41 Secara umum penjualan martabak manis mengalami peningkatan dari
bulan September-Desember 2011 dengan rata-rata peningkatan per-bulannya sebesar 17,23 persen. Peningkatan ini terjadi karena banyaknya hari libur nasional
yang membuat banyak terjadi transaksi pembelian dan juga setelah terjadi perbaikan menejemen dalam proses produksi pembuatan martabak manis dari
yang awalnya menggunakan 2 orang pegawai kini menjadi 4 orang dihari biasa dan 5 orang dihari libur.
6.2 Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi martabak manis dimulai dari merancang target penjualan bulanan martabak manis. Penyusunan target penjualan dilakukan oleh
Store manager, dilakukan secara sederhana tidak sistemastis seperti halnya perencanaan umumnya yang memakai pendekatan peramalan penjualan moderen.
Store manajer menetapkan target penjualan berdasarkan informasi penjualan beberapa bulan sebelumnya dan target penjualan pada bulan yang sama pada
tahun lalu dan isu tentang perkembangan kuliner jajanan di kota Bogor. Informasi atau isu ini didapat dari penelusuran media cetak, pembicaraan di konsumen serta
pengamatan langsung di lapangan. Salah satu contoh informasi atau isu dalam perkembangan kuliner yang menjadi respon untuk store meneger menetapkan
target penjualan adalah bahwa pada media cetak ada info akan diadakan pameran jajanan kuliner di wilayah kota Bogor maka store meneger menangkap informasi
ini dan menentukan peningkatan target penjualan dengan membuka stand dilokasi tersebut.
Target penjualan bulanan disusun akhir bulan November, menargetkan penjualan untuk bulan Desember hingga Januari 2012 atau dengan kata lain
penyusunan perencanaan penjualan ini dilakukan untuk target 2 sampai 3 bulan kedepan. Hal ini dilihat dari data penjualan yang mengalami perubahan berarti
dalam rentang waktu itu.
6.3 Perencanaan Persediaan Bahan Baku
Perencanaan persediaan bahan baku dilakukan oleh bagian produksi atau logistik pergudangan. Selanjutnya perencanaan persediaan bahan baku dibagi
menjadi dua kelompok yaitu pertama kelompok dalam perencanaan pemesanan bahan baku yang terintegrasi dengan bagian keuangan dan yang kedua adalah
42 persediaan bahan baku yang akan dikelola oleh bagian produksi di gudang. Bahan
baku yang dipesan ke bagian keuangan adalah tepung terigu, gula pasir, mentega, telur ayam, wysman, keju, susu, kemasan, dan bahan tambahan lain serta
peralatan, melalui bagian purchasing. Selanjutnya bagian keuangan memberikan persetujuan akan sejumlah kebutuhan input persediaan yang dibutuhkan bagian
logistik. Input persediaan yang akan dikelola bagian logistic adalah semua bahan baku yang akan disusun tata letaknya di gudang dengan sistem first in first out dan
kemudian melakukan hal tersebut lagi setelah saat ROL atau pemesanan input ke bagian keuangan berdasarkan tingkat ROL.
6.4 Penyimpanan Persediaan Bahan Baku