Ketidakpastian Hasil Tangkapan HASIL DAN PEMBAHASAN

53

4.10. Ketidakpastian Hasil Tangkapan

Berdasarkan data sekunder periode 2006-2010, produksi ikan kurisi yang didaratkan di PPN Karangantu Teluk Banten mengalami fluktuasi Gambar 21. Hal ini sangat dipengaruhi oleh upaya penangkapan nelayan di PPN Karangantu. Penangkapan ikan kurisi tidak hanya dipengaruhi dari faktor manusia tetapi juga dipengaruhi faktor alam seperti kondisi cuaca, musim, dan arus. Gambar 21. Grafik produksi ikan kurisi yang didaratkan di PPN Karangantu, Teluk Banten periode 2006-2010 Pendugaan analisis ketidakpastian dengan analisis Monte-Carlo terhadap produksi ikan kurisi dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengelolaan yang berkala times series data. Simulasi ini diharapkan dapat terlihat peramalan forecasting yang terjadi mengenai pergerakan hasil tangkapan ikan kurisi. Pendugaan tersebut merupakan resiko secara kuantitatif terhadap hal-hal yang dapat terjadi namun tidak diinginkan. Hasil analisis Monte-Carlo pada produksi ikan kurisi Gambar 22 memperlihatkan grafik yang menyerupai kurva sebaran normal. Penyebaran ini menyatakan adanya ketidakpastian dalam penangkapan ikan kurisi. Pada Gambar 21 dapat dilihat bahwa puncak penangkapannya sangat berfluktuasi dan tidak menentu, hal tersebut menggambarkan bahwa penangkapan ikan kuisi di Teluk Banten mengandung ketidakpastian. 54 Cry stal Ball Student Edition Not f or Commercial Use Frequency Chart .000 .007 .014 .021 .028 7 14 21 28 -6328.51 1484.83 9298.17 17111.51 24924.85 1,000 Trials 6 Outliers Forecast: Produksi Gambar 22. Diagram frekuensi produksi ikan kurisi periode 2000-2010 yang didaratkan di PPN Karangantu, Teluk Banten Ketidakpastian dalam penangkapan dapat terlihat dari hasil perhitungan secara statistik yang didasarkan kepada nilai rata-rata dan galat baku Tabel 14. Perhitungan statistik dengan 1000 percobaan simulasi diperoleh galat baku sebesar 182,12. Rata-rata produksi per tahun diperoleh sebanyak 8500,44 kg dengan fluktuasi produksi ikan kurisi per tahun sebesar 5759,27 kg. Galat baku yang didapatkan lebih kecil dibandingkan nilai rata-ratanya namun memiliki nilai cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa peluang ketidakpastian tangkapan terhadap nilai kurisi pada PPN Karangantu cukup terjadi kemungkinannnya. Keruncingan sebesar 2,81 dan nilai kurtosis yang tinggi menunjukkan grafik sebaran normal semakin landai berarti volume produksi yang dihasilkan semakin bervariasi. Nilai kemiringan sebesar 0,08 hampir mendekati nol menggambarkan gafik tersebut grafik sebaran normal. Nilai kurtosis menggambarkan keruncingan atau kerataan suatu distribusi data dibandingkan dengan distribusi normal. Pada distribusi normal, nilai kurtosis sama dengan nol. Berdasarkan hasil analisis didapatkan angka 2,81 artinya bahwa grafik sebaran normal di atas menunjukkan distribusi yang relatif merata. 55 Tabel 14. Nilai statistik produksi ikan kurisi periode 2000-2010 di PPN Karangantu, Teluk Banten Statistik deskriptif Percobaan 1000 Rata-rata 8500,44 Nilai tengah 8471,47 Mode --- Simpangan baku 5759,27 Ragam 33169247,69 Kemiringan 0,08 Kurtosis 2,81 Koefisien keragaman 0,68 Rata-rata standar kesalahan 182,12 Apabila grafik membentuk sebaran normal, maka dapat dikatakan bahwa terjadi ketidakpastian terhadap produksi ikan kurisi. Hasil yang menyatakan sebaran normal pada produksi ikan kurisi menunjukan fluktuasi produksi ikan tersebut. Semakin kecil nilai standar deviasi terhadap rata-rata maka tingkat keseragaman data nilai semakin tinggi. Nilai deviasi produksi tinggi maka dapat dikatakan keadaan produksi ikan kurisi memiliki faktor ketidakpastian yang tinggi. Ketika kegiatan penangkapan terganggu maka produksi dalam penangkapan ikan juga terganggu. Fluktuasi pada dasarnya merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan dalam perikanan, baik dari segi produksi, harga, maupun jumlah populasi ikan yang ada. Jika dalam model prediksi, nilai dari parameter tidak diketahui, maka keputusan yang dihasilkan bagi pengelolaan dapat menjadi suatu kesalahan yang dapat menimbulkan resiko sebagai akibat dari ketidakpastian tersebut Surya 2004. Hasil tangkapan yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya musim penangkapan, cuaca, daerah penangkapan, berubah dari alat tangkap yang digunakan dan jumlah armada penangkap ikan, perilaku nelayan serta teknologi atau sarana lain yang mendukung keberhasilan kegiatan penangkapan. Faktor tersebut membuat volume produksi sumberdaya perikanan yang ditangkap dapat berubah dari waktu ke waktu dan tidak dapat diramalkan. Banyaknya ketidakpastian dalam kegiatan perikanan dapat menimbulkan resiko bagi kelangsungan kegiatan perikanan. 56

4.11. Pengelolaan Sumberdaya Ikan Kurisi di Teluk Banten