Faktor kondisi Parameter pertumbuhan

46

4.7.2. Faktor kondisi

Faktor kondisi yaitu keadaan atau kemontokkan ikan yang dinyatakan dalam angka-angka berdasarkan data panjang dan bobot. Rata-rata faktor kondisi ikan kurisi bervariasi untuk setiap pengambilan data. Pada ikan kurisi jantan, faktor kondisi terbesar pada waktu 24 Maret 2011 sebesar 1,1960 dan terendah pada waktu 12 Mei 2011 sebesar 0,8891. Faktor kondisi ikan kurisi betina tertinggi terdapat pada waktu 10 Maret 2011 sebesar 1,2406 dan terendah pada waktu 12 Mei 2011 sebesar 1,0467 Gambar 15. Secara keseluruhan nilai rata-rata faktor kondisi ikan kurisi betina lebih besar dibandingkan ikan kurisi jantan. Gambar 15. Faktor kondisi ikan kurisi Nemipterus furcosus di PPN Karangantu, Teluk Banten berdasarkan waktu pengambilan contoh Faktor kondisi ikan kurisi jantan berkisar antara 0,8891-1,1960 sedangkan faktor kondisi ikan kurisi betina berkisar antara 1,0467-1,2406. Berdasarkan Gambar 15 dapat terlihat bahwa faktor kondisi ikan kurisi betina selama penelitian lebih tinggi dibandingkan ikan jantan, hal tersebut diduga terkait dengan tingkat kematangan gonadnya dimana tingkat kematangan gonad ikan kurisi betina selama penelitian ini lebih tinggi dibandingkan ikan jantan. Faktor kondisi menunjukkan keadaan ikan dari segi kapasitas fisik untuk bertahan hidup dan melakukan reproduksi Effendie 2002. Effendie 2002 juga menyatakan bahwa faktor kondisi juga akan berbeda tergantung makanan, umur, jenis kelamin dan kematangan gonad.

4.7.3. Parameter pertumbuhan

Parameter pertumbuhan diduga menggunakan metode plot Ford-Walford. Ford-Walford merupakan metode paling sederhana untuk menduga parameter 47 pertumbuhan dengan interval pengambilan contoh yang sama King 1995 serta memerlukan data panjang rata-rata ikan setiap kelompok ukuran panjang Sparre Venema 1999. Pertumbuhan ikan kurisi jantan menggunakan persamaan Von Bartalanffy dengan koefisien pertumbuhan K sebesar 0,21 dan panjang asimtotik sebesar 322,95 mm. Koefisien pertumbuhan K untuk ikan kurisi betina sebesar 0,31 dan panjang asimtotik sebesar 319,84 mm Tabel 11. Tabel 11. Parameter pertumbuhan ikan kurisi Nemipterus furcosus di PPN Karangantu, Teluk Banten Contoh ikan Parameter pertumbuhan K tahun L ∞ mm t ₀ tahun Jantan 0,21 322,95 -2,54 Betina 0,31 319,84 -1,70 Persamaan Von Bartalanffy yang terbentuk untuk ikan kurisi jantan adalah dan L t = 322,95 [1 - e -0,21t + 2,54 ] Gambar 16 dan persamaan untuk ikan kurisi betina adalah L t = 319,84 [1 - e -0,31 t + 1,70 ] Gambar 17. Metode untuk pendugaan umur ikan di daerah tropis dapat melalui analisis frekuensi panjang. Umur bertambah sehingga panjang ikan semakin bertambah. Ikan yang memiliki nilai koefisien pertumbuhan rendah maka umurnya semakin tinggi karena lama untuk mencapai nilai asimtotiknya Spare dan Venema 1999. Gambar 16. Kurva pertumbuhan ikan kurisi Nemipterus furcosus jantan di PPN Karangantu, Teluk Banten 48 Gambar 17. Kurva pertumbuhan ikan kurisi Nemipterus furcosus betina di PPN Karangantu, Teluk Banten Faktor penyebab kecepatan pertumbuhan ikan adalah kesediaan makanan di perairan. Parameter pertumbuhan sangat penting dalam pendugaan stok karena dapat menentukan panjang asimtotik suatu ikan. Panjang maksimum ikan kurisi yang tertangkap di PPN Karangantu, Teluk Banten adalah 248 mm untuk ikan kurisi jantan dan 230 mm untuk ikan kurisi betina, sedangkan nilai panjang asimtotik infinitif sebesar 322,95 mm untuk ikan kurisi jantan dan 319,84 mm untuk ikan kurisi betina. Semakin jauhnya ukuran panjang maksimum ikan dari panjang infinitifnya asimtotik dapat menjadi indikasi bahwa ikan tersebut sudah mengalami overfishing akibat tekanan penangkapan yang tinggi. Pada Gambar 16 dan 17 dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan ikan kurisi tidak sama setiap rentang kehidupannya. Ikan yang berumur muda memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dibandingkan ikan berumur tua. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan di beberapa tempat memiliki nilai K dan L ∞ yang berbeda-beda. Nilai K yang besar maka L ∞ akan semakin kecil dan memiliki umur yang relatif pendek karena semakin besar nilai koefisien pertumbuhan K maka ikan semakin cepat untuk mencapai panjang infinitifnya sehingga umurnya relatif lebih pendek. Perbedaan nilai K dan L ∞ ikan kurisi dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan yang berbeda. Faktor keterwakilan data ikan kurisi contoh yang diambil dan waktu pengambilan contoh juga dapat menyebabkan perbedaan tersebut. 49

4.8. Mortalitas dan Laju Eksploitasi