pengelolaan sumber daya air, sehingga kesenjangan akan berkurang. Putaran umpan balik ini merupakan putaran yang mencari kestabilan, yaitu titik optimal
pengelolaan sumber daya air yang dapat dilaksanakan dengan ketersediaan dana, teknologi, dan sumber daya manusia yang ada.
Gambaran di atas menunjukkan pentingnya peran lembaga Perum Jasa Tirta yang mampu mendanai operasi dan pemeliharaan melalui biaya jasa pengelolaan
sumber daya air sebagai suatu cost recovery, disamping masih diperlukannya peran pemerintah dalam melaksanakan pengembangan prasarana sumber daya air.
Semua sub-model tersebut ditransformasi menjadi stock flow diagram SFD sebagai penjabaran causal loop diatas disajikan dalam Lampiran 5.
Perilaku sub-model dijabarkan dalam aliran energi dan informasi dalam SFD dengan pendekatan matematis. Penyusunan SFD dan pendekatan matematisnya
dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Powersim Studio 2005E. Tampilan menu model pengelolaan sumber daya air Citarum secara
berkelanjutan dibuat guna memudahkan alur simulasi yang akan dilakukan lihat lampiran 5. Menu model menampilkan judul dengan hyperlink pada setiap sub-
menu yang akan ditampilkan dalam simulasi. Sub-sub menu tersebut adalah causal loop; SFD; grafik dan tabel terkait penduduk; grafik dan tabel terkait
lingkungan; grafik dan tabel terkait ketersediaan air; serta grafik dan tabel terkait nilai ekonomi.Selain itu, tampilan menu juga mengakomodasi grafik dan tabel
validasi, serta persamaan yang digunakan dalam model tersebut.
6.2. 1 Perumusan Rancang Bangun Sub Model a
Sub-Model Sosial Kependudukan
Sub-sistem sosial kependudukan terdiri dari parameter utama berupa jumlah penduduk dan indeks pemenuhan kebutuhan air. Parameter turunan pertambahan
jumlah penduduk merupakan agregat dari adanya pertumbuhan penduduk berupa kelahiran dan imigrasi, serta pengurangan jumlah penduduk yang terdiri dari
kematian dan emigrasi. Penduduk dibedakan berdasarkan lokasi service area dari Waduk Jatiluhur sebagai penghasil sumber daya air yang dikelola PJT II.
Penduduk diklasifikasi menjadi penduduk yang berdomisili di DKI Jakarta dan di luar DKI Jakarta non-DKI. Stock flow diagram sub-model sosial kependudukan
disajikan dalam Gambar 53.
Gambar 53 Stock-flow diagram sub-model sosial kependudukan
b Sub-Model Lingkungan
Sub-sistem lingkungan berupa akumulasi beban pencemar ke dalam badan sungai.Stock flow diagram sub-model lingkungan disajikan dalam Gambar 54.
Gambar 54 Stock-flow diagram sub-model lingkungan Peningkatan penduduk akan mendorong peningkatan limbah domestik yang
masuk ke badan sungai. Limbah tersebut bisa berupa beban pencemar yang secara terus menerus terakumulasi pada badan sungai. Diasumsikan penduduk di DKI
Jakarta pada awal simulasi adalah 8,84juta orang dengan laju pertambahan penduduk sebesar 1,06 per tahun. Sementara penduduk non-DKI berjumlah
12,39 juta orang pada awal tahun simulasi dengan laju pertambahan penduduk sebesar 1,75 per tahun. Beban emisi limbah penduduk yang tidak diolah
mengandung beban pencemar sebesar 53 gram BODkapita per hari. Beban pencemar lainnya berasal dari kegiatan non-domestik lainnya, seperti
kegiatan industri, kegiatan pertanian dan kegiatan peternakan. Beban pencemar akibat kegiatan industri berasal dari limbah yang diolah treated dan yang tidak
diolah un-treated. Beban pencemar dari kegiatan pertanian berasal dari lahan perkebunan dan lahan sawah. Sementara beban pencemar kegiatan peternakan
berasal dari berbagai jenis ternak yang dipelihara masyarakat dan limbahnya masuk ke dalam badan air pada DAS Citarum.
c Sub-Model Nilai Ekonomi
Sub-sistem perekonomian daerah dicerminkan oleh parameter utama berupa nilai keuntungan ekonomis dalam bentuk revenue dan biaya pengelolaan yang
harus dikeluarkan. Keuntungan yang dihasilkan berasal dari penjualan sumber daya air berupa air baku PDAM, hasil penjualan listrik PLN, dan beban jasa
sumber daya air BJ-SDA lainnya. Beban jasa SDA lainnya terdiri dari penggunaan badan air untuk wisata, iuran keramba jaring apung KJA, sarana
penunjang air minum SPAM, dan lain-lain. Stock flow diagram sub-model nilai ekonomi disajikan dalam Gambar 55.
Gambar 55 Stock-flow diagram sub-model nilai ekonomi
6.2.2 Simulasi Model a
Sub-Model Sosial Kependudukan
Hasil simulasi pertumbuhan penduduk memperlihatkan kecenderungan pertumbuhan positif positive growth naik mengikuti kurva eksponensial pada
tahun simulasi 2010 sampai 2040. Hal ini disebabkan secara kumulatif laju tingkat pertumbuhan penduduk lebih besar dibandingkan dengan tingkat pengurangan
penduduk. Laju pertambahan penduduk ini terdiri dari jumlah penduduk eksisiting ditambah dengan jumlah kelahiran dan jumlah imigrasi yang masuk ke wilayah
DKI Jakarta dan sekitarnya. Jumlah petumbuhan penduduk di DKI Jakarta sebesar 1,06 BPS DKI Jakarta, 2010. Sementara jumlahpetumbuhan penduduk di
wilayah non-DKI Jakarta sebesar 1,75. Hasil simulasi pertumbuhan penduduk disajikan pada Gambar 56 dan Tabel
24. Grafik jumlah penduduk memperlihatkan prediksi peningkatan yang signifikan mulai tahun 2010 sebanyak 21,2 juta jiwa sampai menjadi 32,9 jutajiwa
pada tahun 2040.
Gambar 56 Hasil simulasi pertumbuhan penduduk Tabel 24 Hasil simulasi pertumbuhan penduduk
Jumlah Penduduk
01 Ja n 2010 01 Ja n 2020
01 Ja n 2030 01 Ja n 2040
10.000.000 20.000.000
30.000.000
P e nduduk DKI P e nduduk No n-DKI
P e nduduk To ta l
P e
n d
u d
u k
ji w
a
Time Penduduk DKI
Penduduk Non-DKI Penduduk Total Indeks Pemenuhan Kebutuhan Air 01 Jan 2010
01 Jan 2015 01 Jan 2020
01 Jan 2025 01 Jan 2030
01 Jan 2035 01 Jan 2040
8.842.346,00 9.321.031,47
9.825.630,85 10.357.547,02
10.918.258,76 11.509.324,96
12.132.388,87 12.387.819
13.510.361 14.734.623
16.069.824 17.526.016
19.114.164 20.846.223
21.230.165 22.831.392
24.560.254 26.427.371
28.444.275 30.623.489
32.978.612 0,6961
0,7635 0,8579
0,9272 0,9527
0,9348 0,8537
Waktu
Indeks pemenuhan kebutuhan air baku adalah perbandingan antara kebutuhan air baku terhadap ketersediaannya. Berdasarkan hasil simulasi di atas,
diketahui bahwa indeks pemenuhan air baku baru berkisar sebesar 0,69 pada tahun2010 dan mencapai 0,95 pada sekitar tahun 2030 Gambar 57, namun
menurun lagi seiring pesatnya peningkatan kebutuhan air menjadi 0,85 pada tahun 2040. Hal ini terjadi karena sampai saat ini masih terdapat kesenjangan antara
faktor-faktor yang mendukung ketersediaan air baku dengan kebutuhan yang terus meningkat, artinya rata-rata fraksi peningkatan kebutuhan melebihi rata-rata fraksi
peningkatan ketersediaan. Dampak dari adanya kesenjangan ini, menyebabkan pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat tidak pernah terpenuhi secara optimal
indeks 1.
Gambar 57 Hasil simulasi pemenuhan kebutuhan
b Sub-Model Lingkungan
Hasil simulasi disajikan pada Gambar 58 dan Tabel 25 menunjukkan bahwa jumlah beban pencemar BP yang berasal dari kegiatan domestik, industri,
pertanian dan peternakan. Beban pencemar domestik menyumbang limbah terbesar diikuti BP industri, BP pertanian dan BP ternak.
Pertumbuhan beban pencemar domestik sangat pesat seiring dengan pertambahan penduduk rata-rata 1,75 per tahun, sementara pertumbuhan
industri sangat dipengaruhi tren jenis industri tekstil yang masih dominan di DAS Citarum dengan pertumbuhan 1,4 per tahun. Berikutnya sumber pencemar
pertanian dan peternakan diasumsikan tetap.
01 Ja n 2010 01 Ja n 2015
01 Ja n 2020 01 Ja n 2025
01 Ja n 2030 01 Ja n 2035
01 Ja n 2040 0,0
0,2 0,4
0,6 0,8
Time
In d
e k
s P
e m
e n
u h
a n
K e
b u
tu h
a n
A ir
Gambar58 Hasil simulasi peningkatan beban pencemar Pada kondisi eksisting tahun 2010 BP sebesar 673,80 ton BODhari,
1.184,84 ton CODhari dan 24,52 kgCrhari dan diprediksikan akan meningkat menjadi1.033,67 ton BODhari, 1.886,93 ton CODhari dan 43,03 kg Crhari pada
tahun 2040 seperti pada Tabel 25 berikut ini. Tabel 25 Hasil simulasi peningkatan beban pencemar
c Sub-sistem Nilai Ekonomi
Gambar 59 dan Tabel 26 menunjukkan hasil simulasi ketersediaan air dan kebutuhan air di wilayah DKI Jakarta. Ketersediaan air direpresentasikan dengan
banyaknya distribusi air yang bisa dilakukan oleh operator penyalur, seperti PDAM. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebutuhan air penduduk DKI Jakarta
akan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduknya. Pada tahun 2010 setidaknya diperlukan debit air sebesar 17,9 m
3
detik dan meningkat terus hingga sebesar 24,6 m
3
detik pada tahun 2040 untuk memenuhi kebutuhan air penduduk DKI Jakarta.
2500 2000
1500 1000
500
0 1 Ja n 2 0 1 0 0 1 Ja n 2 0 2 0
0 1 Ja n 2 0 3 0 0 1 Ja n 2 0 3 0
B e
ba n
P en
ce m
ar a
n to
n h
a ri
C O D
B O D C r
B P - B OD B P - C OD
B P - C r
Time
Time BP BOD
BP COD BP Cr
01 Jan 2010 01 Jan 2015
01 Jan 2020 01 Jan 2025
01 Jan 2030 01 Jan 2035
01 Jan 2040 673,80
722,38 775,03
832,09 893,94
960,99 1.033,67
1.184,84 1.283,28
1.388,50 1.500,96
1.621,15 1.749,62
1.886,93 24,52
27,12 29,89
32,85 36,02
39,41 43,03
Waktu