Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Lindung Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Budidaya

B. RENCANA POLA RUANG

Kebijakan pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Sumedang meliputi:

1. Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Lindung

Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung bertujuan untuk mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Barat, Luas Kawasan Lindung di Provinsi Jawa Barat adalah 1.669.288 Ha 45. Dalam rangka memenuhi kebijakan RTRW Provinsi Jawa Barat tersebut, maka proporsi Kawasan Lindung di Kabupaten Sumedang 25,84 dari total Kabupaten Sumedang, diupayakan dapat tercapai sesuai kebijakan tersebut dan juga dengan memperhatikan kondisi eksistingnya. Tabel 4.9 Rencana Sebaran Kawasan Lindung di Kabupaten Sumedang Tahun 2010 – 2030 RENCANA PEMANFAATAN RUANG LUAS LOKASI Ha KAWASAN LINDUNG 39.329,04 25,84 a. Hutan Konservasi 23.025,43 15,13 Buahdua, Conggeang,Tanjungkerta, Rancakalong, Tanjungsari. b. Sempadan sungai 16.303,61 10,71 Sungai Cimanuk, Cipeles, Cipunegara, Cilutung, Cipelang Sumber : RTRW Kabupaten Sumedang 2009 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Kawasan lindung Kabupaten Sumedang ditetapkan sebesar 39.329,04 Ha 25,84 yang meliputi : 1 Kawasan Lindung Hutan dengan luas 23.025,43 ha 15,13 , yaitu Hutan Konservasi. 2 Kawasan Lindung Non Hutan sebesar 16.303,61 ha 10,71 , yaitu Sempadan Sungai.

2. Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Budidaya

Pengembangan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Budidaya bertujuan untuk menjaga kualitas daya dukung lingkungan Kabupaten Sumedang, menciptakan penyerapan lapangan pekerjaan, terciptanya keserasian dengan Rencana Struktur Tata Ruang serta Konsep Pengembangan Wilayah yang IV-58 dikembangkan dan telah disepakati melalui dialog – dialog stakehokders dan seminar. Sebagaimana terkait dengan tujuan pengembangan di atas, maka Kriteria dan Pertimbangan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Budidaya sebagai berikut :  Pengembangan Kawasan Budidaya memperhatikan tingkat perkembangan percepatan perlambatan setiap fungsi pemanfaatan ruang dengan prioritas proporsi terbesar pemanfaatan ruang pada Kawasan Budidaya dengan perkembangan tinggi.  Pengembangan Kawasan Budidaya memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan, yaitu Kawasan Budidaya dikembangkan pada kawasan dengan skor fungsi kawasan 125.  Pengembangan Kawasan Budidaya memperhatikan dominasi kegiatan setiap Kecamatan dengan prioritas proporsi terbesar pemanfaatan ruang pada Kawasan Budidaya dengan dominasi tinggi. Pengembangan Kawasan Budidaya didasarkan pada kajian optimasi pemanfaatan lahan untuk tercapainya laju pertumbuhan ekonomi dan target pendapatan per kapita, serta penyerapan tenaga kerja yang seimbang hingga tahun 2030. Tabel 4.10 Rencana Sebaran Kawasan Budidaya di Kabupaten Sumedang Tahun 2010 – 2030 RENCANA PEMANFAATAN RUANG LUAS HA LOKASI KAWASAN BUDIDAYA 112.890,91 74,16 a. Budidaya Pertanian 93.808,43 61,63  Pertanian lahan basah padi dan perikanan 34.175,16 22,45 Conggeang, Cimalaka, Sumedang Utara, Buahdua, Tanjungkerta, Rancakalong, Tanjungsari, Ujungjaya  Pertanian lahan kering TPLK dan peternakan 19.767,54 12,99 Conggeang, Buahdua, Tanjungkerta, Rancakalong, Tanjungsari, Cimalaka  Tanaman tahunan perkebunan 39.865,73 26,19 Conggeang, Cimalaka, Sumedang Utara, Buahdua, Tanjungkerta, Rancakalong, Tanjungsari, Ujungjaya, Cadasngampar, b. Budidaya non pertanian 19.082,48 12,54  Permukiman 12.206,95 8,02 Tersebar pada pusat-pusat pertumbuhan  Pendidikan Tinggi 1.283,50 0,84 Kawasan Jatinangor  Pariwisata 400,00 0,26 Tersebar  Pertambangan bahan galian 1.125,00 0,74 Tanjungsari, Cimalaka, Tanjungkerta, Buahdua  Kawasan pemerintahan 150,00 0,10 Kecamatan Sumedang Utara Sumber : RTRW Kabupaten Sumedang 2009 IV-59 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Kawasan budidaya Kabupaten Sumedang ditetapkan sebesar 112.890,91 Ha 74,16 yang meliputi: Budidaya pertanian dengan luas 93.808,43 ha 61,63 , yaitu pertanian lahan basah, pertanian lahan kering dan tanaman tahunan perkebunan. 1 Budidaya non pertanian sebesar 19.082,48 ha 12,54 , yaitu permukiman, pendidikan tinggi, pariwisata, pertambangan dan kawasan pemerintahan. IV-60 IV-61

4.1.2 Aspek Fisik

Kabupaten Sumedang terletak antara 6º44’-70º83’ Lintang Selatan dan 107º21’-108º21’ Bujur Timur, dengan Luas Wilayah 152.220 Ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan. Kabupaten Sumedang memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut :  Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu  Sebelah Selatan : Kabupaten Garut  Sebelah Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang  Sebelah Timur : Kabupaten Majalengka Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Buahdua dan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Cisarua.

4.1.2.1 Topografi

Kabupaten Sumedang merupakan daerah berbukit dan gunung dengan ketinggian tempat antara 25 m – 1.667 m di atas permukaan laut. Sebagian besar Wilayah Sumedang adalah pegunungan, kecuali di sebagian kecil wilayah utara berupa dataran rendah. Gunung Tampomas 1.667 m, berada di Utara Perkotaan Sumedang. Secara rata – rata modus, tanah di Kabupaten Sumedang berada di jenis tanah Latosol, sisanya di jenis tanah Grumosol ,Andosol dan regosol, seperti yang menunjukkan topograpi wilayah Kabupaten Sumedang, terlihat bahwa luas lahan yang tidak diusahakan relatif sangat kecil dibandingkan dengan luas lahan yang sudah diusahakan. Hal ini menunjukanbahwa Kabupaten Sumedang memiliki Sumber Daya Alam memadai yang siap diolah. Luas lahan secara keseluruhan seluas 152.220 ha, yang terdiri dari lahan sawah seluas 33.277 ha 24 dan lahan darat seluas 118.943 ha 76 . Dari lahan darat sebagian besar merupakan Hutan Negara seluas 42.502 31. Hal ini memperlihatkan bahwa luas wilayah kabupaten Sumedang didominasi oleh kehutanan dan pertanian.

4.1.2.2 Hidrologi dan Klimatologi

Aspek hidrologi suatu wilayah sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah tersebut, berdasarkan hidrogeologinya, aliran- aliran sungai besar di wilayah Kabupaten Sumedang bersama anak-anak sungainya membentuk pola Daerah Aliran Sungai DAS yang dapat digolongkan IV-62 terdiri 3 DAS dengan 6 Sub DAS yaitu DAS Cimanuk meliputi Sub DAS Cimanuk Hulu, Cipeles, Cimanuk Hilir, Cilutung, DAS Citarum meliputi Sub DAS Citarik serta DAS Secara umum terjadi penurunan kuantitas curah hujan dan jumlah hari hujan dibanding dengan keadaan selama tahun sebelumnya. Dari tabel diketahui rata- rata kuantitas curah hujan tahun 2008 adalah 1.251 mm, mengalami penurunan dibanding Tahun 2007 adalah 2.365 mm, begitu pula dengan jumlah hari hujan, mengalami penurunan yaitu 72 HH Tahun 2008 dari 125 HH pada Tahun 2007. Pada Tahun 2008 jumlah hari hujan terbesar berada di Kecamatan Wado yaitu sebesar 124 hari hujan HH dan yang terkecil adalah Kecamatan Cibugel yaitu hanya 34 HH. Selama tahun 2009 curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret sebesar 4.995 Mm3 dengan rata-rata hari hujan sebanyak 24 Hh, sedangkan untuk Bulan Agustus curah hujannya paling sedikit dalam tahun 2009. diketahui rata-rata kuantitas curah hujan tahun 2009 adalah 1883 Mm3 dengan jumlah hari hujan 108 Hh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

4.1.2 Aspek Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di Wilayah Kabupaten Sumedang merupakan tanah pertanian tanah darat yang digunakan untuk pekarangan. Kolam dan tegal jumlahnya mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya meskipun hanya sedikit. Sedangkan penggunaan untuk ladannghuma tidak mengalami perubahan, begitu juga penggunaan untuk hutan negara dan perkebunan. Penggunaan untuk hutan rakyat mengalami penurunan. Penggunaan lahan merupakan suatu cara atau metode bagaimana pemanfaatan ruang suatu wilayah yang akan digunakan berdasarkan potensi dan sumber daya alam yang tersedia. Penggunaan lahan suatu wilayah dibagi menurut fungsi dan jenisnya. Penggunaan lahan menurut jenisnya dibagi menjadi dua kawasan yaitu kawasan terbangun dan non terbangun. Di Kawasan koridor Tomo-Pamulihan, kawasan terbangun terdiri dari permukiman dan gedung sedangkan penggunaan lahan non terbangun terdiri dari sawah tadah hujan, semak belukar, tanah ladang teglan, kebun, hutan, rumput, sawah irigasi dan air tawar yang kebanyakan di dominasi oleh Sawah. IV-63 Penggunaan lahan tersebut tersebar diseluruh Kawasan koridor Tomo- Pamulihan yang terdiri dari 6 kecamatan.

4.1.3 Aspek Kependudukan

Kabupaten Sumedang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Sumedang, sekitar 45 km Timur Laut Kota Bandung.Kabupaten Sumedang terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Tercatat dari profil daerah Kabupaten Sumedang tahun 2010 jumlah penduduk yang dimiliki sejumlah 1.150.187 jiwa, yang dirinci dari jumlah penduduk laki-laki sejumlah 575.698 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sejumlah 574.489 jiwa. Kecamatan Jatinangor merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar yaitu 101.140 jiwa, sedangkan yang paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Surian yaitu sebanyak 13.020 jiwa. Grafik 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Sumedang Object 3

4.1.4 Aspek Ekonomi

Tumbuhnya perekonomian suatu wilayah merupakan hasil dari pembangunan dan kerja keras semua pihak. Hasil yang diperoleh tersebut tidak terlepas dari kontribusi pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan wilayahnya, karena pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional sehingga pertumbuhan ekonomi IV-64 nasionalpun disumbang oleh pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran strategis dan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian dan kondisi sosial masyarakat Indonesia. Sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia, pemasok bahan pangan, pemasok bahan baku industri, memberikan kontribusi output terhadap PDRB, dan lain sebagainya. Perkembangan perekonomian yang ada di Kabupaten Sumedangpada dasarnya dipengaruhi oleh wilayah dari luar Kabupaten Sumedang. Dimana dengan meningkatnya permintaan dari luar Wilayah Kabupaten Sumedangakan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Wilayah Kabupaten Sumedang. Dilihat dari pengaruh perekonomian yang ada di Wilayah Kabupaten Sumedangterhadap kawasan luar Kabupaten Sumedangsendiri menunjukkan bahwa potensi yang ada di wilayah tersebut cukup memberikan pengaruh yang sangat besar dan mampu pula memberikan kontribusi sampai tingkat regional dan nasional bahkan telah mencapai tingkat internasional. Namun demikian pertumbuhan ekonomi yang cukup baik tersebut distribusi pendapatannya masih belum merata masih terjadi kesenjangan. Selain itu salah satu permasalahan perekonomian utama adalah menyangkut pengelolaan potensi-potensi perekonomian yang ada di Wilayah Kabupaten Sumedang tidak termanfaatkan dengan semaksimal mungkin.

4.1.5.1 PDRB Kabupaten Sumedang

Suatu keberhasilan pembangunan dalam satu wilayah diukur dari keberhasilan sistem pembangunan perekonomian sebagai penopang sektor lainnya dalam suatu wilayah, dimana tingkat perkembangannya dapat dilihat dari PDRB sektor unggulan yang ada di Kabuapaten Sumedang. Hal ini juga menjadi peluang bagi perluasan kesempatan kerja yang turut mendukung peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah. Selain itu juga dapat meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat dari tahun ke tahun. Adapun PDRB Kabupaten Sumedang dapat dilihat dibawah ini : IV-65 Tabel 4.11 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sumedang Atas Dasar Harga BerlakuTahun 2006-2010 Juta Rupiah LAPANGAN USAHA Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 PERTANIAN 2.053.655, 83 2.341.376, 09 2.621.536, 07 2.984.417,8 1 3.247.565,9 8 1.1 Tanaman Bahan Makanan 1.567.931, 63 1.786.421, 93 2.007.800, 14 2.239.659,7 6 2.450.375,0 1.2 Perkebunan 120.153,13 134.962,54 152.070,71 175.802,60 185.985,12 1.3 Peternakan 277.786,12 320.216,56 349.967,51 435.398,17 476.843,97 1.4 Kehutanan 43.561,06 49.507,26 56.727,33 66.125,06 61.422,60 1.5 Perikanan 44.223,89 50.267,80 54.970,38 67.432,22 72.939,29 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 8.992,04 11.218,02 12.878,24 14.600,08 14.369,04 2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - - - 2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - - - 2.3 Penggalian 8.992,04 11.218,02 12.878,24 14.600,08 14.369,04 INDUSTRI PENGOLAHAN 1.660.424, 54 1.902.224, 39 2.130.346, 10 2.399.351,7 8 2.604.459,4 9 3.1 Industri Migas - - - - - 3.2 Industri Tanpa Migas 1.660.424, 54 1.902.224, 39 2.130.346, 10 2.399.351,7 8 2.604.459,4 9 LISTRIK, GAS AIR BERSIH 181.067,35 214.188,75 246.921,92 273.611,71 290.426,09 4.1 Listrik 176.855,93 209.696,98 242.640,61 269.040,98 285.546,38 4.2 Gas Kota - - - - - 4.3 Air Bersih 4.211,42 4.491,77 4.281,31 4.570,73 4.879,71 BANGUNAN KONTRUKSI 151.577,57 173.408,14 191.552,77 222.446,91 247.093,32 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.835.394, 84 2.099.958, 02 2.329.443, 02 2.676.178,2 7 2.916.630,9 6 6.1 Perdagangan Besar Eceran 1.509.059, 87 1.722.950, 00 1.909.565, 13 2.176.665,6 4 2.358.443,1 4 6.2 Hotel 3.402,84 3.893,34 4.337,71 5.130,49 5.557,71 6.3 Restoran 322.932,13 373.114,68 415.540,18 494.382,14 552.630,11 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 524.760,98 615.373,64 692.547,17 828.154,07 889.055,50 7.1 Pengangkutan 242.792,14 284.305,55 318.409,58 380.106,06 406.552,72 7.1.1 Angkutan Rel - - - - - 7.1.2 Angkutan Jalan Raya 233.590,08 274.280,94 307.443,46 367.489,45 393.052,06 7.1.3 Angkutan Laut - - - - - 7.1.4 Angkutan Sungai Penyebrangan - - - - - 7.1.5 Angkutan Udara - - - - - IV-66 LAPANGAN USAHA Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 9.202,06 10.024,61 10.966,11 12.616,61 13.500,66 7.2 Komunikasi 39.176,70 46.762,54 55.728,02 67.941,95 75.950,06 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 309.089,59 345.349,15 382.532,15 434.493,84 478.661,34 8.1 Bank 123.693,54 141.601,01 157.277,17 188.281,43 209.728,54 8.2 Lembaga Keuangan Lainnya 19.370,01 24.442,95 27.676,58 32.198,47 36.801,07 8.3 Sewa Bangunan 161.074,89 173.485,87 190.962,99 206.514,92 223.964,23 8.4 Jasa Perusahaan 4.951,15 5.819,32 6.615,41 7.499,02 8.167,50 JASA-JASA 729.016,42 396.447,43 939.716,46 1.069.274,7 6 1.227.805,8 4 9.1 Pemerintah Umum 403.063,92 47.329,93 550.728,94 626.346,44 665.117,28 9.2 Swasta 162.976,25 174.558,75 194.493,76 221.447,59 241.340,80 9.2.1 Jasa Sosial Kemasyarakatan 87.694,03 93.146,26 103.238,15 121.953,17 133.480,84 9.2.2 Jasa Hiburan dan Rekreasi 9.892,10 10.508,07 11.640,24 12.763,78 93.933,46 9.2.3 Jasa Perseorangan dan Rumahtangga 65.390,12 70.904,42 79.615,37 86.763,78 93.933,46 PDRB 7.453.979, 16 8.099.543, 63 9.547.473, 90 10.902.529, 23 11.916.067, 56 Sumber: Kabupaten Sumedang Dalam Angka Tahun 2011 Dari data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Sumedang, dapat disimpulkan bahwa setiap tahunya dari mulai tahun 2006-2010 sektor yang paling mendominasi yaitu sektor pertanian, pada tahun 2006 sektor pertanian berjumlah 2.053.655,83, pada tahun 2007 berjumlah 2.341.376,09, pada tahun 2008 berjumlah 2.621.536,07, pada tahun 2009 berjumlah 2.984.417,81 dan pada tahun 2010 jumlahnya mencapai 3.247.565,98. Sedangkan sektor yang paling rendah pada setiap tahunnya mulai dari tahun 2006-2010 yaitu pada sektor pertambangan dan penggalian yang pada tahun 2006 sektor ini hanya berjumlah 8.992,04, pada tahun 2007 berjumlah 11.218,02, pada tahun 2008 berjumlah 12.878,24, pada tahun 2009 berjumlah 14.600,08, dan pada tahun 2010 jumlahnya hanya mencapai 14.369,04. IV-67 Grafik4.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sumedang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 Juta Rupiah Object 5 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2012 Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa total Pendapatan Domestik Regional Bruto atas harga berlaku pada tahun 2006-2010 terus mengalami kenaikan. Misalnya pada PDRB tahun 2006 totalnya mencapai 7.453.979,16kemudian pada tahun 2007 totalnya menjadi 8.099.543,63, pada tahun 2008 totalnya menjadi 9.547.473,90, pada tahun 2009 totalnya menjadi 10.902.529,23, dan terakhir pada tahun 2010 menjadi 11.916.067,56. Hal seperti ini sangat baik karena menunjukan perkembangan yang positif di Kabupaten Sumedang sehingga dalam jangka panjang bila keadaan ini terus meningkat maka akan meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kabupaten Sumedang. IV-68 Table 4.12 Persentase PDRB Kabupaten Sumedang Berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2006-2010 Jutaan Rupuah LAPANGAN USAHA Tahun Persentase 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 PERTANIAN 2.053.655,83 2.341.376,09 2.621.536,07 2.984.417,81 3.247.565,98 27,55 28,91 27,46 27,37 27,25 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 8.992,04 11.218,02 12.878,24 14.600,08 14.369,04 0,12 0,14 0,13 0,13 0,12 INDUSTRI PENGOLAHAN 1.660.424,54 1.902.224,39 2.130.346,10 2.399.351,78 2.604.459,49 22,28 23,49 22,31 22,01 21,86 LISTRIK, GAS AIR BERSIH 181.067,35 214.188,75 246.921,92 273.611,71 290.426,09 2,43 2,64 2,59 2,51 2,44 BANGUNAN KONTRUKSI 151.577,57 173.408,14 191.552,77 222.446,91 247.093,32 2,03 2,14 2,01 2,04 2,07 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.835.394,84 2.099.958,02 2.329.443,02 2.676.178,27 2.916.630,96 24,62 25,93 24,40 24,55 24,48 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 524.760,98 615.373,64 692.547,17 828.154,07 889.055,50 7,04 7,60 7,25 7,60 7,46 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 309.089,59 345.349,15 382.532,15 434.493,84 478.661,34 4,15 4,26 4,01 3,99 4,02 JASA-JASA 729.016,42 396.447,43 939.716,46 1.069.274,76 1.227.805,84 9,78 4,89 9,84 9,81 10,30 PDRB 7.453.979,16 8.099.543,63 9.547.473,90 10.902.529,23 11.916.067,5 6 100 100 100 100 100 Sumber: Kabupaten Sumedang Dalam Angka Tahun 201 IV-69 Grafik 4.3 Persentase PDRB Kabupaten Sumedang Berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2006-2010 Jutaan Rupuah Object 7 Sumber : Hasil Analisis Tahun Tabel 4.13 Produk Domestik Regional Bruto Wilayah Kabupaten Sumedang Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2010 Juta Rupiah LAPANGAN USAHA Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 PERTANIAN 1.266.993,70 1.277.827,2 6 1.326.576,6 5 1.377.844,9 8 1.820.898,6 4 1.1 Tanaman Bahan Makanan 944.329,55 939.773,31 973.479,71 1.012.582,1 5 1.445.267,3 2 1.2 Perkebunan 80.764,95 85.073,86 89.790,16 92.137,56 93.962,76 1.3 Peternakan 187.706,15 197.027,42 205.033,58 212.857,00 223.298,40 1.4 Kehutanan 29.013,23 30.718,40 32.689,79 34.055,56 31.118,10 1.5 Perikanan 25.179,82 25.234,27 25.583,41 26.212,71 27.252,06 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 5.059,51 5.572,44 5.925,59 6.210,65 5.965,83 2.1 Minyak dan Gas Bumi - - - - - 2.2 Pertambangan Tanpa Migas - - - - - 2.3 Penggalian 5.059,51 5.572,44 5.925,59 6.210,65 5.965,83 INDUSTRI PENGOLAHAN 1.154.662,17 1.211.474,1 5 1.264.936,8 5 1.320.213,7 1 1.374.013,2 9 3.1 Industri Migas - - - - - 3.2 Industri Tanpa Migas 1.154.662,17 1.211.474,1 5 1.264.936,8 5 1.320.213,7 1 1.374.013,2 9 LISTRIK, GAS AIR 106.658,33 113.484,41 124.808,45 131.785,92 138.127,44 IV-70 LAPANGAN USAHA Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 BERSIH 4.1 Listrik 103.214,93 110.030,96 121.693,73 128.574,78 134.701,56 4.2 Gas Kota - - - - - 4.3 Air Bersih 3.443,40 3.453,45 3.114,72 3.211,14 3.425,88 BANGUNAN KONTRUKSI 105.761,14 112.709,58 120.635,75 130.214,98 141.367,64 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.177.524,09 1.248.422,9 3 1.310.179,6 5 1.375.922,1 2 1.444.602,4 2 6.1 Perdagangan Besar Eceran 948.374,93 1.000.729,9 9 1.046.775,5 8 1.093.531,4 2 1.142.824,0 2 6.2 Hotel 1.852,52 1.997,83 2.164,51 2.378,31 2.525,22 6.3 Restoran 227.296,64 245.695,11 261.239,56 280.012,39 299.253,18 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 285.204,65 302.738,57 321.907,15 340.763,72 361.026,11 7.1 Pengangkutan 131.176,57 138.678,35 146.899,34 154.504,01 162.916,75 7.1.1 Angkutan Rel - - - - - 7.1.2 Angkutan Jalan Raya 125.250,01 132.537,79 140.525,94 147.775,80 155.892,08 7.1.3 Angkutan Laut - - - - - 7.1.4 Angkutan Sungai Penyebrangan - - - - - 7.1.5 Angkutan Udara - - - - - 7.1.6 Jasa Penunjang Angkutan 5.926,56 6.140,56 6.373,41 6.728,21 7.024,68 7.2 Komunikasi 22.851,51 25.381,87 28.108,46 31.755,70 35.192,60 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 183.641,99 192.314,34 201.740,97 212.860,83 224.765,50 8.1 Bank 43.539,24 45.231,68 48.055,82 52.686,34 57.306,72 8.2 Lembaga Keuangan Lainnya 13.235,45 14.455,20 15.969,33 17.457,34 19.099,97 8.3 Sewa Bangunan 123.304,04 128.865,19 133.684,78 138.419,03 143.802,25 8.4 Jasa Perusahaan 3.563,26 3.762,27 4.031,04 4.298,12 4.556,56 JASA-JASA 465.528,28 486.682,53 505.821,25 524.448,23 544.073,15 9.1 Pemerintah Umum 238.250,83 250.135,21 258.320,97 266.563,06 274.653,25 9.2 Swasta 113.638,72 118.273,66 123.750,14 128.942,59 134.709,95 9.2.1 Jasa Sosial Kemasyarakatan 60.556,66 62.698,61 65.314,95 67.794,92 70.872,90 9.2.2 Jasa Hiburan dan Rekreasi 7.234,78 7.515,56 7.742,26 8.091,41 8.469,80 9.2.3 Jasa Perseorangan dan Rumahtangga 45.847,29 48.059,49 50.692,93 53.056,25 55.367,25 PDRB 4.751.033,86 4.951.226,2 1 5.182.532,3 1 5.420.265,1 4 6.054.840,0 2 Sumber: Kabupaten Sumedang Dalam Angka Tahun 2011 IV-71 Dari data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Sumedang, dapat disimpulkan bahwa setiap tahunya dari mulai tahun 2006-2010 sektor yang paling mendominasi yaitu sektor pertanian, pada tahun 2006 sektor pertanian berjumlah 1.266.993,70, pada tahun 2007 berjumlah 1.277.827,26, pada tahun 2008 berjumlah 1.326.576,65, pada tahun 2009 berjumlah 1.377.844,98, dan pada tahun 2010 jumlahnya mencapai Rp. 1.820.898,64. Sedangkan sektor yang paling rendah pada setiap tahunnya mulai dari tahun 2006-2010 yaitu pada sektor pertambangan dan penggalian yang pada tahun 2006 sektor ini hanya berjumlah 5.059,51, pada tahun 2007 berjumlah 5.572,44, pada tahun 2008 berjumlah 5.925,59, pada tahun 2009 berjumlah 6.210,65, dan pada tahun 2010 jumlahnya hanya mencapai 5.965,83. Grafik 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Wilayah Kabupaten Sumedang Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2010 Juta Rupiah Object 9 Sumber: Hasil Analisis Tahun 2012 Dari gambar diatas mengenai total Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB atas harga konstan dapat diketahui bahwa dari tahun 2006-2010 terus mengalami kenaikan. Misalnya pada PDRB tahun 2006 jumlahnya yaitu 4.751.033,86kemudian pada tahun 2007 menjadi 4.951.226,21, pada tahun 2008 menjadi 5.182.532,31, pada tahun 2009 menjadi 5.420.265,14, dan terakhir pada tahun 2010 menjadi 6.054.840,02. Hal seperti ini sangat baik karena menunjukan perkembangan yang positif di Kabupaten Sumedang, sehingga dalam jangka panjang bila keadaan ini terus meningkat maka akan meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat Kabupaten Sumedang. IV-72 Table 4.14 Persentase PDRB Kabupaten Sumedang Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2006-2010 Jutaan Rupuah LAPANGAN USAHA Tahun Persentase 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 PERTANIAN 1.266.993,70 1.277.827,26 1.326.576,65 1.377.844,98 1.820.898,64 26,67 25,81 25,60 25,42 30,07 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 5.059,51 5.572,44 5.925,59 6.210,65 5.965,83 0,11 0,11 0,11 0,11 0,10 INDUSTRI PENGOLAHAN 1.154.662,17 1.211.474,15 1.264.936,85 1.320.213,71 1.374.013,29 24,30 24,47 24,41 24,36 22,69 LISTRIK, GAS AIR BERSIH 106.658,33 113.484,41 124.808,45 131.785,92 138.127,44 2,24 2,29 2,41 2,43 2,28 BANGUNAN KONTRUKSI 105.761,14 112.709,58 120.635,75 130.214,98 141.367,64 2,23 2,28 2,33 2,40 2,33 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.177.524,09 1.248.422,93 1.310.179,65 1.375.922,12 1.444.602,42 24,78 25,21 25,28 25,38 23,86 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 285.204,65 302.738,57 321.907,15 340.763,72 361.026,11 6,00 6,11 6,21 6,29 5,96 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 183.641,99 192.314,34 201.740,97 212.860,83 224.765,50 3,87 3,88 3,89 3,93 3,71 JASA-JASA 465.528,28 486.682,53 505.821,25 524.448,23 544.073,15 9,80 9,83 9,76 9,68 8,99 PDRB 4.751.033,86 4.951.226,21 5.182.532,31 5.420.265,14 6.054.840,02 100 100 100 100 100 Sumber: Kabupaten Sumedang Dalam Angka Tahun 2011 IV-73 Grafik 4.5 Persentase PDRB Kabupaten Sumedang Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2006-2010 Jutaan Rupuah Object 11 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2012 4..1.5.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sumedang Laju pertumbuhan ekonomi yang digambarkan melalui laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan merupakan pengukuran secara kuantitas hasil-hasil pembangunan yang digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan dalam bidang ekonomi makro.Laju pertumbuhan ekonomi suatu kecamatan menggambarkan tumbuh tidaknya perekonomian kecamatan tersebut. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai sektor ekonomi yang dimiliki kecamatan tersebut. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang. IV-74 TABEL 4.15 LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2006 – 2010 SETIAP KECAMATAN DI KABUPATEN SUMEDANG KECAMATAN 2006 2007 2008 2009 2010 1. JATINANGOR 5,17 5,2 5,22 5,19 5,33 2. CIMANGGUNG 4,91 4,89 4,72 4,54 4,79 3. TANJUNGSARI 5,03 5,07 5,09 5,11 5,01 4. RANCAKALONG 3,42 4,51 4,59 4,68 3,69 5. SUMEDANG SELATAN 4,94 5,02 5,04 5,07 5,27 6. SUMEDANG UTARA 5,06 5,13 5,16 5,18 5,58 7. SITURAJA 3,06 3,96 4,04 4,61 3,01 8. DARMARAJA 3,1 4,06 3,99 4,56 3,1 9. W A D O 3,22 4,57 4,18 4,45 3,55 10. JATIGEDE 3,09 3,84 3,86 4,04 2,7 11. T O M O 3,56 4,1 4,03 4,46 3,25 12. UJUNGJAYA 3,01 3,89 3,93 4,77 2,57 13. CONGGEANG 3,38 4,66 4,22 4,72 3,34 14. PASEH 4,13 4,3 4,29 4,79 3,97 15. CIMALAKA 4,4 4,65 4,6 4,8 4,29 16. TANJUNGKERTA 3,03 4,07 4,01 4,48 3,03 17. BUAHDUA 3,02 4,7 4,5 4,92 2,73 18. CIBUGEL 3,05 3,87 3,78 4,11 2,54 19. TANJUNGMEDAR 3,82 3,94 3,96 4,02 3,13 20. CISITU 3,26 3,88 3,91 4,26 3,23 21. PAMULIHAN 4,03 4,12 4,08 4,49 3,84 22. GANEAS 3,63 3,95 3,98 4,05 3,64 23. JATINUNGGAL 3,46 4,41 4,02 4,06 3,33 24. SUKASARI 3,44 3,92 3,97 4,03 3,31 25. CISARUA 3,36 3,91 3,83 4,12 3,63 26. SURIAN 3,04 3,86 3,71 4,01 2,19 JUMLAH KAB, SUMEDANG 4,17 4,64 4,58 4,76 4,22 Sumber: Kabupaten Sumedang Dalam Angka Tahun 2011 Secara makro, pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Sumedang pada tahun 2010 mencapai 4,22 persen. Pertumbuhan tersebut mengalami perlambatan 0,54 poin dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 4,76 persen. Sedangkan pertumbuhan perekonomian di setiap kecamatan mempunyai besaran dengan kisaran antara 2,19-5,58 persen.

4.1.5.2.1. Pendapatan Perkapita

IV-75 Pendapatan Perkapita merupakan salah satu cara untuk menghitung tingkat kesejahteraan masyarakat. Untuk di Kabupaten Sumedang sendiri dapat diketahui tingkat kesejahteraan masyarakatnya dengan cara menghitung menggunakan data jumlah penduduk dan dari PDRB atas harga konstan Kabupaten Majalengka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Tabel 4.16 Tabel 4.16 Pendapatan Perkapita di Kabupaten Sumedang Tahun 2006-2010 No Tahun Total PDRB Juta Jumlah Penduduk Pendapatan Perkapita JutaJiwa Tahun 1 2006 4.751.033,86 1.091.674 4,4 2 2007 4.951.226,21 1.112.153 4,5 3 2008 5.182.532,31 1.124.288 4,6 4 2009 5.420.265,14 1.150.187 4,7 5 2010 6.054.840,02 1.165.804 5,2 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2011 Grafik 4.6 Pendapatan Perkapita di Kabupaten Sumedang Tahun 2006-2010 Object 13 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2012 Dari hasil analisis diatas bahwa dapat disimpulkan bahwa pendapatan perkapita dari tahun 2006-2010 terus mengalami peningkatan. Mulai dari tahun 2006 pendapatan perkapita berjumlah 4,4 jutajiwatahun, tahun 2007 berjumlah 4,5 jutajiwatahun, tahun 2008 berjumlah 4,6 jutajiwatahun, tahun 2009 berjumlah 4,7 jutajiwatahun, tahun 2010 berjumlah 5,2 jutajiwatahun. Peningkatan IV-76 pendapatan perkapita ini sangat baik dan harus terus dijaga karena akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sumedang.

4.1.5.2.2 Keuangan Di Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang yang secara geografis memiliki posisi strategis sebagai lintasan utama mobilitas penduduk pada jalur lintasan regional bandung- cirebon yang sangat padat, sehingga dalam konsep pembangunan ekonomi, kondisi tersebut akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kabupaten sumedang pasca krisis menunjukkan indikasi yang membaik.laju pertumbuhan ekonomi LPE sumedang tahun 2010 mencapai 4,22 dengan nilai Rp. 6.054.840,02 atas dasar harga konstan tahun 2010. Peningkatan ini disumbangkan dari tiga kontribusi sektor utama yaitu sektir pertanian 28,12 , sektor perdagangan hotel dan restoran 26,13 dan sektor pengolahan 25,02.Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025. Dalam undang-undang nomor 33 tahun 2004 dijelaskan bahwa dalam melaksanakan pemerintahan, pemerintah daerah dilengkapi dengan seperangkat kemampuan pembiayaan yang bersumber dari pendapatan asli daerah,dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Table 4.17 Realisasi dan Sumber Pendapatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2011 URAIAN TARGET PERUBAHAN REALISASI SELISIH TAHUN 2011 S.d DESEMBER 2011 LEBIH KURANG Rp Rp Rp PENDAPATAN DAERAH 1,334,901,389,072.58 1,339,070,126,5 68.11 14,168,737,49 5.53 PENDAPATAN ASLI DAERAH 144,923,681,183.28 139,694,389,29 6.11 5,229,291,88 7.17 HASIL PAJAK DAERAH 46,759,162,767.00 51,417,482,248. 00 4,658,319,481 .00 HASIL RETRIBUSI DAERAH 10,763,611,940.51 10,520,642,334. 00 242,969,606. 51 RETRIBUSI JASA UMUM 6,945,726,000. 00 6,564,292,750.0 381,433,250. 00 RETRIBUSI JASA USAHA 988,819,136.00 966,005,500.00 22,813,636.0 RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU 2,829,066,804. 51 2,990,344.084.0 161,277,279.4 9 IV-77 URAIAN TARGET PERUBAHAN REALISASI SELISIH TAHUN 2011 S.d DESEMBER 2011 LEBIH KURANG Rp Rp Rp HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN 3,111,672,648. 00 3,111,672,649.0 1.00 BAGIAN ABA ATAS PENYERTAAN MODAL PADA PERUSAHAAN MILIK DAERAH BUMD 3,111,672,648. 00 3,111,672,649.0 1.00 LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 84,289,233,827 .77 74,644,592,065. 11 9,644,641,76 2.66 HASIL PENJUALAN ASET DAERAH YANG TIDAK DIPISAHKAN 144,395,000.00 172,845,325.00 28,450,325.00 Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Laporan Tahunan 2011 Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa sumber pendapatan sampai pada tahun 2011 di Kabupaten Sumedang Pendapatan Daerah pada target mencapai Rp. 1,334,901,389,072.58 sedangkan yang terealisasi sebanyak Rp. 1,339,070,126,568.11 maka selisih berlebih sebanyak Rp. 14,168,737,495.53 dari target tersebut.

4.1.6 Aspek Sarana Prasarana

Kondisi Sarana dan Prasarana di Kecamatan Tanjungsari diantaranya sarana Pendidikan, Kesehatan, Perdagangan, Peribadatan, Olahraga dan Perkantoran, Prasraana Air Minum, Telekomunikasi, Persampahan, Listrik, Air Limbah dan Drainase merupakan sarana dan prasarana pendukung dalam perkembangan suatu kota wilayah. Sarana Pendidikan di Kecamatan Tanjungsari terdiri dari TK, SD, SMP Negeri, SMP Swasta, SMA Negeri, SMA Swasta, SMK Negeri, SMK Swasta, MISMIN, MTsNMTsS, MANMAS dan Madrasah Diniyah Alawiyah. Sarana Pendidikan di kecamatan Tanjungsari berjumlah 156 unit yang didominasi oleh sarana Madarasah Diniyah Alawiyah sebanyak 81 Unit, Sedangkan jumlah sarana pendidikan terendah yaitu sarana SMA Negeri sebanyak 1 Unit. Kondisi sarana pendidikan di kecamatan Tanjungsari cukup baik dan memadai, Sehingga dapat menampung dan melayani seluruh siswa. Sarana Kesehatan di kecamatan Tanjungsari terdiri dari Puskesmas DTT, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Balai Pengobatan. Sarana kesehatan di kecamatan Tanjunsari berjumlah 5 unit yang didominasi oleh sarana puskesmas IV-78 sebanyak 2 unit, sedangkan sarana kesehatan terendah yaitu Sarana Puskesmas DTT dan Sarana Puskesmas pembantu dengan jumlah masing- masing sebanyak 1 unit. Kondisi sarana kesehatan di kecamatan Tanjungsari cukup baik, tetapi jumlahnya sangat kurang karena tidak setiap desa memiliki sarana kesehatan sehingga warga yang desanya tidak memiliki sarana kesehatan harus pergi ke desa sebelah yang memiliki sarana kesehatan. Sarana Peribadatan di kecamatan Tanjungsari terdiri dari Masjid dan Langgar. Sarana peribadatan di kecamatan Tanjungsari berjumlah 14 unit yang di dominasi oleh sarana Masjid sebanyak 25 unit, Sedangkan sarana peribadatan terendah yaitu sarana Langgar sebanyak 14 unit. Kondisi sarana peribadatan di kecamatan tanjungsari sangat baik dan menyeluruh dalam penyebarannya, sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi warga. Sarana Perdagangan di Kecamatan Tanjungsari terdiri dari Iindustri Rumah Tangga, Industri Kecil, Industri Menengah, dan Industri Besar. Sarana perdagangan yang mendominasi yaitu Industri Rumah Tangga sebanyak 2229 unit, Sedangkan sarana perdagangan terendah yaitu Industri Menengah sebanyak 16 unit. Kondisi sarana Perdagangan di kecamatan Tanjungsari sangat baik dan menyeluruh dalam penyebarannya, sehingga memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatan perekonomian. Sarana Olahraga di kecamatan tanjungsari terdiri dari Meja Pingpong,Lapangan Voli, Lapangan futsal, Lapangan Bulutangkis, dan Lapangan Basket. Sarana olahraga di kecamatan Tanjungsari berjumlah 25 unit di dominasi oleh sarana lapangan voli sebanyak 10 unit. Sedangkan sarana olahraga yang terenrendah adalah lapangan bola sebanyak 2 unit. Kondisi sarana olahraga di kecamatan tanjungsari cukup baik tetapi penyebarannya tidak merata. Prasarana air minum di wilayah kecamatan tanjungsari terdapat jumlah sambungan untuk jumlah pelayanan air minum, di kecamatan Tanjungsari sambungan air bersih ke rumah-rumah warga mencapai sambungan ke setiap desa dari jumlah penduduk yaitu 107,369.0 kk jumlah yang terlayani adalah 15,992.0 kk dari rencana jumlah yang terlayani 22,869.0. Sumber air yang digunakan oleh PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang umumnya diambil dari sumber air permukaan dengan jumlah produksi 788.400.000 Litertahun.Sedangkan sistem non-perpipaan banyak terdapat di wilayah perdesaan dengan memanfaatkan sumur gali dan pompa, sungai atau mata air yang berasal darigua wallet.jumlah desa yang paling banyak penduduk yang IV-79 terlayani adalah desa gudang dengan jumlah sebesar 17.106 kk sedangkan jumlah desa paling sedikit terlayani adalah desa kadakajaya dan untuk desa lainnya masih memaanfatkan sumber air galian sumur dan sebagainya. Kondisi prasarana air minum di kecamatan Tanjungsari cukup baik dan melimpah. Prasarana Telekomunikasi di kecamatan Tanjungsari dilayani oleh sistem prasarana telekomunikasi. Terdapat jaringan telepon seluler untuk mendukung sistem telekomunikasi terutama dalam bentuk format GSM Global System Mobile dan format CDMA Code Division Multiple Acces dengan jaringan berupa tower-tower BTS dan SST yang dilakukan oleh perusahaan sebagai berikut: Telkomsel, Indosat, XL, PT. Mobile-8PT. Siemen PT.HCPT. BTS telkomsel mendominasi dalam sebaran prasarana telekomunikasi di Kecamatan Tanjung sari yaitu berjumlah 5 buah yang tersebar di setiap desa Tanjung sari yang ada sedangkan untuk BTS lainnya tersebar di kecamatan tanjung sari tersebara tapi tidak sebanyak BTS Telekomsel. Desa yang menggunakan telepon rumah terbanyak mendominasi di desa pasigaran sebanyak 30 unit sedangkan desa yang paling sedikit yaitu desa margaluyu sebanyak 5 unit. Kondisi Prasarana Telekomunikasi di kecamatan Tanjungsari cukup baik, karena sinyal yang diterima oleh telepon seluler cukup jernih. Realisasi jumlah pelanggan PLN, APJ kecamtan tanjung sari selama tahun 2005-2010 mengalami peningkatan dari pada tahun 2005 pada tahun 2010 atau bertambah rata-rata pelanggan tiap 25 tahunnya. Penambahan pelanggan terbesar masih terjadi pada sector rumah tangga, yaitu rata-rata 15 pelanggan per-tahun, sektor publik dengan rata-rata pelanggan per- tahun dan diikuti sektor komersil rata-rata pelanggan per-tahun.desa- desa yang ada di Tanjung sari cukup terpehuni dalam pelayanan kelistrikan, Desa yang hampir tercukupi dalah desa margajaya dan cinanjungjumlah penduduk yaitu sebesar 339,019 dan jumlah gardu yang tersedia adalah 311 buah, trafo yaitu 272,jumlah pelanggan yaitu sebesar 73,934, hal ini menandakan dari kondisi system jaringan listrik di desa tanjung sari masih belum lengakap warga belum sepenuhnya mempunya fasilitas listrik. Prasarana persampahan di kecamatan Tanjungsari masih menggunakan system pengelolaan tradisional yaitu dengan cara di bakar atau di timbun di pekarangan. Sedangkan untuk pengelolaan secara komunalkomunal, di beberapa RW di sediakan lokasi penimbunan sampah komunal bersama untuk IV-80 timbunan sampah dari rumah tangga yang di kelola secara swadaya masyarakat setempat. Prasarana air limbah di kecamatan Tanjungsari menggunakan sistem Onsite dan Offsite. Di kabupaten sumedang terdapat 13 industri penghasil Air Limbah bahan berbahaya dan beracun, terdiri dari; industry Textile, Polyster, Garment, Penyamakan Kulit, Farmasi, Minuman Ringan dan Laundry. Prasarana drainase yang ada di kecamatan tanjung sari belum merata ke setiap 12 desa , curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan genangan air yang terjadi kareana kurang meratanya drainase dan terjadinya pnutupan oleh sampah sehingga laju air yang terhambat Dan sistem Drainase di hampir setiap pasar di jadikan kios atau tertutup jalan untuk kepentingan lahan parker. karena lebar sistem drainase dan kedalamannya cukup kecil dan akhirnya air tersebut keluar dan melebar kejalanan.

4.1.7 Aspek Transportasi

Jalan sebagai salah satu prasarana perhubungan merupakan unsur penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa. Jalan berperan penting untuk mewujudkan perkembangan antar daerah secara seimbang. Jalan Negara yang elintasi KORIDOR TOMO-PAMULIHAN menghubungkan wilayah di bagian baratBandung dan timur Cirebon sehingga wilayah Kabupaten Sumedang menjadi wilayah lintas. Arah pergerakan regional yang melintasi kabupaten ini tidak hanya barat - Timur menggunakan jalan nasional namun juga utara - selatan menggunakan jalur jalan provinsi. Pola pergerakan regionalyang melintasi kabupaten ini diantaranya adalah: 1. Bandung - Sumedang - Cirebon - Jawa Tengah , 2. Jakarta - Subang - Sumedang - Malangbong - Jawa Tengah 3. Jakarta - Pantura - Sumedang Ujungjaya - Cirebon alternative rute saat hari raya 4. IndramayuPantura - Sumedang - Majalengka Selatan Jawa Barat bagian timurPergerakan tersebut melintasi jalan jalan sebagai berikut: - Perjalanan barat - timur menggunakan jalan nasional Bandung IV-81 - Cirebon yangmelintasi bagian tengah Kabupaten Sumedang, melewati Ibukota Kecamatan Jatinangor, Tanjungsari, Kota Sumedang, Cimalaka, dan Tomo - Menuju wilayah utara, Kabupaten Sumedang perbatasan dengan Kabupaten Indramayu yang dihubungkan oleh jlan penghubung dari Kecamatan Ujungjaya danKecamatan Buahdua. Di sebelah selatan, Kabupaten Sumedang dihubungkan dengan MalambongSumedang melalui jalan dari arah Wado. Beberapa ruas jalan yang potensial untuk dikembangkan sebagai jalur regional adalah: - lalur utara melalui kecamatan Surian - Jalur selatan menuju Limbangan Kabupaten Garut melaluijalan di Kecamatan Cibugel - Jalur selatan menuju Rancaekek, Kabupaten Bandung melaluijalan Warung Simpang - Parakan Muncang dan Jalan Sayang Jatinangor - Jalur Timur menuju Majaiengka Kuningan melalui Jatinunggal - Jalur selatan menuju Malangbong dari arah Tomo Totengas melalui Jatigede Untuk menunjang pergerakan regional tersebut maka kondisi jalan yang ada harusmemenuhi persyarata baik dari segi kapasitas maupun kualitas. Berdasarkan hasil surveylapandan dan data instansi dapat disimpulkan bahwa belum semua jalan penghubungKabupaten Sumedang dengan kabupaten tentangga dalam kondisi baik. Panjang jalan di Kabupaten Sumedang pada tahun 2008 sepanjang 1.882,442 Km yang terdiri atas: jalan negara 60,000 Km, jalan provinsi 117,275 Km dan jalan kabupaten 796,056 Km., serta jalan desa sepanjang 909,111 Km Tabel 4.18 Panjang Jalan Menurut Statusnya diKabupeten Sumedang No Status 2005 2006 2007 2008 1 Nasioanal 60,724 60,724 60,724 60,000 2 Provinsi 124,017 124,017 124,017 117,275 4 Kabupaten 756,480 756,480 756,480 796,056 5 Desa 941,221 941,221 941,221 909,111 Jumlah 1.882,442 1.882,442 1.882,442 1.882,442 IV-82 Tabel 4.19 Ruas Jalan Nasional Dan Propinsidi Kabupaten Sumedang Tahun 2002 No. Ruas Jalan Panjang Lebar Kondisi Konstruksi Permukaan Km m I Ruas Jalan Nasional 1 Cijelag – Kadipaten 4,848 7 Baik Hotmix 2 Cileunyi – Sumedang 25,976 7 Baik Hotmix 3 Sumedang – Cijelag 29,900 7 Baik Hotmix 60,724 II Ruas Jalan Propinsi 1 Cijelag – Cikamurang 21,17 4,5 Baik Hotmix 2 Jl. Palasari 1,05 4 Baik Hotmix 3 Jl. P. Sugih 1,70 4 Baik Hotmix 4 Jl. Parigi 1,38 4 Baik Hotmix 7 Lebakjati – Selaawi 18,30 4 Baik Hotmix 8 Sumedang –Cikaramas 20,87 4 Baik Hotmix 9 Sumedang- Cilengkrang 40,30 4 Baik Hotmix 10 Wado – Krisik 11,30 4 Rusak Aspal 11 Warungkalde- Bojongloa 2,46 4,5 Baik Hotmix Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Sumedang, 2002 Gambar 4.6 Kondisi Jalan Jalan utama ini yang ada di kecamatan cimalakadepan desa mandalaherang jalan yang ada di koridor tomo-pamulihan sebagian besar lumayan bagus dan terawatt Tabel 4.20 Jumlah sarana angkutan Umum di Koridor pamulihan-tomo tahun 2007- 2008 No URAIAN JUMLAH TRAYEK JUMLAH KENDARAAN 2007 2008 2007 2008 1 AKAP 1 1 50 50 2 AKDP 12 12 598 598 3 Angkutan Perkotaan 24 24 1.028 1.028 4 Angkutan Kota 1 1 87 87 5 Angkutan Perdesaan 16 16 448 448 JUMLAH 54 54 2.211 2.211 Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Sumedang IV-83 kendaraan lokal yang paling banyak digunakan masyarakat pada umumnya adalah sepeda motor dan angkutan umum, terbukti dengan banyaknya trayek angkutan umum yang terdapat di Wilayah Sumedang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini mengenai trayek angkutan umum di Wilayah Sumedang dan rute yang dilaluinya. Tabel 4.21 Lintasan Trayek AngkutanPenumpangDi Kecamatan TanjungsariDaftar Trayek AKAP dan AKDP di pamulihan-tomo No Nama Perusahaan Trayek Yang Dilayani Jumlah Bis Daya Angkut 1 PO. Medal Sekarwangi 1. Wado sumedang – Jakarta pp 3 55 2. Term. Ciakar sumedang – Jakarta pp 17 55 3. Bantar ujeg – Bandung pp 16 24 4. Wado sumedang – Bekasi pp 10 24 5. Term. Ciakar sumedang – Depok pp 4 35-55 6. Term. Ciakar sumedang – Bandung PP - 24 7. Hiarang sumedang – Bandung PP - 24 Jumlah 50 2 PO. CBU 1. Term. Ciakar sumedang – Jakarta PP 10 55 2. Term. Ciakar sumedang – Depok PP - 55 Jumlah 10 3 PO.ANDAWURI 1. Wado-subang-bekasi PP 16 24 2. Bantar ujeg-bekasi via sumedang PP 3 24 3.Bekasi –raja galuh via kadipaten PP 2 24 4. Sumedang-Bekasi PP 5 24 JUMLAH 26 4 PO.PURBAYA 1. Wado - Subang - Bekasi PP 18 24 JUMLAH 18 5 PO.WIDYA 1. Sumedang-bekasi PP 1 24 2. Cikarang - Raja Galuh Via Cikamurang PP 22 24 3. Wado – Cikarang PP 8 24 4. Majalengka – Bekasi PP 8 24 Jumlah 39 6 PO.MAJU JAYA 1. Karawang - Subang - Sumedang - Wado -Tasikmalaya PP 10 24 2. Karawang - Subang - Sumedang - Wado -Tasikmalaya via Cikampek PP 2 24 Jumlah 12 7 PO.TARUNA PUTRA 1. Hariang Sumedang - Subang - Bekasi PP 7 24 Jumlah 7 24 8 PO. Medang Kencana PO. Wado Transport 1. TErm. Wado Sumedang - Bekasi PP 4 24 Jumlah 4 9 PO.Padi seribu 1. Hariang sumedang – Subang - Bekasi PP 2 24 Jumlah 2 10 PO.Bintang Sanepa 1. Majalengka – Bekasi – Bandung PP 12 24 2. Hariang – Bandung PP 4 24 3. Ujung - Jaya - Bandung PP 1 24 4. Baturajeg – Bandung PP 5 24 IV-84 5. Wado Sumedang - Bekasi 10 24 Jumlah 32 11 PO.Cipta Raya 1. Term. Wado Sumedang - Cikarang PP 5 24 Jumlah 5 12 PO.Maya Raya 1. Term. Ciakar Sumedang - BekasiVia Cipulamng PP 5 24 Jumlah 5 Total 210 Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Sumedang Terminal di koridor tomo-pamulihan dapat di kategorikan sebagai terminal regional dan local.  Terminal regional adalah terminal ciakar terletak di kota sumedang luas 14,500 m2 dengan daya tamping 400 kendaraan. Kondisiterminal ini secara fisik sangat baik namun belum optimal secara pemanfaatan. Karena kegiatan transportasi regional berlangsung iang hari.  Terminal sub regional di tolengas, , buah dua, tanjung kerta, situraja, tanjung medar, wado, darma raja, conggeang, ranca kalong, cimalaka. Kondisi terminal tersebut melayani beberapa rute regional dan rute angkutan internal kabupaten sumedang.  Selain terminal dan sub terminal, juga di temukan beberapa titik pergantian moda yang umum di sebut terminal bayangan di daerah kota sumedang seperti di tegalkalong,ketib dan penyingkiran. Angkutan umum merupakan alat atau toots sebagai bagian darijaringan transpoftasi dalam hal ini jaringan pelayanan jalan untuk pengembangan wilayah. suafu wilayah harus mengetahui potensi wilayahnya atau core busnessnya. Karakteristik asli wirayah tersebut sebaiknya menjadi asset penting dalam pengembangan core business ini, Transportasi termasuk didalamnya jaringan pelayanan jatan hanya arat daram mensukseskan dan memuluskan perherakan dari core business yang dipilih. Dari core businessini dihasirkanruang-ruang kegiatan skategis yang perlu dikembangkan dan dilayani oleh jaringan transportasi. Selain itu jaringan transpoftasijuga melayani pergerakan orang. pergerakan orang ini sangat bergantung dari karakteristik sosio ekonomi wilayah tersebut. Hubungan antara karakeristiksosio ekonomi wilayah dengan jaringan transportasi adalah kemampuan penduduk dalam mengeluarkan pengeluaran transportasi dan kapasitas pendapatan penduduk. Kemampuanpenduduk dalam mengeluarkan pengeluaran transpotasi merupakan variable dari pendapatan penduduk sehingga perlu diidentifikasi karakter pendapatan penduduk diKoridor IV-85 pamulihan-tomo .Dengan demikian dalam pemberian pelayanan angkutan umum di koridor pamulihan-tomo perlu adanya kebijakan jaringan trayek yang sesuai denga karakteristik masyarakat, kebutuhan wilayah dan kebutuhan masyarakat dengan mengembangkan agenda lain sebagai salah satu upaya pengembangan wilayah.Pergerakan penumpang di Kabupaten Sumedang umumnya dilayani oleh jaringan jalan. Distribusi pergerakan penumpang dari dan menuju Kabupaten Sumedang, dimana pergerakan menuju pamulihan- tomo. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. 3 tahun 1985, tipologi terminal terdiri dari tiga bagian yaitu : • Tipe A yang memiliki fungsi melayani kendaraan umu angkutan antar kota, antar provinsi dan atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. • Tipe B melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi, angn angkutan kota dan angkutan pedesaan. • Tipe C melayani angkutan kota dan angkutan pedesaan. Tabel 4.22 ` Tipe Terminal No Nama kecamatan Type terminal 1 Kec.pamulihan Terminal Type C 2 Kec.sumedang utara Terminal Type C 3 Kec.cimalaka Terminal Type C Sumber : Tratalok kabupaten sumedang IV-86 4.2 Gambaran Umum Wilayah Internal 4.2.1 Aspek Kebijakan

4.2.1.1 Kebijakan Kecamatan TanjungsariRUTR 2006-2016

A. Rencana Struktur Ruang

Rencana struktur tata ruang wilayah perencanaan dirumuskan berdasarkan hasil-hasil rencana yang telah dilakukan yang meliputi kondisi eksisting, kecenderungan perkembangan, potensi kawasan dan nilai lahan. Rencana struktur ruang Kecamatan Tanjungsari meliputi penetapan komponen utama kegiatan, rencana struktur pusat-pusat pelayanan dan penetapan fungsi BWK. Penjelasan dari masing-masing rencana struktur tata ruang tersebut adalah diuraikan berikut ini. a. a. Komponen Utama Kegiatan Wilayah Perencanaan Komponen Utama Kegiatan Wilayah Perencanaan Kecamatan Tanjungsari merupakan wilayah yang terletak pada jalur transportasi regional Antar PKN, PKW kadipaten dan PKN Cirebon, dengan berada diposisi tersebut Kecamatan Tanjungsari memiliki aspek yang cukup strategis yang mengekibatkan wilayah perencanaan dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat. Hal ini pun tidak terlepas dari komponen-komponen dasar sebagai penunjangnya yaitu: 1. Adanya kawasan Pemerintahan Kecamatan yang terletak di Desa Tanjungsari. 2. Kawasan Perdagangan dan Jasa yang dominan di sepenjang jalan regional Sumedang – Sumedang terutama di Desa Jatisari, karena di desa ini terdapat pasar dan terminal sebagai titik sentral pertemuan dan di desa Tanjungsari. 3. Kawasan Permukiman, kawasan ini banyak di bangun di sebelah selatan terutama di desa Cinanjung dan Raharja. 4. Perkantoran dan pelayanan umum, berada di sepanjang jalan Regional di Desa Tanjungsari dan Gudang. 5. Sistem dan Jaringan transportasi 6. Perkembangan dan pertumbuhan Penduduk 7. Kawasan Perkebunan dan pesawahan yang tersebar di semua desa 8. Kawasan Konservasi dan hutan lindung IV-87