Kondisi Ikan Kurisi di Perairan Teluk Banten Kondisi Perairan Teluk Banten

32

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Ikan Kurisi di Perairan Teluk Banten

Penduduk di sekitar Teluk Banten kebanyakan memiliki profesi sebagai nelayan. Alat tangkap yang banyak digunakan oleh para nelayan adalah jaring dogol, bagan, jaring insang, payang dan lain-lain. Kapal yang digunakan umunya berukuran 6 GT. Hasil tangkapan utama nelayan di Teluk Banten berupa ikan pepetek, cumi-cumi, kurisi, kembung, kuniran dan lain-lain. Berikut ini disajikan gambar hasil tangkapan per jenis ikan dominan tahun 2010 di PPN Karangantu Gambar 6. Gambar 6. Hasil tangkapan per jenis ikan dominan tahun 2010 di PPN Karangantu Sumber : Ditjen-Tangkap DKP 2011 Ikan kurisi di Teluk Banten yang didaratkan di PPN Karangantu sebagian besar ditangkap dengan menggunakan alat tangkap jaring dogolgardan. Pengoperasian alat tangkap ini dengan menggunakan alat bantu mesin gardan berkekuatan sekitar 6 PK untuk menarik jaring. Daerah penangkapannya di utara Pulau Panjang yang memiliki dasar pantai pasir berlumpur dengan kedalaman diatas 16 meter. Penangkapan ikan dilakukan pada siang hari, dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore. Ikan kurisi akan didistribusikan ke daerah Serang, Cilegon, Tangerang dan Jakarta dalam bentuk segar maupun olahan ikan asin. 33

4.2. Kondisi Perairan Teluk Banten

Pada wilayah pantai utara Jawa, ada beberapa teluk yang dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan tangkap, salah satunya adalah Teluk Banten yang terletak di Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Perairan Teluk Banten secara geografis terletak pada 05º49’45”–06º02’00” LS dan 106º03’00”–106º16’00” BT. Teluk Banten ini terletak pada jarak 60 km sebelah Barat kota Jakarta. Kawasan ini mempunyai panjang pantai sekitar 22 km dan luasnya kira-kira 150 km 2 dengan berbagai variasi kedalaman mulai dari 0,2 m sampai 9 m, oleh sebab itu Teluk Banten termasuk perairan yang dangkal dengan turbiditas tinggi Tiwi 2004. Dasar perairan pada umumnya lumpur berpasir. Pada teluk terdapat beberapa pulau kecil dengan beberapa yang terbentuk dari gosong karang. Pulau Panjang merupakan pulau yang terbesar, yang berpenduduk dan pulau yang terluar yaitu Pulau Kali Nuraini 2004. Sebagian besar kawasan teluk bagian barat yang meliputi Kecamatan Kepuh dan Bojonegara dimanfaatkan untuk kawasan industri dan Pelabuhan Bojonegara. Kawasan teluk bagian selatan yang meliputi Kecamatan Kasemen dan Karangantu dimanfaatkan untuk berbagai peruntukan seperti kawasan industri, perumahan nelayan, pertambakan dan pelabuhan perikanan Karangantu yang berdampingan dengan pelabuhan niaga kayu. Bagian timur dari teluk ini yang meliputi Kecamatan Tirtayasa dan Pontang merupakan kawasan peruntukan pertambakan dan sebagian dari kawasan lindung Cagar Alam Pulau Dua Tiwi 2004. Perairan teluk dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim barat dan musim timur. Musim barat merupakan musim hujan, pada bulan Desember hingga Februari curah hujan tertinggi. Musim timur merupakan musim kemarau. Musim penangkapan di Teluk Banten ini yaitu pada musim timur Nuraini 2004. Pengamatan faktor hidrologi perairan Teluk Banten secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh Laut Jawa. Kecuali pada perairan muara sungai dan sekitarnya salinitas menurun pada musim hujan. Pengamatan pada tahun 1998-1999, menunjukkan bahwa suhu air di Teluk Banten berkisar antara 28–31,5 ºC dengan rata-rata 29,5 ºC. Salinitas di daerah penangkapan ikan sekitar 28–33,8 ppm, salinitas rendah 20 ppm terjadi pada musim hujan Januari-Februari di perairan dekat muara sungai. Rendahnya salinitas akibat masuknya air hujan dari sungai 34 yang bermuara di Teluk Banten. Kecerahan disekitar pulau-pulau karang di tengah Teluk Banten hingga utara Pulau Panjang bervariasi antara 2–10 m Nuraini 2004.

4.3. Nisbah Kelamin