Uji aktivitas antibakteri TINJAUAN PUSTAKA

21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Antibakteri yang menggangu keutuhan membran sel bakteri Obat yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah polimiksin dan golongan polien. Kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain- lain. c. Antibakteri yang menghambat sintesis protein sel bakteri Obat yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah golongan aminoglikosida, makrolida, linkosamida, tetrasiklin dan kloramfenikol. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan tRNA dan mRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri dua unit 30S dan 50S. Misalnya, streptomisin berikatan dengan komponen ribosom 30S dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA, akibatnya terbentuk protein yang abnormal dan nonfungsional bagi sel bakteri. d. Antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba Antibakteri akan berikatan dengan enzim polymerase RNA pada sub unit sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim tersebut. Antibakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah rifampisin dan golongan kuinolon.

2.10 Uji aktivitas antibakteri

Metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi aktivitas antibakteri dalam bahan alam terbagi tiga kelompok, yaitu metode bioautografi, difusi dan dilusi. Metode bioautografi dan difusi dikenal sebagai teknik kualitatif karena metode ini hanya memberikan informasi mengenai ada atau tidaknya aktivitas nya dalam suatu sampel uji. Metode dilusi merupakan teknik kuantitatif yang dapat digunakan untuk mengukur Konsentrasi Hambat MinimumKHM Valgas et al., 2007.

1.10.1 Metode difusi

Metode difusi sering digunakan untuk uji yang rentan terhadap senyawa murni, senyawa polar ataupun nonpolar. Pada prosedur ini, kertas filter cakram kira-kira berdiameter 6 mm, berisi senyawa uji yang ditempatkan pada permukaan yang sebelumnya telah diinokulasi dengan bakteri uji. Agen 22 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antibakteri akan berdifusi ke dalam agar dan menghambat pertumbuhan dari bakteri uji. Cawan petri diinkubasi dan zona inhibisi diukur. Pada metode silinder, silinder dari stainless steel atau porcelin dengan ukuran yang seragam biasanya 8 mm x 6 mm x 10 mm ditempatkan diatas agar terinokulasi di dalam cawan petri, dan diisi dengan sampel dan standar. Setelah diinkubasi, silinder dipindahkan dan zona inhibisi yang terbentuk diukur. Pada uji menggunakan hole-plate, dibuat beberapa milimeter lubang pada permukaan agar yang diinokulasi dan kemudian diisi sampel. Larutan uji akan berdifusi ke dalam medium agar dan menghambat pertumbuhan organisme. Cawan petri dibiarkan pada suhu ruangan untuk proses inkubasi, kemudian zona hambat yang terbentuk diukur Choma dan Grzelak, 2010.

1.10.2 Metode dilusi

Metode ini memiliki kemampuan untuk mengukur Konsentrasi Hambat Minimum KHM dan Konsentrasi Bunuh Minimum KBM Pratiwi, 2008. Dua jenis metode dilusi adalah dilusi adalah agar dan pengenceran tabung Choma dan Grzelak, 2010. Pratiwi 2008 membedakan metode dilusi menjadi dilusi cair serial dilution dan dilusi padat. Pada dilusi cair, dibuat seri pengenceran agen antibakteri pada medium cair yang ditambahkan dengan metode uji. Larutan uji agen antibakteri pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan bakteri uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM dikultur ulang tanpa penambahan bakteri uji ataupun agen antibakteri, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Medium cair yang terlihat tetap jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai Konsentrasi Bunuh Minimum KBM Pratiwi, 2008. Metode dilusi padat serupa dengan metode dilusi cair tapi menggunakan medium padat solid. Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antibakteri yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa bakteri uji Pratiwi, 2008. 23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.11 Faktor-faktor yang mempengaruhi metode difusi pada pengujian