25 kali pemesanan. Hal ini memberikan pemesanan yang lebih banyak dan
memungkinkan perusahaan mendapatkan diskon dari pemasok. Sebaliknya, keuntungan utama dari sistem kuantitas tetap adalah memesan
sejumlah pemesanan persediaan dalam jumlah yang konstan. Pemasok juga dapat mengetahui berapa banyak yang akan dikirim dan administrasi serta transpotasi
dapat lebih diatur dalam kebutuhan yang spesifik. Keuntungan lainnya adalah bahwa sistem dapat menyelenggarakan pesanan secara optimal untuk beberapa
jenis persediaan yang memiliki karakter masing-masing. Dengan demikian jenis persediaan dengan permintaan yang sedikit akan dipesan sesering dengan jenis
persediaan dengan permintaan yang banyak. Sistem kuantitas pemesanan tetap lebih fleksibel menyesuaikan frekuensi terhadap permintaan. Keuntungan lainnya
pada sistem kuantitas pemesanan tetap ini yaitu sistem ini dapat memberikan persediaan yang lebih sedikit, karena pada kuantitas tetap terdapat pula persediaan
pengaman yang dapat membantu mengatasi ketidakpastian dalam waktu tunggu. Dalam model probabilistik dengan sistem kuantitas pemesanan tetap,
secara garis besar terdiri dari dua model yaitu model untuk permintaan yang terpisah biasanya untuk produk yang musiman, dan model untuk permintaan
yang kontinyu untuk produk yang diproduksi secara kontinyu. Model untuk permintaan yang terpisah untuk selanjutnya disebut model for diskrit demand dan
untuk permintaan kontinyu disebut service level models.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Perusahaan martabak manis Air Mancur yang memiliki kendala dalam hal ketersediaan bahan baku yang masih belum optimal, membuat perusahaan
terganggu dalam hal berproduksi sehingga mengalami kerugian baik dari biaya yang harus ditanggung akibat pemesanan bahan baku yang tidak tentu dan
hilangnya kesempatan berpoduksi lebih disaat permintaan konsumen meningkat. Permintaan konsumen terhadap martabak manis tidak tentu dan cenderung
berfluktuatif dan ini menjadi faktor sulitnya perusahaan dalam manajemen persediaan yang optimal.
Menganalisa manajemen persediaan perusahaan dapat dilakukan dengan memulai identifikasi kebijakan perusahaan dalam sistem pengadaan bahan baku
26 sehingga dapat diketahui volume pemakaian bahan baku, biaya-biaya persediaan
bahan baku, harga bahan baku, dan waktu tunggu lead time. Setelah identifikasi diketahui, maka dapat dilakukan analisis pengendalian persediaan bahan baku.
Analisis persediaan bahan baku terbagi menjadi dua yang berfungsi untuk mengetahui dan membandingkan antara pengendalian persediaan bahan baku
yang dilakukan perusahaan dengan pengendalian persediaan bahan baku yang akan dianalisis oleh penulis. Model pengendalian persediaan bahan baku yang
dilakukan berupa model EOQ model Two Bin System dimana sistem pemenuhan kembali stok bahan baku dilakukan perusahaan pada saat jumlah stok bahan baku
berada pada posisi dimana perusahaan harus melakukan pemesanan untuk pemenuhan kembali bahan baku yang habis reorder level. Titik dimana
perusahaan menentukan saat kapan harus melakukan pemesanan kembali adalah pada saat stok bahan baku tersisa sebesar 10 sampai 20 persen. Akan tetapi
perusahaan tidak melakukan perencanaan persediaan bahan baku secara tertulis namun hanya melakukan perencanaan biasa dimana bila melihat beberapa hari
kedepan terdapat hari libur nasional maka perusahaan akan merencanakan pemesanan bahan baku yang dilebihkan dari pemesanan biasa sebesar 10 sampai
20 persen. Peneliti akan melakukan analisis pengendalian bahan baku yang berbeda dengan yang dilakukan perusahaan untuk dibandingkan yang nantinya
akan dipilih mana yang lebih efisien, metode analisis tersebut adalah model persediaan probabilistik dengan model service level model. Metode probabilistik
dengan model service level models ini dipilih karena berdasarkan dengan kondisi perusahaan yang melayani job order yang sifatnya tidak pasti dan juga mampu
menggambarkan kondisi nyata pada perusahaan. Kondisi yang tidak pasti ini berawal karena perusahaan tidak bisa memprediksi berapa permintaan konsumen
setiap harinya tidak konstan maka dilakukan analisis probabilistik dengan model service level model. Kemudian dari data hasil olahan ini akan dilakukan
perhitungan nilai persediaan akhir yang akan dibandingkan dengan nilai persediaan akhir yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menghasilkan
rekomendasi perusahaan mana yang akan disarankan untuk diterapkan.
27
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional
Pengendalian Persediaan Ideal
Metode Probabilistik
Rekomendasi alternatif pengendalian persediaan bahan baku Kondisi
actual perusahaan metode
two bin sistem
Biaya persediaan
bahan baku Harga
bahan baku Lead time
Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Volume pemakaian
bahan baku Identifikasi kebijakan perusahaan dalam pengadaan bahan baku martabak manis
Masalah perusahaan : Ketersediaan bahan baku yang belum optimalmanajemen
persediaan yang belum optimal
28
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu