20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Pada fase kematian, jumlah sel yang mati meningkat. Faktor penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk buangan yang toksik.
2.9 Antibakteri
Antibakteri adalah zat aktif yang memiliki efek menghambat atau mematikan bakteri. Obat yang dapat digunakan untuk antibakteri harus memiliki
toksisitas selektif setinggi mungkin, yaitu obat tersebut harus bersifat sangat toksik untuk mikroba tetapi relatif tidak toksik pada hospes Setiabudi, 2007.
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik
dewasa ini dibuat secara semi sintetik atau sintetik penuh. Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya,
masing-masing dikenal dengan kadar hambat minimal KHM dan kadar bunuh minimal KBM Setiabudi, 2007.
Berdasarkan mekanisme kerjanya antibakteri dibagi dalam 5 kelompok Setiabudi, 2007 yaitu:
a. Antibakteri yang menggangu metabolisme sel bakteri
Antibakteri yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamida, trimetoprim, asam p-aminosalisilat PAS dan sulfon. Bakteri membutuhkan
asam folat untuk kelangsungan hidupnya, bakteri mensintesis sendiri asam folat dari asam amino benzoat PABA untuk kebutuhan hidupnya. Bila
antibakteri menang bersaing dalam pembentukan asam folat maka terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Akibatnya, kehidupan bakteri akan
terganggu.
a. Antibakteri yang menghambat sistesis dinding sel bakteri Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer
mukopeptida glikopeptida. Antibakteri akan menghambat reaksi paling dini dalam proses sintesis dinding sel dan reaksi terakhir transpeptidasi dalam
rangkaian reaksi tersebut. Obat yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin dan sikloserin.
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Antibakteri yang menggangu keutuhan membran sel bakteri Obat yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah polimiksin dan golongan
polien. Kerusakan membran sel menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan lain-
lain. c. Antibakteri yang menghambat sintesis protein sel bakteri
Obat yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah golongan aminoglikosida, makrolida, linkosamida, tetrasiklin dan kloramfenikol. Sintesis protein
berlangsung di ribosom, dengan bantuan tRNA dan mRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri dua unit 30S dan 50S. Misalnya, streptomisin berikatan
dengan komponen ribosom 30S dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA, akibatnya terbentuk protein yang abnormal dan
nonfungsional bagi sel bakteri. d. Antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba
Antibakteri akan berikatan dengan enzim polymerase RNA pada sub unit sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA oleh enzim tersebut. Antibakteri
yang termasuk dalam kelompok ini adalah rifampisin dan golongan kuinolon.
2.10 Uji aktivitas antibakteri