38
Gambar 9. Sebaran frekuensi panjang ikan kurisi Nemipterus furcosus jantan dan betina di PPN Karangantu Teluk Banten pada bulan Februari
2011-Mei 2011
Perbedaan ukuran panjang total disebabkan beberapa faktor seperti tempat pengambilan contoh ikan, keterwakilan contoh yang diambil, dan kemungkinan
tekanan penangkapan yang tinggi. Untuk jenis ikan yang sama ukuran panjang totalnya belum tentu sama di daerah yang berbeda, karena adanya faktor luar yang
dapat mempengaruhi hal tersebut. Effendie 2002 menyatakan faktor dalam yang mempengaruhi seperti keturunan, jenis kelamin, umur, parasit, dan penyakit.
Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan ikan adalah suhu dan makanan. Hal tersebut yang menyebabkan berbedanya pertumbuhan ikan di setiap
tempat dan waktu. Dengan asumsi bahwa ikan contoh sudah mewakili populasi yang ada maka ukuran panjang total maksimum ikan yang semakin mengecil dapat
mengindikasikan adanya tekanan penangkapan yang tinggi.
4.6. Kelompok Umur
Analisis kelompok umur dilakukan pada setiap pengambilan contoh. Hal ini dilakukan untuk melihat perubahan rata-rata panjang pada setiap pengambilan
contoh.
39
Gambar 10. Frekuensi panjang ikan kurisi Nemipterus furcosus jantan periode Februari 2011–Mei 2011 di PPN Karangantu Teluk Banten
40
Gambar 11. Frekuensi panjang ikan kurisi Nemipterus furcosus betina periode Februari 2011–Mei 2011 di PPN Karangantu Teluk Banten
41
Pada Gambar 10 dan Gambar 11 diketahui bahwa ikan kurisi mengalami pertumbuhan panjang, pergeseran modus ke arah kanan dan perubahan ukuran
panjang ikan setiap pengambilan contoh baik jantan maupun betina. Dalam penggunaan metode NORMSEP Normal Separation yang terdapat dalam program
FISAT II FAO-ICLARM Stock Assessment Tool sangat diperhatikan nilai indeks separasi Tabel 6 dan Tabel 7. Menurut Hasselblad 1996, McNew Summerfelt
1978 serta Clark 1981 in Sparre Venema 1999 menjelaskan bahwa indeks separasi menggambarkan kualitas pemisahan dua kelompok umur yang berdekatan.
Apabila indeks separasi kurang dari dua 2 maka tidak mungkin dilakukan pemisahan kelompok umur karena akan terjadi tumpang tindih dengan kedua
kelompok umur tersebut. Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7, dapat dilihat tidak ada indeks separasi yang diperoleh kurang dari dua 2. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil pemisahan kelompok umur ikan kurisi dapat diterima dan digunakan untuk analisis berikutnya. Ikan kurisi pada umumnya memiliki 1 atau 2 kelompok umur
yang cenderung membentuk sebaran normal. Tabel 6. Sebaran kelompok umur
ikan kurisi N
emipterus
furcosus
jantan
di PPN Karangantu, Teluk Banten
setiap pengambilan contoh
Tanggal Nilai Tengah
Simpangan Jumlah
Indeks separasi
mm Baku Populasi
24 Februari 2011 131.29
12.34 19.00
- 10 Maret 2011
133.04 14.58
68.00 -
24 Maret 2011 148.15
21.24 45.00
- 215.49 20.45
16.00 3.23
7 April 2011 153.86
40.88 68.00
- 21 April 2011
165.65 21.73
44.00 -
12 Mei 2011 105.71
11.71 52.00
- 170.53 25.91
52.00 3.45
Tabel 7. Sebaran kelompok umur
ikan kurisi N
emipterus
furcosus
betina
di PPN Karangantu, Teluk Banten
setiap pengambilan contoh
Tanggal Nilai Tengah
Simpangan Jumlah
Indeks separasi
mm Baku Populasi
24 Februari 2011 134.17
15.93 25.00
- 10 Maret 2011
145.35 17.84
53.00 -
24 Maret 2011 149.89
10.97 41.00
- 7 April 2011
110.18 13.55
27.00 -
170.52 35.26 23.00
2.47 21 April 2011
120.50 20.42
13.00 -
178.11 10.86 15.00
3.68 12 Mei 2011
148.20 22.92
48.00 -
42
4.7. Pertumbuhan