53
pembelajaran tipe STAD yang mereka terima secara kelompok, sehingga guru memberikan nilai 1 poin. Penguasaan peta konsepyang dilakukan siawa sudah
cukup baik, dan guru memberikan nilai 2 poin untuk siswa.Pemahaman siswa yang digunakan siswa cukup baik,sehingga guru memberikan nilai 2 poin
untuk siswa.Penguasaan materi yang ditunjukan oleh siswa kurang sesuai dengan materiyang mereka bawakan sehingga guru memberikan nilai 1 poin
untuk siswa. Ketelitian, kerjasama keleompok,tugas individu serta tugas kelompok yang dilakukan siswa masih kurang sempurna sehingga guru hanya
memberikan nilai 1 poin untuk siswa. Pemanfaatan media yang dilakukan siswa sangat sempurna dan mendapatkan nilai 3 poin untuk siswa.Aspek
terakhir yng diamati yaitu penyelesaian materi, sehingga guru hanya memberikan nilai 1 poin untuk siswa. Nilai keseluruhan siswa yaitu 60,86
sehingga guru merasa perlu diadakan pengamatan aktivitas siswa pada siklus berikutnya.
Tabel 4.2 Hasil Diskusi Kelompok Pada Siklus I
N o Nama
Kelompok Aspek yang Diamati
Total Nilai
Keaktifan Siswa
Kejasama Siswa
Hasil Diskusi
Siswa Mempresentasikan
Hasil Diskusi
1. A
3 3
2 3
12 2.
B 3
3 3
3 12
3. C
3 3
3 2
11 4.
D 3
2 3
3 11
5. E
2 3
3 3
12
Jumlah
14 14
14 14
58 Sumber : Hasil penelitian Tahun 2014
Keterangan: Kategori Penilaian Total
Tidak baik : 1
Kurang Baik : 5-8 Kurang Baik : 2
Cukup : 9-12
54
Cukup Baik : 3
Baik : 13-16
Baik : 4
Berdasarkan tabel 4.4 hasil diskusi kelompok pada siklus I menunjukan bahwa siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 3 kelompok beranggotakan 5 siswa, 2 kelompok yang beranggotakan 4 siswa .Nilai yang diperoleh pada siklus I pada aspek mempresentasikan hasil
diskusi kelompok A, B, D dan E diperoleh nilai 3 cukup baik dan kelompok C diperoleh nilai 2 kurang baik. Pada aspek keaktifan, kerjasama, dan hasil
diskusi masing-masing kelompok mendapat nilai yang sama yaitu 3 cukup baik. Hanya ada beberapa yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi untuk
pertemuanselanjutnya di siklus II. Selain dari hasil diskusi, pada tahap pelaksanaan proses pembelajaran
siklus I masih terdapat beberapa kekurangan, beberapa kejadian yang terpantau oleh guru antara lain:
1. Pada pertemuan siklus I guru belum bisa sepenuhnya menguasai siswa,
sehingga proses pembelajaran belum berjalan kondusif 2.
Beberapa siswa masih asyik dengan dunianya sendiri, ada yang bercanda, mengobrol ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran
3. Kurangnya keaktifan siswa dalam berdiskusi, hanya siswa-siswa tertentu
yang aktif 4.
Penerapan model pembelajaran tipe STAD belum sepenuhnya berjalan dengan optimal
5. Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus I belum memuaskan,
terlihat pada hasil belajar siklus I.
55
Tabel 4.3 Pedoman observasi terhadap guru pada siklus I
No Aspek yang di observasi
Ya Tidak Deskripsi
1. Tahap kegiatan awal
a. Guru menggali kegiatan awal terhadap
siswa yang diikuti dengan materi pelajaran yang akan dipelajari
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok kecil, siswa duduk berdasarkan kelompok yang sudah ditentukan
√
√
2. Tahap kegiatan inti
a. Guru memaparkan kompetensi yang ingin
dicapai pada materi menghargai keputusan bersama
dengan menggunakan
model pembelajaran tipe STAD
b. Guru memfasilitasi siswa untuk bekerja
secara berkelompok
√
√
3. Tahapkegiatan akhir
a. Guru
meninjau kembali
dan membimbing
siswa untuk
menyimpulkan materi
pengaruh globalisasi dilingkungan anak
b. Guru melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan
yang sudah
dilaksanakan
√
√
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2014
56
d. Refleksi
Pada tahap refleksi hasil penelitian siklus I yaitu:
1 Mengenal percobaan dalam aspek bermain peran masih menunjukan
presentase yang sangat rendah yaitu 60,86, ini menunjukan sesuatu yang wajar karena anak-anak kurang paham dan belum menjiwai
karakter yang mereka perankan dan belum menunjukan kemampuannya karena belum berlatih. Latihan pada siswa akan lebih ditingkatkan pada
siklus berikutnya. 2
Berdasarkan hasil post test akhir dari proses pembelajaran pada tahap siklus I yaitu 1680 jika dibandingkan tes pada pre test 1315 sudah
mengalami peningkatan.
Hal ini
menunjukan bahwa
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dan
melatih siswa mampu meningkatkanhasil belajar siswa walaupun hanya sedikit. Maka peneliti merasa perlu didakannya siklus II, agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai nilai KKM yaitu 70 3
Perlu ditingkatkan bimbingan dan arahan pada siswa saat pelaksanaan pembelajaran
4 Perlu adanya motivasi dan dorongan untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran dan penerapan media gambar. 5
Guru harus lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang gaduh 6
Perlu adanya pengaturan waktu secara merata dalam pembagian waktu penjelasan media gambar, menjelaskan materi pelajaran, penerapan
metode, dan kesimpulan hasil belajar. 7
Perlu adanya penekanan dalam setiap materi yang diajarkan dengan memberikan kata kunci agar memudahkan siswa dalam mengingat
materi pelajaran 8
Perlu diadakan apresiasi dengan memberikan reward penghargaan kepada siswa yang aktif dan mampu mempertanggungjawabkan hasilnya
dengan benar.
57
1 Hasil pengamatan terhadap guru
Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan Siswa
dipaparkan tentang contoh media pada hal yang nyata media Model Kooperatif Tipe STAD yang tentunya akan menarik beberapa siswa baik
untuk memahami. Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana
diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya waktu untuk mengerjakan soal-soal tes dan LKS hanya diberikan waktu sedikit.
2. Hasil Pelaksanaan Siklus I Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada table berikut ini:
Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa Siklus 1
NO NAMA SISWA
N IL
A I
TUNTAS NO
NAMA SISWA N
IL A
I TUNTAS
TDK TUNTAS
TDK TUNTAS
1 AHMAD SUBADAR
60 TT
16 DAFIT GAJALI
80 T
2 MURSIDI
50 TT
17 EEN WAHYUDI
70 T
3 A. AZIZ
55 TT
18 M. FAISEH
60 TT
4 BAHRUL
70 T
19 FIRDA LUSIANA
60 TT
5 CATI YOFA O.
75 T
20 HEMAS RISKI
65 T
6 ALIWANI
80 T
21 IKEMATUL
45 TT
7 ALI SUAEDI
65 T
22 LAYINWARDA
50 TT
8 MIFTAHUL
60 TT
23 MAHRUS ALI
55 TT
9 MAS HUDI
65 T
24 MUH RIZAL
70 T
10 NURAELI
50 TT
25 RISKA ALFIA
70 T
11 ROFIKA
40 TT
26 SITI FAISAH
65 T
12 RIFQI MUBAROK
55 TT
27 SITI
MUTMAINAH 60
TT 13
YULI FATIMAH 75
T 28
SRI WAHYUNI 60
TT 14
HAFIFAH DWI Y 60
TT 29
WIDIA USNUL M. 65
T 15
ANDI KRISWANTO 75
T 30
ZAENAL ARIFIN 40
TT JUMLAH
935 JUMLAH
915 TUNTAS
14 RATA-RATA
61,67 TIDAK TUNTAS
16 PROSENTASE KETUNTASAN
46,67
58
Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 2
3 Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar
61,67 14
46,67
Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah
diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 61,67 dan ketuntasan belajar mencapai 46,67 atau ada 14 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar
35,71 lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85. Hal ini disebabkan karena siswa masih asing dengan diterapkannya
pendekatan kontekstual dengan media Model Kooperatif Tipe STAD. Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi
berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah:
1 Guru harus lebih menguasai cara penyampaian materi dan pengelolaan
kelas ketika menggunakan menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD. Guna lebih memperjelas pemahaman siswa serta memotivasi respon siswa
agar lebih seksama memperhatikan penjelasan guru dengan media yang telah dipersiapkan oleh guru peneliti, sehingga dicapai pembelajaran
yang efektif dan hasil belajar yang optimal. 2
Guru harus memacu semangat siswa untuk aktif menyelesaikan masalah yang terdapat di LKS dan menumbuhkan rasa ingin bertanya kepada guru
untuk meminta bimbingan dan penjelasan lagi bila tidak mengerti. 3
Guru harus memberikan perhatian secara menyeluruh kepada setiap anak terutama yang memiliki kemampuan lebih rendah.