bagian atas baris QSPM. Setelah itu, mengelompokkan strategi tersebut ke dalam kesatuan yang mutually
exclusive jika memungkinkan. 21
4. Menentukan Attractiveness Score AS atau nilai daya tarik. AS ditetapkan dengan cara meneliti masing-masing faktor sukses eksternal
dan internal. nilai AS harus ada pada masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari satu strategi terhadap strategi
lainnya. Batasan nilai AS adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
5. Menghitung jumlah AS. Jumlah AS didapat dari perkalian bobot langkah 2 dengan AS langkah 4 pada masing-masing baris. Jumlah
AS menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi.
6. Menghitung Sum Total Attractiveness Score TAS atau total nilai daya tarik. Menjumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom
QSPM. Nilai TAS tertinggi menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa
alternatif strategi menjadi pilihan terakhir. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif QSPM
Strategi Alternatif Faktor Utama
Bobot Strategi 1
Strategi 2 AS
TAS AS
TAS Faktor Eksternal
- -
Faktor Internal -
- Jumlah Total nilai daya tarik
1.0
Sumber: David 2006
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN