1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Bogor adalah salah satu kota dengan pilihan sajian kuliner yang beragam. Kota yang identik dengan sebutan kota hujan ini memberikan
karakteristik keunikan tersendiri dalam imagenya sebagai kota tujuan kuliner. Ini ditunjukkan dari banyaknya jumlah kuliner di kota Bogor, diantaranya adalah
Talas Bogor, Asinan, Roti Unyil, Toge Goreng, Macaroni Panggang, Apple Pie dan Martabak
1.
Martabak merupakan salah satu jenis kuliner yang termasuk cemilan yang cenderung mengenyangkan seperti halnya roti. Martabak ini juga sudah menjadi
makanan cemilan khas kota Bogor yang digemari, ini bisa dilihat dari berkembangnya tempat-tempat menjual martabak seperti Martabak Air Mancur,
Martabak Fatmawati, Martabak Bolu Mirah, Marta bak “AA” Warung Jambu,
Martabak Apin dan martabak kaki lima di wilayah kota Bogor. Martabak Air Mancur MAM merupakan salah satu tempat kuliner yang menyediakan
Martabak dengan cita rasa yang nikmat dan lezat serta terkenal di kota Bogor ini. Menurut pengelola ada beberapa keunggulan martabaknya antara lain bukan
hanya sebagai pioner martabak pertama di kota Bogor, MAM ini juga memiliki ukuran yang relatif besar dibandingkan dengan martabak lainnya yaitu memiliki
ukuran diameter loyang untuk martabak manis sebesar 28 cm bila dibandingkan rata-rata martabak yang lain antara 24-26 cm, selain itu memiliki banyak variasi
menu martabak manis seperti martabak buah pisang, strawberry, nanas dll, martabak manis biasa keju, coklat, kacang, martabak special Romadhan
martabak kurma, kemudian martabak telur special seafood. Selain dari variasi rasa ada juga keunggulan lainnya adalah rasa dan kualitas yang prima serta
kemasan dus dan plastik yang khusus brand MAM yang hanya ada di MAM, sehingga banyak menarik pengunjung baik lokal maupun dari luar kota. Pada
tahun 2004 restoran ini membuka cabang di Jl. Pajajaran yang terkenal sebagai
1
wisata kuliner kota Bogor, 2008.
www.indotravellers.com
. html. diakses 21 April 2011
2 lokasi transit wisatawan dan lokasi wisata kuliner yang selalu ramai baik hari libur
maupun hari biasa yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Segala peluang ini tentu akan sangat dimanfaatkan oleh perusahaan
dengan meningkatkan prioritas produk serta hasil produk yang optimal yang disukai oleh konsumen. Pada perjalanannya MAM ini tidak pernah sepi dari
pengunjung, banyaknya pengunjung pada hari tertentu membuat MAM ini terlihat penuh dengan konsumen. Tingginya jumlah konsumen ini berarti dapat
meningkatkan penjualan dan faktor penting yang harus diperhatikan adalah tersedianya stok bahan baku yang cukup. Seandainya stok bahan baku pada saat
seperti ini habis maka efek langsung yang akan terjadi pada perusahaan yaitu tidak dapat melaksanakan produksinya serta efek lain yaitu terhadap konsumen,
kemudian selanjutnya akan berdampak kepada omset perusahaan yang menurun. Gambar satu menampilkan grafik omset perusahaan dari data penjualan total
selama 5 tahun.
Gambar 1 . Grafik total penjualan perusahaan
Sumber: Martabak Air Mancur olahan data primer Dari grafik total penjualan selama 5 tahun terlihat trend meningkat pada
tahun 2006-2008 dan cenderung turun dari tahun 2008 ke tahun 2009. Menurut pemaparan pengelola, penurunan omset ini sebesar 201 juta rupiah, salah satunya
dikarenakan oleh masalah persediaan bahan baku yang tidak terkontrol baik itu kekurangan maupun berlebihan. Maka dengan penelitian ini diharapkan mampu
membantu dalam hal perencanaan manajemen persediaan yang optimal sehingga mampu menanggulangi dan mempertahankan atau menekan penurunan omset
perusahaan.
Rp0 Rp500.000.000
Rp1.000.000.000 Rp1.500.000.000
Rp2.000.000.000 Rp2.500.000.000
Rp3.000.000.000 Rp3.500.000.000
Rp4.000.000.000
2006 2007
2008 2009
2010 Omset
3 Persediaan bahan baku memberikan fleksibilitas dalam hal pengadaan.
Tanpa persediaan yang cukup perusahaan harus selalu menyiapkan dana yang besar agar setiap waktu dapat membeli bahan baku yang diperlukan sama seperti
halnya yang terjadi di martabak air mancur ini. Sebaliknya persediaan bahan baku pada suatu saat akan dapat menjadi lebih tinggi karena bagian pengadaan
memanfaatkan potongan pembelian. Menurut Heni 2005, setiap bagian dalam perusahaan memandang
persediaan dari berbagai sisi dengan berdasarkan pada tingkat kepentigan berbeda. Misalnya bagian Marketing menghendaki tingkat persediaan yang tinggi agar
dapat melayani permintaan pelanggan sebaik mungkin. Persediaan bahan baku yang cukup akan dapat menjamin efektifitas kegiatan produksi dan pemasaran,
karena bila persediaan kurang bisa jadi perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk merebut pasar. Pada bagian produksi diperlukan persediaan yang tinggi
untuk mencegah terhentinya produksi karena kekurangan bahan baku. Mengendalikan persediaan yang tepat bukan hal yang mudah. Bila
persediaan terlalu besar, berakibat dana menganggur yang besar tertanam dalam persediaan, meningkatnya biaya simpan dan risiko kerusakan barang yang lebih
besar. Selain itu persediaan yang terlalu besar akan mengakibatkan perputaran persediaan rendah sehingga keuntungan perusahaan menurun. Sebaliknya, bila
persediaan terlalu kecil akan mengakibatkan risiko terjadinya stock out karena barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan seseuai dengan yang
dibutuhkan. Hal tersebut mengakibatkan terhentinya proses produksi, tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan sampai perusahaan tidak dapat
melanjutkan usahanya. Mengingat pentingnya arti persediaan dan dampaknya bila kekurangan persediaan, maka perlu dilakukan pengelolaan dan pengendalian
persediaan yang baik. Berdasarkan kondisi yang melatarbelakangi hal tersebut, terlihat bahwa
peran persediaan dalam suatu usaha pengolahan atau manufaktur sangat penting. Secara nyata perlu dilakukan perbaikan terhadap pola perencanaan dan
pengendalian persediaan agar tingkat persediaan mencapai tingkat optimal. Hal-hal yang perlu dihindari dalam sistem perencanaan dan pengendalian
bahan baku adalah terjadinya over stock atau sebaliknya shortage yang
4 mengakibatkan stock out terhadap produk yang dihasilkan. Kondisi-kondisi ini
juga sering dikeluhkan oleh pengelola martabak air mancur dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku yang digunakan.
1.2 Perumusan Masalah