Bakteri Uji TINJAUAN PUSTAKA

14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2.1 Memperlihatkan perbedaan ciri bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif Pelczar dan Chan, 1986. Ciri Perbedaan relatif Gram postif Gram negatif Struktur dinding sel Tebal 15-80 nm, berlapis tunggal Tipis 10-15 nm, berlapis tiga multi Komposisi dinding sel Kandungan lipid rendah 1- 4 peptidoglikan ada sebagai lapisan tunggal, komponen utama merupakan lebih dari 50 berat kering pada sel bakteri Asam Tekoat Kandungan lipid tinggi 11- 22 peptidoglikan ada di dalam lapisan kaku sebelah dalam; jumlahnya sedikit, merupakan sekitar 10 berat kering Tidak ada asam tekoat Kerentanan terhadap penisilin Lebih rentan Kurang rentan Persyaratan nutrisi Relatif murni pada banyak spesies Relatif sederhana Resisten terhadap gangguan fisik Lebih resisten Kurang resisten

2.6 Bakteri Uji

2.6.1 Staphylococcus aureus

Staphylococcus merupakan bakteri kokus Gram positif, berdiameter 1 µm Pratiwi, 2008. Kokusnya tersusun tidak teratur. Bentuk seperti anggur yang tidak teratur ini tampak bila bakteri ditumbuhkan pada medium padat, tetapi biasanya terlihat seperti rantai pendek bila ditumbuhkan pada medium cair. Apusan yang diambil dari nanah menunjukan keberadaan yang tunggal atau berpasangan, tandanan, atau rantai pendek yang terdiri dari tiga atau empat sel Parija, 2009. Bakteri Staphylococcus aureus mengeluarkan toksin pada makanan berprotein tinggi daging, telur, susu, ikan. Toksin yang dikeluarkan oleh bakteri ini relatif tahan panas dan tidak mudah dimusnahkan dengan pemanasan normal 15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada prosedur pemasakan makanan. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang cukup kebal di antara mikroorganisme lainnya, dan tahan pemanasan 60°C selama 30 menit. bakteri ini memproduksi enterotoksin yang bersifat stabil terhadap pemanasan dan tahan terhadap aktivitas pemecahan oleh enzim-enzim pencernaan. Selain enterotoksin, bakteri ini juga memproduksi hemolisin, yaitu toksin yang dapat merusak dan memecah sel-sel darah merah. Makanan yang mengandung enterotoksin, yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan mencapai usus halus, selanjutnya dengan cepat akan merusak dinding usus halus dan menimbulkan sekresi jaringan usus Pratiwi, 2008.

2.6.2 Escherichia coli

Escherichia coli merupakan bakteri enterik utama. Bertindak sebagai patogen juga sebagai bakteri yang menguntungkan, dan menyebabkan bermacam- macam penyakit seperti diare, infeksi pada saluran urin Talora, 2005. Escherichia coli merupakan Gram negatif berukuran basil yang berukuran sekitar 1-3 x 0,4-0,7 µm. Basil tersusun secara tunggal ataupun berpasangan. Escherichia coli merupakan bakteri aerob dan anaerob fakultatif. Tumbuh pada rentan suhu 10-41°C suhu optimum 37°C dan pH 7,2. Bakteri tumbuh pada berbagai medium Mueller-Hinton Agar, Nutrient Agar, Blood Agar. dan MacConkey Agar. Isolasi utama dapat ditemukan dari Nutrient Agar dan Blood Agar Parija, 2009. Escherichia coli merupakan bakteri utama pada flora normal usus. Bakteri ini dikenal sebagai bakteri yang sedikit membahayakan dan juga patogen. Escherichia coli menyebabkan penyakit dengan spektrum luas pada manusia. Merupakan penyebab penting enterik, infeksi saluran urin, neonatal sepsis dan neonatal meningitis. Hemolytic Uremic Syndrome merupakan komplikasi serius terhadap infeksi enterik dengan rantai spesifik Escherichia coli Parija, 2009.

2.6.3 Bacillus subtilis

Bakteri ini termasuk kelompok bakteri Gram positif dan berbentuk batang. Bakteri ini menyebabkan infeksi pada pada manusia dan hewan. Bakteri ini berasal dari famili bacilliaceae Jawetz , 2002. Bakteri ini tidak dapat membuat 16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta toksin apapun, namun kadang dapat membuat hemolisis yang larut. Bakteri ini bersifat patogen, menyebabkan infeksi pada telur dan dapat mencemari botol transfusi darah sehingga melisiskan sel darah Singelton, 1981. Klasifikasi bakteri ini adalah sebagai berikut : Kingdom : Bacteria Filum : Firmicutes Kelas : Bacilli Ordo : Bacillales Famili : Bacilliceae Genus : Bacillus Spesies : Bacillus subtilis Madigan et al., 2003 Bakteri ini memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik tersebut antara lain spesies ini merupakan spesies basili yang dapat bergerak motile, menghasilkan enzim katalase, berukuran 1,5-4,0 x 0,5-0,8 µm, koloni pada medium Nutrient Agar setelah 24 jam pada suhu 37°C berbentuk lingkarang tidak rata, kekuningan, tidak mengkilap, berdiameter 5 mm Singelton, 1981.

2.6.4 Salmonella enterica sv typhimurium

Genus Salmonella diklafisikasikan ke dalam kelas γ-proteobacteria dan Famili Enterobacteriaceae. Klasifikasi bakteri ini adalah sebagai berikut : Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria Kelas : Zymobacteria Ordo : Enterobacteriaceae Famili : Enterobacteriaceae Genus : Salmonella Spesies : Salmonella enterica sv typhimurium Bakteri ini termasuk Gram negatif, tidak membentuk spora, dan merupakan bakteri anaerob fakultatif yang berbentuk batang. Subspesies I enterica terutama banyak ditemukan pada mamalia dan burung dan merupakan penyebab utama penyakit pada organisme ini. Pada mamalia, infeksi ynag disebabkan oleh Salmonella enterica spp. umumnya terjadi ketika mengkonsumsi 17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta makanan atau air yang terkontaminasi dan, kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan. Pada manusia, terdapat dua penyakit utama yang disebabkan oleh Salmonella, yaitu demam enterik dan penyakit diare Coromina, 2013.

2.6.5 Shigella dysenteriae

Shigella dysenteriae adalah bakteri tidak berflagel, Gram negatif, bersifat fakultatif anaerobik, tidak meragikan laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas Jawetz et al., 2005. Klasifikasi bakteri ini adalah : Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Familia : Enterobacteriaceae Genus : Shigella Spesies : Shigella dysenteriae Jawetz et al., 2005 Habitat alamiah Shigella dysenteriae terbatas pada saluran pencernaan manusia dan dapat menimbulkan infeksi yang disebut disentri basiler. Bakteri Shigella dysenteriae adalah bakteri yang memiliki morfologi batang ramping, tidak berkapsul, tidak bergerak, tidak membentuk spora, bersifat fakultatif anaerob tetapi paling baik tumbuh secara aerobik. Bentuk koloni Shigella dysenteriae konveks, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh mencapai diameter kira-kira 2 mm dalam 24 jam. Bakteri ini sering ditemukan pada perbenihan diferensial karena ketidakmampuannya meragikan laktosa Jawetz et al., 2005.

2.7 Pewarnaan bakteri