37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dibilas dengan etanol 96 maka akan terlihat perbedaan antara dua golongan tersebut. Pada bakteri Gram positif, dinding sel bakteri akan mengalami dehidrasi,
pori-porinya menciut, dan juga ikatan kompleks antara Kristal violet dan lugol tidak dapat keluar dari sel sehingga sel tetap berwarna ungu, sedangkan pada
bakteri Gram negatif lipid akan terekstraksi dari dinding sel dan kompleks Kristal violet dan lugol akan keluar dari sel, sehingga ketika diteteskan dengan larutan
safranin sel akan berwarna merah Pelczar and Chan, 1986. Perbedaan tersebut karena adanya perbedaan struktur dari dinding sel bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif. Pada bakteri Gram positif kadar lipid pada dinding sel rendah 1- 4, sedangkan pada bakteri Gram negatif, dinding selnya mengandung lipid
dengan konsentrasi tinggi 11-22. Preparat dicuci alkohol, kemudian diwarnai kembali dengan safranin yang
merupakan pewarna basa berwarna merah. Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram positif, sedangkan bakteri yang berwarna merah
digolongkan ke dalam Gram negatif. Gambar hasil pengamatan bakteri uji secara mikroskopik dapat dilihat pada Lampiran 15.
Medium yang digunakan untuk kultivasi bakteri uji adalah Nutrient Agar NA. Medium NA adalah medium yang umum digunakan untuk kultivasi
nonfastidious mikroorganisme, yaitu mikroorganisme yang tidak membutuhkan nutrisi atau kondisi khusus untuk tumbuh Arulanantham et al., 2012. Medium
ini mengandung pepton, ekstrak daging dan agar. Pepton merupakan sumber utama nitrogen organik dan ekstrak daging mengandung substansi jaringan hewan
yang dapat larut dalam air Pelczar and Chan, 1986, kedua komponen ini merupakan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri.
4.4 Kurva pertumbuhan bakteri uji
Hasil pengukuran nilai absorbansi pada masing-masing bakteri didapatkan data kecepatan tumbuh yang berbeda pada masing-masing bakteri. Kurva tumbuh
digunakan untuk menentukan fase mid log, yaitu fase pertumbuhan dimana terjadi kecepatan pembelahan sel tertinggi. Pembuatan kurva tumbuh ini dilakukan pada
bakteri Shigella dysenteriae, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Salmonella enterica sv typhimurium.
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.1 Kurva pertumbuhan bakteri uji Pembuatan kurva tumbuh ini dilakukan untuk mengatahui waktu terbaik
bakteri untuk dijadikan inokulum, yaitu dimana ketika bakteri sedang aktifnya membelah diri. Hal ini disebut sebagai fase midlog, yaitu pertengahan fase
logaritmik eksponensial, dimana bakteri sedang aktifnya membelah diri Ningtyas, 2010. Kecepatan pembelahan sel bakteri uji dapat diperoleh dengan
mengukur absorbansi sel setiap 30 menit sehingga proses pertumbuhan bakteri akan terlihat mulai dari fase awal yang tampaknya tanpa pertumbuhan fase lag,
diikuti dengan fase pertumbuhan yang cepat fase log, kemudian mendatar fase stasioner dan terakhir fase penurunan populasi sel fase kematian. Kecepatan
pembelahan maksimum digunakan sebagai inokulum untuk pengujian antibakteri. Pada fase pembelahan maksimum ini sel melakukan aktivitas metabolisme yang
tinggi dan memiliki membran sel yang tipis Handayani, 2006. Efek agen antibakteri akan lebih optimal menembus sel bakteri sehingga pengaruh senyawa
antibakteri dapat dilihat dengan adanya kematian atau hambatan pada pertumbuhan bakteri Ningtyas, 2010. Berdasarkan Tabel 4.1, laju pertumbuhan
maksimum bakteri Salmonella enterica sv typhimurium berada pada jam ke-10 sampai jam ke-19, dimana pada waktu tersebut bakteri melakukan pembelahan sel
dengan cepat, untuk bakteri Bacillus subtilis terjadi pada jam ke-13 sampai jam ke-16, untuk bakteri Staphylococcus aureus terjadi pada jam ke-4 sampai jam ke-
15, untuk Bakteri Escherichia coli terjadi pada jam ke-8 sampai jam ke-16,
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sedangkan untuk bakteri Shigella dysenteriae terjadi pada jam ke-8 sampai jam ke-16.
Tabel 4.3 Hasil Kurva Pertumbuhan Bakteri Uji
No Bakteri uji
Fase lag jam Fase log jam
1 Shigella dysenteriae
0-4 8-16
2 Escherichia coli
0-2 4 -15
3 Salmonella enterica sv typhimurium
0-9 10-19
4 Staphylococcus aureus
0-2 3-9
5 Bacillus subtilis
0-12 13-16
4.5 Seleksi Kapang Endofit Penghasil Antibakteri