Analisa Karakteristik DAS Analisis Data Sekunder

Tabel 19 Batasan pada SOP operasi waduk Constraint Normal Kering Basah outflow Djuanda ≤210 m 3 s Tidak ada batasan Tidak ada batasan outflow Djuanda ≥ kebutuhan ≥ kebutuhan Jan-Jun ≥ kebutuhan ≥ 90 demand Jul-Dec Elevasi Saguling ≤ 641,0 m ≥ 625,8 m ≤ 645,0 m Elevasi Cirata Tidak ada batasan ≥ 206,5 m Tidak ada batasan volume di Saguling 21 21 21 volume di Cirata 29 29 29 volume di Djuanda 50 50 50 Pada perioda Maret 2010, terlihat bahwa hidrograf debit yang teramati di Nanjung, hulu waduk Saguling Gambar 39, menunjukkan beberapa kali terjadi debit puncak diatas 450 m 3 detik sehingga, selama periode bulan Maret ini merupakan perioda ekstrim basah. Gambar 39 Kondisi debit air yang masuk ke waduk Saguling Dengan tingginya inflow masuk ke waduk Jatiluhur akibat pengeluaran dari Saguling dan Cirata, telah menyebabkan meningkatnya elevasi muka air di waduk Jatiluhur melewati spillway. Sebenarnya, waduk Saguling dapat memanfaatkan tampungan banjirnya pada elevasi + 643 m dpl sd + 645 m dpl dan demikian pula waduk Cirata pada elevasi + 220 m dpl sd + 223 m dpl sehingga tidak perlu mengeluarkan debit yang cukup besar kehilir untuk memberi kesempatan pada waduk Jatiluhur menurunkan muka airnya. Namun karena kepentingan pembangkitan listik oleh PLN, maka debit yang seharusnya ditahan kenyataanya terus dilepas ke waduk Jatiluhur. Untuk mengetahui sejauh mana kondisi muka air 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 D e b it A lir a n m d e tik 3 1 2 2 8 9 1 2 1 1 7 1 1 1 2 1 1 1 7 1 1 2 2 1 1 2 7 1 2 1 1 2 6 1 2 11 1 2 1 6 1 2 2 1 1 2 2 6 1 3 3 1 3 8 1 3 1 3 1 3 1 8 1 3 2 3 1 3 2 8 1 WAKTU diketiga waduk bila Saguling dan Cirata memanfaatkan tampungan banjirnya flood pool storage dilakukan simulasi dan skenario dibawah ini. Skenario Operasi Waduk pada Saat Banjir Polaoperasi ketiga waduk disimulasikan dengan skenario dan asumsi sebagai berikut: a. Inflow yang masuk ke waduk untuk kondisi banjir diasumsikan sama dengan hidrograf banjir tanggal 19 Maret sampai dengan 25 Maret 2010. b. Simulasi dilakukan dengan mempertahankan elevasi muka air di waduk Saguling sekitar + 643 m dpl hingga + 644 m dpl. c. Simulasi di waduk Cirata dicoba dengan variasi tinggi muka air dari + 220 m dpl hingga + 223 m dpl. d. Simulasi di Waduk Jatiluhur dengan variasi tinggi muka air dari + 107 m dpl hingga + 108 m dpl. Pengaturan outflow Jatiluhur bervariasi mulai dari 200 m 3 detik sampai dengan 500 m 3 detik, sehingga tinggi muka air TMA mencapai level tertentu e. Adanya hujan lebat yang akan berakibat banjir di Karawang. Skenario pengoperasian waduk dibuat untuk mengurangi debit keluar dari Jatiluhur tetapi masih aman bagi bendungan itu sendiri. Hasil simulasi menunjukkan bahwa: a. Simulasi tanpa upaya menahan air di Waduk Saguling dan Cirata akan membahayakan waduk Jatiluhur karena elevasi maksimumnya + 109,25 m dpl atau 0,75 m di bawah elevasi spilway Ubrug meskipun dari waduk Jatiluhur telah dikeluarkan debit 500 m 3 detik tanpa memperhatikan banjir di hilir b. Jika saguling tetap dipertahankan + 643 m dpl dan waduk Cirata menahan Elevasi waduk hingga + 223 m dpl memanfaatkan tampungan banjirnya dengan pengeluaran debit 200 m 3 detik, maka TMA di Jatiluhur mencapai elevasi tertinggi +107,98 m dpl. Hal ini tidak membahayakan bendungan, karena masih ada sisa tinggi 2,02 m dari elevasi Ubrug. c. Simulasi coba dilakukan dengan memanfaatkan tampungan banjir Waduk Saguling terlihat bahwa elevasi maksimum di waduk Saguling mencapai + 644,37 m dpl, di Cirata + 221,36 m dpl dan bila di Jatiluhur mengeluarkan debit 400 m 3 detik, maka TMA maksimum di Juanda +108,34 m dpl. d. Simulasi coba dilakukan juga dengan memanfaatkan tampungan banjir diwaduk Cirata, TMA di Cirata akan mencapai elevasi + 222,44 m dpl, sehingga waduk Jatiluhur cukup mengeluarkan debit 200 m 3 detik sehingga TMA maksimum di Jatiluhur hanya mencapai + 108,70 m dpl yang berarti masih berjarak 1,3 m dari spillway Ubrug. Hal ini dapat menurunkan beban banjir di hilir waduk Jatiluhur. Hasil simulasi untuk berbagai skenario yang dilakukan untuk berbagai pola pengeluaran outflow dari ketiga waduk dapat dilihat pada Gambar 40 sd Gambar 42 ini adalah kondisi inflow, outflow dan fluktuasi muka air di ketiga waduk pada saat kondisi muka air banjir dimana kondisi muka air di ketiga waduk sangat berfluktuasi untuk suatu periode waktu yang relatif singkat . Gambar 40 TMA maksimum di waduk Saguling dengan menahan TMA + 644 m dpl Gambar 41 TMA maksimum di waduk Cirata dengan menahan TMA + 222 m dpl Operasi Waduk Saguling pd Bulan Maret 100 200 300 400 500 600 700 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 Ta ngga l Q m 3s 642,00 642,50 643,00 643,50 644,00 644,50

T. M.

A m Inflow Outflow T.M.A MAN Operasi Waduk Cirata pd Bulan Maret 100 200 300 400 500 600 700 800 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 Ta ngga l Q m 3 s 218,00 218,50 219,00 219,50 220,00 220,50 221,00 221,50 222,00 222,50 223,00

T. M

.A m m Inflow Outflow T.M.A MAN