23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.11 Faktor-faktor yang mempengaruhi metode difusi pada pengujian
antibakteri
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan aktivitas antibakteri dengan metode difusi Lorian, 1980 dalam Yulia, 2005, antara lain :
a. Kedalaman agar Untuk memperoleh sensitivitas yang optimal, cawan petri diisi dengan
lapisan agar tidak lebih dari 2 sampai 3 mm dan merata pada setiap bagiannya. b. Ukuran inokulum
Ukuran inokulum merupakan salah satu variabel penting yang berpengaruh pada besar kecilnya zona hambatan dan konsentrasi hambat
minimum. Jika ukuran inokulum kecil, akan diperlukan lebih banyak waktu untuk mencapai massa zat sel bakteri. Akibatnya zoba hambat yang terbentuk
akan menjadi lebih besar, dan konsentrasi hambat minimum menjadi lebih kecil.
c. Komposisi medium Aktivitas zat antibakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kation-
kation dalam medium, pH medium dan adanya berbagai macam bahan antagonis. Kecepatan difusi zat antibakteri ditentukan oleh konsentrasi
medium, konsentrasi berbagai ion dan adanya ikatan elektrostatik antara zat antibakteri dengan sekumpulan ion dalam medium. Kapasitas nutrisi dari
medium perumbuhan juga sangat mempengaruhi panjangnya fase pertumbuhan dari bakteri uji, dan akan turut mempengaruhi ukuran zona hambatan dan
konsentrasi hambat minimum. d. Temperatur medium
Tiap-tiap golongan mikroba memiliki temperatur pertumbuhan optimal jamur umumnya 20-37°C, bakteri 30-37°C Pelczar dan Chan, 1986. Maka
temperatur inkubasi akan sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroba uji. Kecepatan pertumbuhan akan menurun pada temperatur yang lebih rendah dari
temperatur optimal pertumbuhan mikroba dan terhenti pada temperatur ekstrim bagi mikroba. Hal yang sama terjadi pada temperatur yang lebih tinggi dari
temperatur optimal pertumbuhan.
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Waktu inkubasi Besarnya zona hambatan juga ditentukan oleh jangka waktu inkubasi,
misalnya kebanyakan bakteri patogen dapat diamati pertumbuhan setelah 5 atau 6 jam inkubasi. Pada inkubasi selanjutnya zona hambatan akan menjadi
lebih kecil karena terjadi pertumbuhan bakteri pada tepi zona hambatan dan konsentrasi hambatan minimum akan besar.
f. Konsentrasi zat antimiktoba Semakin tinggi konsentrasi zat aktif antibakteri akan semakin besar
hambatan terhadap pertumbuhan mikroba, sehingga zona hambatan akan semakin besar.
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Pusat Laboratorium Terpadu PLT dan Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada bulan Februari
hingga bulan Juni 2015.
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu : Laminar Air Flow, incubator Memmert, spektrofotometer Hitachi, shaker Stuart Scientific, alat
sentrifus Hettich zentrifugen, Oven Memmert, timbangan Scout Pro, mikroskop cahaya Shimadzu, autoklaf Jall American, autoklaf digital ALP,
hot plate ARE Heating Magnetic Stirrer, kertas saring steril, paper disc, micro pipet dan tip, magnetic stirrer, pinset, cawan petri, tabung reaksi, jarum ose, ose
bulat, beaker glass, gelas ukur, tabung reaksi, bunsen, glass object, cover glass, kaca arloji, batang pengaduk, batang penyebar kaca segitiga, spatula, labu
Erlenmeyer, dan alat-alat gelas lainnya yang umum digunakan pada Laboratorium Mikrobiologi.
3.3 Bahan
3.3.1 Tanaman
Sampel tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman Parijoto Medinilla speciosa Reinw. ex Blume yang diperoleh dari lereng
Gunung Muria pada bulan Februari 2015. Bagian tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian ranting buah dan ranting daun. Tanaman ini
telah dideterminasi di Herbarium Bogoriense, LIPI, Cibinong, Bogor.
3.3.2 Bahan Kimia Sterilisasi Permukaan :
Larutan Natrium Hipoklorit NaOCl 5,25 Baycline, etanol 70, dan akuades steril.