Multi Dimensional Scaling MDS

pengkajian hubungan-hubungan yang terdapat diantara peubah-peubah. Teknik kuantitatif dan simulasi digunakan untuk mengkaji keterkaitan antar peubah dalam sebuah model. Sistem yang diberi abstrak dan deskripsi yang disederhanakan memudahkan penggunaan model untuk menentukan usaha-usaha penelitian atau menguraikan garis besar suatu masalah untuk pengkajian yang lebih mendetail.

2.8.2 Verifikasi dan Validasi Model

Verifikasi model dilakukan sebagai proses uji sahih untuk mengetahui berbagai kelemahan maupun kekurangan, serta identifikasi berbagai persoalan yang harus diantisipasi dalam kaitan penerapan kebijakan yang dihasilkan Eriyatno Sofyar, 2007. Menurut Hartrisari 2007 kata verifikasi diartikan sebagai menyatakan kebenaran, ketepatan atau kenyataan to establish the truth, accuracy or reality, sedangkan kata valid didefinisikan sebagai mendapatkan hasil kesimpulan yang benar, berdasarkan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Validitas adalah salah satu kriteria penilaian keobyektifan yang ditunjukkan dengan sejauh mana model dapat menirukan fakta Muhammadi et al., 2001. Sementara validasi model memiliki berbagai teknik untuk melaksanakannya. Teknik-teknik validasi tersebut antara lain: 1 animation, 2 comparison to the other models, 3 degeneration test, 4 event validity, 5 test extreme condition, 6 face validity, 7 faxed values, 8 historical data validation, 9 historical method, 10 internal validity, 11 multistage validity, 12 operational graphic, 13 parameter variability-sensitivity analysis, 14 predictive validation, 15 traces dan 16 turing test. Studi ini memanfaatkan face validity terhadap para pakar guna memeriksa kesesuaian antara prilaku model dengan prilaku sistem yang diwakilinya. III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Wilayah DAS Citarum yang terletak di Propinsi Jawa Barat meliputi luas 6.541 Km 2 . Secara administratif DAS Citarum meliputi enam kabupaten yaitu: Karawang, Purwakarta, Subang, Cianjur, Sumedang, Bandung, serta dua kota yaitu: Bandung, dan Cimahi lihat Gambar 8. DAS Citarum memiliki fungsi strategis karena melayani kebutuhan air berbagai sektor yaitu untuk pertanian irigasi, air minum, industri dan PLTA. Berdasarkan potensi ekonomi, lingkungan dan sosialnya, stakeholders DAS Citarum tidak hanya masyarakat pada wilayah diatas, tetapi juga termasuk masyarakat DKI Jakarta yang mengkonsumsi air minum yang berasal dari DAS Citarum. Penelitian ini dilaksanakan selama 18 bulan dari bulan Juni 2010 sampai dengan Desember 2011 dari tahap persiapan, survey dan pengumpulan data, analisis dan penulisan disertasi. Gambar 8 Lokasi penelitian DAS Citarum

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai Gambar 9. Tujuan penelitian pertama dicapai dengan beberapa tahapan yaitu pengumpulan data sekunder dan data primer yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan MDS multi dimensional scalling untuk mendapatkan status keberlanjutan DAS Citarum. Tujuan kedua untuk mendapatkan kebijakan prioritas pengelolaan sumber daya air DAS Citarum dilakukan melalui FGD focus group discussion guna mendapatkan struktur hirarki terkait kebijakan prioritas. Hal ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif yang selanjutnya dijadikan bahan kuisioner guna diisi oleh para pakar sebagai bahan pembobotan alternatif kebijakan. Hasilnya dianalisis dengan menggunakan teknik AHP analysis hierarchy process untuk memperoleh kebijakan prioritas. Semua hasil di atas dijadikan sebagai bahan pemodelan menggunakan analisis sistem dinamik dan analisis kebijakan guna menghasilkan sintesa model konseptual kebijakan guna memenuhi tujuan ketiga dari penelitian ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber dilakukan dengan menggunakan beberapa cara sebagai berikut: a Studi literatur dan pengumpulan data sekunder Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder ditunjang berbagai literatur pendukung. Data sekunder dilakukan melalui pengumpulan data, laporan dan dokumen serta publikasi yang diterbitkan oleh instansi terkait, serta berbagai jurnal, materi seminar dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik penelitian. Instasi terkait tersebut antara lain Perum Jasa Tirta II, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Dinas PSDA, Balai PSDA Citarum, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung, Badan Pusat Statistik BPS, Direktorat Jendral Pengelolaan Sumberdaya Air Kementerian PU dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan. b Wawancara Wawancara dilakukan secara semi terstruktur dengan beberapa narasumber kunci dan pihak-pihak lain yang terkait. Hasil wawancara ditunjang dengan pengumpulan data dari masyarakat dan stakeholders terkait melalui kuesioner. c Focus Group Discussion FDG Focus group discussion dilaksanakan dengan para stakeholders pengelola sumber daya air di lingkungan kementerian PU dan institusi dari luar negeri yang bekerjasama dengan kementerian PU. Diskusi ini memberikan wawasan baru tentang pengalaman, kendala dan permasalahan dalam melaksanakan kebijakan Data primer Data sekunder Tujuan Diagram Penelitian Metode 1. Menganalisis sejauh mana status keberlanjutan DAS Citarum ditinjau dari berbagai prespektif Studi Literatur Status Keberlanjutan Analisis Deskriftif Survey Pakar Wawancara AHP Analisis Sistem Dinamik Face Validity AME Verifikasi Validasi

3. Merumuskan model kebijakan pengelolaan SDA

pada DAS Citarum yang berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan kemampuan pusat – daerah. Model Dinamik Model Kebijakan Kebijakan Prioritas 2. Menganalisis urutan prioritas dalam merumuskan sistem pengelolaan SDA pada DAS Citarum yang berkelanjutan berdasarkan tujuan, kinerja serta alternatif lembaga pelaksananya; Analisis MDS Struktur Hirarki FGD Kondisi Kekritisan Analisis Kebijakan Tools Pustaka CDP 3.05 Rap-Citarum Powersim Studio 2005E MODEL KONSEPTUAL KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAS CITARUM Model Kelembagaan Model Pendanaan Model Manajemen Fungsi Publik Fungsi Ekonomi Pembagian Kewenangan Pusat – Daerah Pemodelan Kuisioner Persepsi Keberlanjutan Gambar 9 Diagram alir penelitian. 57 dalam pengelolaan SDA, baik dari sudut kelembagaan, manajemen dan pendanaan pada negara yang lebih maju.

3.4 Metode Analisis Data

Masalah pengelolaan SDA pada DAS Citarum rumit dan kompleks karena permasalahan ekologis berinteraksi dengan permasalahan ekonomi dan sosial, kemudian berimplikasi pada permasalahan kelembagaan yang menimbulkan beberapa faktor yang saling terkait dalam suatu ruang wilayah. Mengingat kompleksitas permasalahan tersebut, maka secara holistik penelitian dilakukan melalui pendekatan sistem systems approach yang dirancang guna merumuskan kebijakan pengelolaan SDA DAS Citarum secara berkelanjutan. Kebijakan tersebut dibangun melalui pendekatan manajemen basis data, manajemen basis model, dan manajemen basis knowledge. Analisis data yang digunakan terdiri dari: 1 analisis keberlanjutan yang terdiri dari analisis deskriptif dan analisis MDS guna memperoleh status keberlanjutan DAS Citarum; 2 proses hirarki analitik AHP guna mendapatkan kebijakan prioritas; serta 3 analisis analisis sistem dinamik dan analisis kebijakan guna merumuskan sintesa model konseptual kebijakan secara keseluruhan.

3.4.1 Analisis Keberlanjutan

Analisis keberlanjutan ini dilakukan dengan dua cara yaitu analisis dengan menggunakan teknik multi dimensional scalling MDS dan analisis deskriptif berdasarkan data sekunder. 1 Analisis MDS Analisis indeks dan status keberlanjutan dilakukan dengan teknik ordinasi Rap-Citarum, modifikasi dari Rapfish yang menempatkan sesuatu pada urutan yang terukur dengan metode MDS. Metoda ini melakukan transformasi multi dimensi ke dalam dimensi yang lebih rendah. Pada penelitian ini, dimensi aspek keberlanjutan yang dipergunakan adalah ekologi, ekonomi, teknik, sosial budaya, kebijakan dan kelembagaan. Keenam dimensi tersebut memiliki atribut atau indikator yang terkait dengan keberlanjutan. Indikator yang digunakan dalam analisis keberlanjutan ini diadopsi dari Rapfish yang dimodifikasi Rap-Citarum sesuai dengan kondisi lingkungan