Mengendalikan pertumbuhan kegiatan di PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya.

secara eksisting tidak terdapat pada hirarki yang sama, sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.1. TABEL 4.1 SISTEM PERKOTAAN PKN KAWASAN PERKOTAAN BODEBEK BOGOR, DEPOK, BEKASI PKN Kota Hirarkhi I Kota Hirarkhi II Kota Hirarkhi III Kawasan Perkotaan Bodebek Kota Bekasi Cikarang pusat Tarumajaya Sukatani Cibarusah Kota Bogor Cibinong Cileungsi Jonggol Parung Semplak Rumpin Parungpanjang Leuwiliang Jasinga Kota Depok Cimanggis Sumber : RTRW Provinsi Jawa Barat

2. Mengendalikan pertumbuhan kegiatan di PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya.

Wilayah yang termasuk ke dalam PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya adalah Kota Bandung, kawasan perkotaan di dalam wilayah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang yang berbatasan dengan Kota Bandung. Penetapan Kawasan Perkotaan Bandung Raya sebagai PKN memperhatikan perkembangan kegiatan perkotaan yang sangat pesat, terutama pada sektor industri, perdagangan dan jasa, serta pendidikan tinggi berskala nasional dan internasional.Perkembangan tersebut salah satunya diindikasikan oleh tingginya alih fungsi lahan menuju kawasan perkotaan dan tingkat urbanisasi yang tinggi.Kota Bandung dan Kota Cimahi memiliki tingkat urbanisasi 100. Ditinjau dari kinerja perekonomian, Kabupaten dan Kota Bandung merupakan wilayah penyumbang PDRB tertinggi terhadap Jawa Barat, bahkan Kota Bandung memiliki Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE tertinggi di Jawa Barat selama tahun 2000-2006, yaitu di atas 7. Struktur perekonomian telah bergeser menuju sektor sekunder dan tersier, diantaranya industri pengolahan, perdagangan, jasa dan pariwisata. Dominasi sektor industri pengolahan di Kabupaten Bandung sebesar 65,05, Kota Cimahi 71,79, dan Kabupaten IV-6 Bandung Barat sebesar 56,39. Kawasan perkotaan Bandung Raya merupakan salah satu sentra industri pengolahan tekstil dan produk tekstil TPT termasuk garmen dan konveksi, industri pengolahan makanan, industri kimia dan industri logam. Kota Bandung sendiri telah mengalami pergeseran struktur ekonomi dengan kontribusi sektor tersier sebesar 62,13 tertinggi di Jawa Barat. Demikian halnya dengan sektor perdagangan dan pariwisata di Kota Bandung, diperlihatkan dengan tingginya pergerakan orang menuju Kota Bandung dan tingginya tingkat hunian hotel di Kota Bandung, terutama setelah dibangunnya jalan tol yang Jakarta-Cikampek-Purwakarta-Padalarang. Skala pelayanan bersifat nasional dan internasional yang dimiliki Kawasan Perkotaan Bandung Raya telah mampu menempatkan kawasan ini sesuai fungsinya sebagai PKN.Aksesibilitas dari dan menuju Kawasan Perkotaan Bandung Raya yang semakin meningkat telah mendorong meningkatnya pergerakan orang dan barang. Terminal peti kemas dryport Gedebage di Kota Bandung merupakan salah satu gerbang ekspor-impor berskala internasional, selain itu Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung, tetap menjadi salah satu titik keluar masuk pergerakan berskala nasional bahkan internasional, antara lain ke Singapura dan Malaysia. Kegiatan perkotaan yang sangat beragam tersebut berimplikasi pada peningkatan timbulan sampah dan limbah yang cukup tinggi, sehingga keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir TPA regional yang mampu mewadahi kebutuhan di masa mendatang sangat penting untuk direalisasikan. Perkembangan PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya perlu dikendalikan untuk mengurangi kecenderungan alih fungsi lahan yang menerus di kawasan perkotaan, mengingat fungsi lindung di Kawasan Bandung Utara harus tetap dipertahankan selain mengembangkan potensi sektor ekonomi yang dimiliki. Dalam mencapai target 45 kawasan lindung Jawa Barat dan untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan, maka perkembangan Kawasan Perkotaan Bandung Raya perlu dikendalikan, diantaranya melalui :  mendistribusikan kegiatan ekonomi berskala nasional ke arah timur Jawa Barat, yaitu ke PKN Cirebon dan Pusat-Pusat Kegiatan Wilayah yang terletak di sekitar PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya.  merealisasikan rencana pengembangan transportasi massal baik untuk angkutan orang maupun barang. IV-7  mengembangkan pembangunan permukiman vertikal di kawasan-kawasan permukiman yang telah padat dan secara fisik memungkinkan. Penetapan sistem perkotaan dalam PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya, memperhatikan perbedaan skala pelayanan dan kondisi kota-kota yang secara eksisting tidak terdapat pada hirarki yang sama, sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.2. TABEL 4.2 SISTEM PERKOTAAN PKN KAWASAN PERKOTAAN BANDUNG RAYA PKN Kota Hirarkhi I Kota Hirarkhi II Kota Hirarkhi III Kawasan Perkotaan Bandung Raya Kota Bandung Soreang Ciwidey Banjaran Majalaya Ciparay Cicalengka Rancaekek Cilengkrang Ngamprah Cililin Padalarang Cisarua Lembang Kota Cimahi Jatinangor Tanjungsari Cimanggung Sukasari Pamulihan Sumber : RTRW Provinsi Jawa Barat

3. Memantapkan fungsi PKN Cirebon