Gambar 10 DAS Citarum
4.1.1 Kondisi Morfologi
Morfologi yang terbentuk di DAS Citarum adalah hasil kegiatan tektonik dan vulkanisme, dilanjutkan proses erosi dan sedimentasi. Kondisi morfologi
DAS Citarum adalah sebagai berikut:
Morfologi Gunung Api, Daerah hulu anak-anak sungai pada DAS Citarum
terbentuk dari morfologi gunung api yang memiliki karaktersitik relief landai - bergunung, elevasi ketinggian 750
– 2300 m diatas muka laut m dpl, kemiringan lereng di kaki 5
– 15, di tengah 15 – 30, dan di puncak 30 – 90 . Pola aliran sungai sejajar dan radier, umumnya merupakan daerah resapan utama air tanah
dangkal dan dalam serta tempat keluarnya mata air –mata air pada lokasi tekuk
lereng. Batuan penyusun berupa endapan gunungapi muda dan tua, terdiri dari tufa, breksi, lahar dan lava. Proses geodinamis adalah aktivitas gunung api dan
pengangkatan karena magma, serta agradasi karena longsoran tebing, erosi dan aktivitas manusia seperti penggalian, pemotongan lereng dan lain-lain.
UTARA
DAS Citarum berada pada morfologi gunung api, di daerah Bandung Utara antara lain berderet G. Tangkubanparahu 2.075m, G. Burangrang 2.064m, G.
Bukit Tunggul 2.209m, dan G. Manglayang 1800m, dengan anak-anak Sungai Citarum antara lain: S. Cikapundung, S. Cikeruh, S. Cimahi, S. Cipamokolan, S.
Cibeureum, dan S. Cipalasari yang mengalir ke arah Selatan. Sedangkan deretan di sebelah selatan adalah G. Malabar 2.343 m, G Tilu 2.040 m, G Wayang
2.182m, G. Patuha, dan G. Guntur 2.040m dengan anak-anak Sungai Citarum antara lain: S. Citarum Hulu, S. Citarik, S. Cisangkuy, S. Ciasiah, dan S. Ciwidey,
mengalir ke Utara. Di daerah Cianjur antara lain G. Gede dengan anak-anak sungainya yang mengarah ke Timur menuju Waduk Cirata. Atlas SDA Dinas
PSDA, 2005.
Morfologi Perbukitan, morfologi ini dibagi menjadi perbukitan batuan beku
dan bergelombang, mempunyai karaktersitik yaitu relief berbukit, terpisah, elevasi ketinggian 700
– 1500 m diatas muka laut m dpl, kemiringan lereng 15 - 70, berpola aliran sungai sejajar dan dendritik, umumnya bukan daerah resapan utama
air tanah. Batuan penyusun berupa batuan beku intrusi dan lava serta breksi gunung dan batuan sedimen tersier. Proses geodinamis adalah patahan aktif, serta
agradasi karena longsoran tebing, erosi dan aktivitas manusia. DAS Citarum mempunyai morfologi perbukitan intrusi antara lain G. Parang 975m, G Haur
522m di sekitar waduk Jatiluhur, G Lagadar 800 m, G. Lalakon di Cimahi Bandung, dan gugusan G.Geulis di sekitar Banjaran- Ciparay Bandung.
Perbukitan bergelombang memanjang, terjal terdapat di sekitar Rajamandala dekat Waduk Saguling.
Morfologi Pedataran, Morfologi pedataran dapat dibagi menjadi dataran
tinggi, dataran kipas aluvium, dataran aluvium sungai, dataran rawa dan pantai. Mempunyai karaktersitik yaitu relief rendah, elevasi ketinggian 0
– 700 m diatas muka laut m dpl kemiringan lereng 0 - 15, Sungai-sungai meandering, berpola
sejajar dan dendritik, umumnya merupakan daerah banjir dan lepasan air tanah. Batuan penyusun berupa kipas gunung api, endapan sedimen sungai, pantai dan
rawa. Proses geodinamis adalah longsoran tebing sungai, erosi dan aktivitas manusia seperti penggalian, penimbunan dan lain-lain. Datarantinggi terdapat di
Cekungan Bandung dan sekitarnya, sedangkan sisanya berada pada dataran kipas