B. Deskripsi Data
Hasil penelitian diperoleh dari angket yang telah diisi oleh responden. Angket yang penulis sebarkan kepada 88 responden meliputi variabel persepsi siswa kelas
XI terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Setelah data dari angket terkumpul, data tersebut diolah
dengan cara memberi skor pada masing-masing alternatif pernyataan dan memberi skor pada masing-masing responden agar memudahkan penulis dalam
menganalisis data hasil penelitian tersebut.
a. Variabel Persepsi Siswa
Persepsi siswa terhadap profesioanlisme guru Pendidikan Agama Islam dapat diketahui dari hasil angket yang telah disebarkan kepada 88 siswa, dan
hasil analisis dari wawancara dengan beberapa siswa. Adapun data-data yang telah penulis peroleh dari hasil penelitian melalui angket yang disebarkan
kepada siswa, penulis menganalisisnya dalam bentuk deskripsi sebagai berikut.
1 Guru PAI menciptakan suasana yang kondusif dalam KBM di kelas
No Alternatif Jawaban
F 1
Sangat Sering SS 26
2 Sering S
38 3
Kadang-Kadang KK 17
4 Pernah P
6 5
Tidak Pernah TP 1
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 26 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering menciptakan suasana yang kondusif dalam
proses mengajar di kelas. 38 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering menciptakan suasana yang kondusif di kelas. 17 siswa menyatakan bahwa
guru PAI kadang-kadang menciptakan suasana yang kondusif dalam proses mengajar di kelas. 6 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah
menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar di kelas, dan 1
siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menciptakan suasana yang kondusif dalam proses mengajar di kelas. Hal ini menunjukkan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam sering menciptakan suasana yang kondusif dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Salah satu komponen proses belajar mengajar ialah siswa siap dalam menerima pelajaran. Hal ini akan berlangsung jika diarahkan oleh guru
dengan menggunakan pendekatan strategi
1
agar tercipta suasana yang nyaman bagi siswa untuk memahami materi pelajaran yang akan
dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa guru PAI sering bercerita sebelum pelajaran dimulai sehingga membuat
siswa bersemangat dalam memahami materi pelajaran yang akan disampaikan guru.
2
2 Guru PAI melakukan review materi sebelumnya
No Alternatif Jawaban
F 1
Sangat Sering SS 9
2 Sering S
29 3
Kadang-Kadang KK 40
4 Pernah P
10 5
Tidak Pernah TP Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 9 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering melakukan review materi yang telah dipelajari sebelumnya.
29 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering melakukan review materi pelajaran sebelumnya. 40 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-
kadang melakukan review materi pelajaran sebelumnya, dan 10 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah melakukan review materi pelajaran
sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam kadang-kadang melakukan review materi pelajaran sebelum melanjutan
materi yang akan disampaikan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar
1
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010, h. 142
2
Hasil Wawancara dengan Adam Setiawan, kelas XI IPA 4 pada 13 Oktober 2016
KBM di kelas. Selain itu, tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru tidak pernah melakukan review materi pelajaran sebelumnya.
Kesiapan belajar siswa dapat diketahui dengan kematangan intelektual, artinya kondisi siswa yang dicapai melalui proses kematangan untuk
kematangan intelektualisasi lanjutan.
3
Hal ini menjadi tanggung jawab sistem pendidikan, sehingga siswa siap menuju ke tingkat pemahaman
yang lebih mendalam.
4
3 Guru PAI peduli dengan kesulitan belajar siwa
No Alternatif Jawaban
F 1
Sangat Sering SS 16
2 Sering S
49 3
Kadang-Kadang KK 17
4 Pernah P
6 5
Tidak Pernah TP Jumlah
88
Diketahui bahwa sebanyak 16 siswa menyatakan bahwa guru PAI sangat sering peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran.
Adapun siswa yang menyatakan guru PAI sering peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran sebanyak 49 siswa, dan sebanyak 17
siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran, serta sebanyak 6 siswa
menyatakan bahwa guru PAI pernah peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI
tidak pernah peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam sering
peduli dengan kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses belajar di kelas. Perubahan dan perkembangan siswa di sekolah akan terlihat pada
dimensi fisik dan psikis yang mampu menimbulkan masalah tertentu bagi
3
Sudarwan Danim, Khairil, Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 165
4
Ibid, h. 171