41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pertumbuhan miselium berupa lapisan yang makin hari semakin tebal. Hifa vegetatif tumbuh ke dalam medium seperti akar-akar yang bercabang. Warna
medium yang semula tidak terlalu bening menjadi sangat bening, medium yang asalnya bening berubah menjadi berwarna merah dan juga ada medium asalnya
bening berubah menjadi keruh. Gambar hasil fermentasi kapang endofit dapat dilihat pada Lampiran 13.
Merlin et al 2013, menyatakan bahwa masa inkubasi yang kurang dari 10 hari menghasilkan pertumbuhan dan produksi metabolit yang lebih sedikit.
Pertumbuhan kapang dalam medium fermentasi dan produksi metabolit sekunder yang maksimum terjadi setelah mencapai fase stasioner dan sisanya hampir
konstan hingga 15 hari inkubasi. Selama fase stasioner ini metabolit sekunder akan dibentuk dan pada akhir tahap ini proses fermentasi dihentikan Pokhrel and
Ohga, 2007. Setelah 15 hari pertumbuhan kapang dan produksi metabolit sekunder secara signifikan pertumbuhannya menurun Merlin et al., 2013.
Metabolit sekunder sering diproduksi dalam jumlah besar dan kebanyakan disekresikan ke dalam medium pertumbuhan Suwandi, 1989. Proses fermentasi
kapang endofit menggunakan medium cair karena fermentasi dengan medium cair lebih efektif untuk memproduksi biomassa Pokhrel and Ohga, 2007 dan
senyawa bioaktif. Cairan hasil fermentasi kapang diambil sebanyak 10 mL dengan
menggunakan pipet volumetrik steril, kemudian disentrifugasi. Proses sentrifugasi ini dilakukan dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Kecepatan
sentrifugasi tidak lebih dari 3000 rpm, karena dikhawatirkan apabila kecepatan yang lebih tinggi akan menyebabkan lisis pada sel kapang dan senyawa yang
terkandung dalam cairan juga akan lisis. Cairan supernatan ini yang kemudian akan diuji sebagai antibakteri.
4.7 Karakterisasi Isolat Kapang Endofit
Kapang endofit yang telah murni diinkubasi selama 7 hari pada suhu ruang. Pada saat proses inkubasi tersebut setiap solat yang telah murni diamati
penampakan secara makroskopik. Pengamatan makroskopik kapang endofit dilakukan dengan mengamati morfologi koloni, warna koloni dan warna balik
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
koloni reverse color, garis-garis radial dan konsentris, dan diameter koloni. Isolat kapang endofit dari ranting buah dan ranting daun parijoto Medinilla
speciosa Reinw. ex Blume yang telah difermentasi sebanyak 8 isolat, kemudian dilakukan karakterisasi pada masing-masing isolat secara makroskopik dan
mikroskopik.
Isolat RB11
Secara makroskopik isolat RB11 memiliki diameter 8 cm. warna miselium putih tebal, mempunyai lingkaran konsentris yang tidak jelas, tepi tidak rata.
Warna sebalik dari isolat RB11 adalah pada pusat berwarna hijau kehitaman yang sekelilingnya berwarna putih. Secara mikroskopik isolat RB11 mempunyai hifa
yang bersekat, hifa juga bercabang.
a b
c Gambar 4.2 Isolat RB11 secara makroskopik dan mikroskopik
a Isolat RB11 umur 6 hari tampak depan b Isolat RB11 umur 6 hari tampak belakang
c Pengamatan pada mikroskop cahaya perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Isolat RB12
Secara makroskopik isolat RB12 mempunyai miselium tebal berwarna putih keabu-abuan. Warna sebalik berwarna hitam. Secara mikroskopik isolat
RB12 hifanya memiliki sekat dan bercabang.
a b
c Gambar 4.3 Isolat RB12 secara makroskopik dan mikroskopik
a Isolat RB12 umur 6 hari tampak depan b Isolat RB12 umur 6 hari tampak belakang
c Pengamatan pada mikroskop cahaya perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
Isolat RB13
Secara makroskopik isolat RB13 memiliki diameter 8,5 cm. Warna miselium pada pusat berwarna hijau tebal dan sekelilingnya berwarna putih tebal.
Mempunyai tepi yang tidak rata, miseliumnya memenuhi cawan. Warna sebalik pada pusat berwarna hitam dan sekelilingnya berwarna putih. Secara mikroskopik
RB13 isolat hifanya memiliki sekat dan bercabang.
44
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d
Gambar 4.4 isolat RB13 secara makroskopik dan mikroskopik a Isolat RB13 umur 7 hari tampak depan
b Isolat RB13 umur 7 hari tampak belakang c pengamatan hifa bersepta perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
d pengamatan pada mikroskop cahaya perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
Isolat RB14
Secara makroskopik isolat RB14 memiliki diameter 8,5 cm. Miselium berwarna abu-abu sedikit kekuningan dengan latar hijau muda. Tepi hifa tidak
rata. Hifa memenuhi cawan petri. Warna sebalik pada pusat lingkaran berwarna hijau tua dengan warna miselium di sekitarnya berwarna hijau sedikit coklat dan
tepinya berwarna hijau muda. Secara mikroskopik isolat RB14 hifanya memiliki sekat dan bercabang.
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d
Gambar 4.5 isolat RB14 secara makroskopik dan mikroskopik a Isolat RB14 umur 7 hari tampak depan
b Isolat RB14 umur 7 hari tampak belakang c pengamatan hifa bersepta perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
d pengamatan pada mikroskop cahaya perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
Isolat RB21
Secara makroskopik isolat RB21 memiliki diameter 9 cm. warna miselium putih ada kuningnya. Miselium tebal dan memiliki lingkaran konsentris yang
tidak jelas. Memiliki tepi yang tidak rata. Warna sebalik hifa berwarna hitam, dengan sekitarnya berwarna coklat berbentuk seperti bunga. Isolat RB21 hifanya
memiliki sekat dan bercabang.
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d
Gambar 4.6 isolat RB21 secara makroskopik dan mikroskopik a Isolat RB21 umur 8 hari tampak depan
b Isolat RB21 umur 8 hari tampak belakang c Pengamatan pada mikroskop cahaya perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
d Pengamatan hifa septa pada perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
Isolat RB23
Secara makroskopik isolat RB23 memiliki miselium berwarna kuning kecoklatan. Memiliki tepi yang tidak rata. Miseliumnya tipis menempel dan
memiliki warna sebalik pada pusanya berwarna hitam. Isolat RB23 hifanya memiliki sekat dan bercabang, membentuk spiral, konidianya tinggi dan
menggulung.
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d
Gambar 4.7 RB23 secara makroskopik dan mikroskopik a RB23 umur 7 hari tampak depan
b RB23 umur 7 hari tampak belakang c pengamatan hifa septa pada perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
d pengamatan hifa menggulung pada perbesaran 200 kali tanpa pewarnaan
Isolat RD22
Secara makroskopik isolat RD22 memiliki diameter 8,5 cm, miselium berwarna putih seperti bunga. Memiliki 3 lingkaran konsentris dan memiliki tepi
yang tidak rata. Warna sebalik miselium berwarna coklat kehitaman. Isolat RD22 hifanya memiliki sekat dan bercabang.
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d
Gambar 4.8 isolat RD22 secara makroskopik dan mikroskopik a Isolat RD22 umur 7 hari tampak depan
b Isolat RD22 umur 7 hari tampak belakang c pengamatan hifa septa pada perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
d pengamatan mikroskopik pada perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
Isolat RD26
Isolat RD26 memiliki diameter 9 cm. Miseliumnya tipis dan berwarna putih kekuningan dengan pusat warna kecoklatan. Tepinya rata. Warna sebalik
pada pusatnya coklat dan sekitarnya kuning. Isolat RD26 hifanya memiliki sekat dan bercabang.
49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d
Gambar 4.9 isolat RD26 secara makroskopik dan mikroskopik a Isolat RD26 umur 7 hari tampak depan
b Isolat RD26 umur 7 hari tampak belakang c pengamatan mikroskopik pada perbesaran 200 kali tanpa pewarnaan
d pengamatan hifa septa pada perbesaran 400 kali tanpa pewarnaan
4.8 Uji aktivitas antibakteri kapang endofit