Tujuan Kalsium Ca Karakteristik mineral dan vitamin B12 kerang hasil tangkapan samping

Kerang dan keong sering terbawa dalam penangkapan ikan demersal dan menjadi hasil tangkapan samping HTSby catch. Keong macan Babylonia spirata Linnaeus dan kerang tahu Meretrix meretrix Linnaeus termasuk hasil tangkapan samping yang didaratkan di PPI Mundu Pesisir Wiyono 2009. Kerang salju Pholas dactylus Linneaus merupakan salah satu jenis bivalvia yang berpotensi untuk dikembangkan, namun informasi mengenai kerang salju masih sedikit. Kandungan mineral dan vitamin B 12 dalam keong macan, kerang tahu, dan kerang salju belum diketahui, oleh karena itu, selayaknya dilakukan kajian tentang kandungan gizi, mineral dan vitamin B 12 dalam ketiga biota tersebut dengan harapan dapat meningkatkan motivasi konsumsi, mengetahui potensi pengembangan yang tepat dalam pemanfaatannya, dan memberikan referensi sumber mineral dan vitamin B 12 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik dikonsumsi secara langsung ataupun dibuat dalam bentuk ekstrak sebagai suplemen yang praktis.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar mineral dan vitamin B 12 pada keong macan Babylonia spirata L., kerang salju Pholas dactylus L., dan kerang tahu Meretrix meretrix L. yang mewakili hasil tangkapan samping. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aspek Biologi Moluska

Moluska adalah hewan bertubuh lunak yang terlindungi oleh lapisan mantel. Banyak spesies moluska yang memiliki cangkang kapur pelindung yang menyatu dengan mantel. Cangkang dapat ada diluar tubuh misalnya pada siput atau didalam tubuh misalnya sotong. Filum Moluska terdiri lebih dari 100.000 spesies dengan variasi bentuk tubuh dan cara hidup. Moluska memiliki coelom tereduksi dan terbatas pada daerah sekitar jantung. Seluruh moluska memiliki; Massa visceral berisi organ-organ dalam, termasuk saluran pencernaan, sepasang ginjal dan organ reproduksi; Mantel pembungkus namun tidak menutupi seluruh massa visceral serta mengeluarkan cangkang juga mendukung pembentukan insang atau paru-paru; Daerah kepalakaki berisi organ pengindera dan struktur otot yang digunakan untuk pergerakan; Radula adalah organ yang memunculkan banyak baris gigi dan digunakan untuk mengunyah makanan. Sistem saraf terdiri dari beberapa ganglia yang dihubungkan dengan serabut saraf. Kebanyakan moluska memiliki sistem peredaran darah terbuka; sebuah jantung memompakan hemolimf melalui saluran menuju hemocoel. Darah berdifusi kembali menuju jantung dan dipompa ke tubuh lagi. Beberapa moluska bergerak dengan lamban dan tidak memiliki kepala, sementara lainnya adalah pemangsa aktif yang memiliki kepala dan pancaindera. Moluska terbagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas gastropoda, bivalvia, dan cephalopoda Suwignyo et al. 2005. Kelas Gastropoda termasuk keong, siput darat, bekicot dan siput laut. Kebanyakan gastropoda ada di laut, meskipun beberapa diantaranya ada di air tawar dan daratan. Banyak gastropoda adalah herbivora yang menggunakan radula mereka untuk mengikis makanan dari permukaan. Gastropoda karnivora menggunakan radulanya untuk melubangi cangkang bivalvia untuk memperoleh makanan. Kebanyakan gastropoda memiliki kepala yang berkembang baik dengan mata dan tentakel yang menonjol dari cangkang bergelung yang melindungi masa visceral, tetapi tidak semua gastropoda memiliki cangkang, contohnya siput telanjang nudibranchia dan siput darat tidak memiliki cangkang. Pada gastropoda air, insang ditemukan di dalam rongga mantel, pada gastropoda darat mantel terisi penuh dengan pembuluh darah dan berfungsi sebagai paru-paru saat udara bergerak masuk dan keluar melalui lubang-lubang pernafasan. Gastropoda darat adalah hermafrodit, perkawinan dilakukan oleh dua individu yang saling memberikan sperma untuk membuahi telur-telur. Telur-telur diletakkan di tanah dan berkembang tanpa melalui fase larva Suwignyo et al. 2005. Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak moluska. Kerang merupakan moluska dengan sepasang cangkang Bivalvia, hidup pada kedalaman sampai 5000 meter, umumnya terdapat di dasar perairan berlumpur atau berpasir Suwignyo et al. 2005. Semua kekerangan memiliki sepasang cangkang disebut juga cangkok atau katup yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen jaringan ikat. Kekerangan memiliki dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang. Kerang tidak memiliki kepala juga otak dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan “kaki” berupa organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu. Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair, kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya. Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu. Semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring dengan kedewasaan.

2.1.1 Aspek biologi keong macan Babylonia spirata L.

Keong macan Babylonia spirata L. merupakan salah satu jenis gastropoda dari filum moluska yang memiliki potensi kandungan gizi cukup besar, daerah persebarannya terutama di daerah Indopasifik. Keong macan dapat dimanfaatkan mulai dari daging sampai cangkangnya, dagingnya diambil untuk konsumsi, operkulumnya dimanfaatkan untuk bahan obat-obatan dan parfum, sedangkan cangkangnya digunakan untuk industri kapur dan hiasan berupa ornamen. Klasifikasi keong macan Babylonia spirata L. menurut Linaeus 1758 adalah sebagai berikut : Filum : Moluska Kelas : Gastropoda Subkelas : Prosobranchia Ordo : Neogastropoda Superfamili : Muricoidea Famili : Buccinidae Genus : Babylonia Spesies : Babylonia spirata Linnaeus a b c Gambar 1 Keong macan a tampak samping, b tampak atas, c operkulum Cangkang keong macan berbentuk oval, tebal dan berat, spire terlihat agak naik dan tampak terdorong masuk ke body whorl, apex berujung, suture berupa saluran yang lebar dan dalam. Umbilicus-nya pada bagian dalam, tubuh spire-nya runcing, body whorl berbentuk cembung, suture memiliki saluran, Collumela melengkung yang menyebar pada bibir bagian dalam dan sering menutupi umbilicus. Bintik orange kecoklatan biasanya lebih besar di bawah suture, umbilicus dibatasi oleh pungggung yang tebal, panjangnya 3,5-4,5 cm, keong macan biasanya ditemukan di daerah Indopasifik Dance 1977. Pada saat dewasa ukuran keong macan bisa mencapai panjang sekitar 3,5-5,5 cm, struktur cangkangnya tebal dan kuat. Morfologi Tubuh keong macan yang lunak dilindungi oleh cangkang yang umumnya berbentuk kerucut. Pada puncak kerucut terdapat Apex yaitu bagian tertua dari cangkang. Cangkang ini sebagian besar terbuat dari senyawa-senyawa kalsium karbonat, fosfat, bahan organik, conchiolin dan air. Pada umumnya alur cangkang keong macan berputar berlawanan arah dengan arah jarum jam dengan sudut 180 o sampai bagian kepala dan kaki kembali menghadap keposisi semula. Kemudian terdapat bagian prismatik yaitu cangkang luar yang strukturnya agak kasar. Bagian cangkang terluar disebut Periostrakum yang merupakan lapisan tipis yang terdiri dari bahan protein yaitu Conchiolin. Endapan pigmen yang beraneka ragam terdapat dalam lapisan ini dan memberikan bermacam-macam warna pada cangkang keong. Operkulum yaitu bagian berbahan kalsium karbonat yang berfungsi untuk menutupi tubuh keong pada bagian kaki. Tubuh keong macan terdiri dari empat bagian utama yaitu kepala, kaki, isi perut dan mantel. Bagian kepala terdiri dari dua buah mata, dua buah tentakel, satu mulut dan satu sifon. Kaki keong terdapat dibagian bawah kepala yang dapat dijulurkan keluar cangkang untuk berjalan. Isi perut terdiri atas organ reproduksi dan gonad. Mantel yaitu bagian terluar dari tubuh yang berfungsi untuk membentuk struktur dan corak warna pada cangkang keong Yulianda 2003. Habitat Pada umumnya keong macan hidup pada perairan pantai berlumpur ataupun berlumpur campur pasir. Keong macan merupakan organisme bentik yaitu organisme yang hidup pada dasar perairan. Keong hidup pada dasar perairan bersubstrat pasir berlumpur dengan kedalaman 9-27 meter Sabeli 1979. Keong macan di India banyak terdapat di Indian Peninsula antara lain di Gulf of Mannar, Poompuhar, Nagapattinam, Madras dan perairan sekitar Andaman dan Pulau Nicobar. Di Indonesia, keong macan dapat dijumpai di perairan Teluk Pelabuhan Ratu yaitu perairan dangkal dengan dasar perairan yang berpasir dengan kedalaman 15-20 meter dengan tipe substrat pasir berlumpur. Keong macan dapat ditangkap dengan menggunakan alat tangkap yang disebut bubu keong macan. Umpan yang bisa dipakai adalah ikan pepetek atau ikan rucah. Yulianda 2003. Sistem reproduksi Sistem reproduksi seksual gastropoda berdasarkan pemisahan alat kelamin dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu gonochorism atau dioecy alat kelamin jantan dan betina terpisah pada dua individu berbeda dan hermaphroditism alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang sama. Sistem reproduksi keong macan adalah dioecy atau gonochorims, alat kelaminnya terpisah. Sistem reproduksi keong macan jantan terdiri dari penis, saluran testis, kelanjar prostat, vasdeferens dan testis. Sistem reproduksi keong macan betina berupa ovary atau gonad, saluran telur, kelenjar kapsul, copulatory dan female opening. Keong macan mencapai matang gonad pada ukuran panjang cangkang 4,27 cm Yulianda et al. 2000. Siklus hidup Siklus hidup keong macan termasuk dalam tipe pelage-benthic, yaitu fase larfa umumnya sebagai plankton yang berenang bebas di air hingga menemukan dasar yang cocok untuk hidup menetap sebagai benthos pada fase dewasa. Larva- larva keong macan yang berenang bebas di air ini bersifat plankton tropik yaitu larva-larva tersebut memakan organisme-organisme plankton lain yang berukuran lebih kecil. Larva berenang bebas akan menyebar ke daerah yang jauh dari habitat aslinya dan belum tentu cocok bagi larva-larva tersebut. Hal ini menyebabkan tingkat kematian larva secara alami cukup tinggi. Salah satu faktor yang sangat berperan dalam penyebaran dan kelangsungan hidup larva-larva tersebut adalah arus. Arus air akan membawa larva-larva jauh dari habitat aslinya ke daerah yang bukan habitatnya, sehingga dapat menyebabkan kematian larva-larva tersebut. Selain itu ketersediaan makanan bagi larva keong macan juga sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup larva keong macan Yulianda 2003.

2.1.2 Aspek biologi kerang salju Pholas dactylus L.

Kerang salju merupakan salah satu jenis bivalvia dari filum moluska yang memiliki potensi besar dalam pengembangannya. Kerang salju terdapat didaerah perairan berpasir yang dangkal. Kerang salju merupakan kerang air laut yang termasuk dalam kelas bivalvia, memiliki dua cangkang yang cukup tebal, salah satu dari keduanya lebih panjang. Tubuhnya berada dalam cangkang dan didominasi oleh organ dalam. Sistematika kerang salju menurut Linnaeus 1758 adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Bivalvia Ordo : Myoida Famili : Scolioidea Subfamili : Pholadinae Genus : Pholas Spesies : Pholas dactylus Linnaeus a b c Gambar 2 Kerang salju a tampak tertutup, b tampak terbuka, c cangkang Kerang salju hidup pada perairan berpasir. Kerang salju merupakan organisme bentik, yaitu organisme yang hidup pada dasar perairan. Kerang salju memperoleh makanan secara filter feeder, yaitu dengan menyaring air dan substrat yang berada disekitarnya. Kerang salju mempunyai cangkang elips, ujung anterior berparuh, panjang hingga 12 cm. Cangkang kerang salju tipis dan rapuh, berwarna putih atau abu-abu kusam, periostracum kekuningan, permukaan cangkang kasar, bentuk oval dengan rip menonjol dan pinggir posterior lebih panjang dibandingkan anterior dengan ujung anterior pipih, umbo lebar, membengkak, berada lebih dekat dengan sisi posterior, permukaan cangkang bagian dalam licin berwarna putih. Cangkang memiliki rib yang berada pada setengah bagian cangkang. Cangkang berwarna putih ditutupi periostrakum yang berwarna kuning kecoklatan. Kaki biasanya menjulur keluar dari ujung cangkang yang lebih panjang Anonim 2008. Kerang salju memiliki cangkang dengan pola silang pipih yang memungkinkan kerang tersebut untuk menggali dasar perairan melalui batuan yang lembut. Isi cangkang kerang salju lebih didominasi organ dalam yang berwarna putih, daging berada pada sisi posterior dekat dengan cangkang pipih yang sel alu terbuka. Sisi cangkang yang digunakan untuk penjuluran “kaki” lebih pipih dan menyempit, sehingga saat cangkang kerang menutup masih terdapat celah di bagian penjuluran. Daging kerang salju berwarna krem kekuningan dan bertekstur kenyal. Saat dipreparasi, kerang salju yang masih hidup mampu bertahan hidup beberapa saat setelah cangkangnya dibuka.

2.1.3 Aspek biolologi kerang tahu Meretrix meretrix L.

Kerang tahu termasuk dalam kelas bivalvia yang memiliki dua cangkang yang pipih dan lateral. Tubuhnya bersifat simetri bilateral dan berada dalam cangkang. Kaki biasanya berbentuk seperti kapak dan insang tipis berbentuk seperti papan. Umumnya memiliki kelamin yang terpisah dan ada juga yang bersifat hermafrodit. Keong macan umumnya hidup pada habitat dengan substrat lumpur, pasir, dan kerikil pada kedalaman kurang dari 30 meter. Sistematika kerang tahu menurut Linnaeus 1758 adalah sebagai berikut : Filum : Moluska Kelas : Bivalvia Subkelas : Heterodonta Ordo : Veneroida Superfamili : Veneracea Famili : Veneridae Subfamili : Meretricinae Genus : Meretrix Spesies : Meretrix meretrix Linnaeus a b c Gambar 3 Kerang tahu a utuh, b cangkang, c daging Morfologi Meretrix-meretrix L. dikenal juga dengan nama kerang tahu karena warna terutama bagian dagingnya berwarna putih seperti tahu. Kerang tahu memiliki panjang hampir tiga inci, cangkangnya berbentuk segitiga dan pipih. Cangkang mempunyai suatu lekukan mulai dari daerah umbo sampai ke posterior dan pinggir bawah membulat. Ujung posterior lebih panjang dari anterior, permukaan cangkang halus dan berkilau. Cangkang kerang tahu mempunyai bermacam warna dan pola dipermukaan luar cangkang yang licin, mulai dari putih, kecokelatan sampai cokelat kehitaman, cangkang bagian dalam berwarna putih, sinus palial dalam dan di dekat umbo mempunyai bentuk seperti terpotong berwarna orange kecokelatan, umumnya mempunyai sedikit corak berupa corengan yang tersebar konsentrik Morris 1973 dalam Apriyani 2003. Meretrix mererix L. dewasa berukuran 48,2-63,1 mm dan lebar 41,5-54,3 mm. Kerang tahu mempunyai cangkang yang tebal, berkilau, oval, pinggir posterior lebih panjang dibandingkan anterior dan kadang-kadang pipih, umbo lebar, membengkak, berada di bagian tengah dan sedikit lebih kearah posterior, permukaan licin, warna bermacam-macam. Cangkang kerang tahu kuat dan simetris. Permukaan periostrakum licin, bagian dalam cangkang tumpul dengan garis konsentrasi sekeliling cangkang. Cangkang mempunyai dua otot aduktor sehingga kedua cangkangnya dapat tertutup sangat rapat Dore 1991 dalam Apriyani 2003. Kandungan gizi kerang Kekerangan merupakan makanan laut sumber protein hewani dengan katagori complete protein, karena kadar asam amino esensialnya tinggi dan mudah dicerna oleh tubuh. Kandungan protein jenis kekerangan relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan kandungan protein dari jenis ikan pada umumnya, namun kekerangan mempunyai kandungan taurin yang cukup tinggi Andamari dan Subroto 1991 dalam Nurjanah et al. 2010. Kandungan gizi dan mineral kerang per 100 gram bahan data dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Kandungan gizi dan mineral kerang per 100 gram. Komposisi Kadar g Air 85 Lemak 1,1 Protein 8,0 Abu 2,3 Mineral Kadar mg Kalsium Besi Magnesium 45,76 13,95 8,98 Fosfor Kalium Seng Selenium 168,96 313,72 1,36 24,29 Sumber : Poedjiadi 1994 Kekerangan adalah makanan sumber vitamin larut lemak dan air. Vitamin larut lemak adalah A, D, E, dan K, sedangkan vitamin larut air terutama B- kompleks yaitu B 1 , B 2 , B 6 , B 12 , dan niasin. Kekerangan dan udang-udangan juga merupakan sumber utama mineral yang dibutuhkan tubuh, meliputi besi Fe, seng Zn, selenium Se, kalsium Ca, fosfor P, kalium Ca, iodium I, dan Fluor F Furkon 2004.

2.2 Mineral dan Fungsinya

Mineral dikenal sebagai bahan anorganik atau kadar abu. Bahan-bahan organik terbakar, akan tetapi zat anorganik tidak, karena itu disebut sebagai abu. Mineral merupakan unsur kimia selain karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen yang dibutuhkan oleh tubuh. Mineral berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur di dalam tubuh. Unsur natrium, kalium, kalsium, magnesium dan fosfor terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang cukup besar maka dikenal sebagai unsur mineral makro. Unsur mineral lain yaitu besi, iodium, tembaga dan seng terdapat dalam jumlah yang kecil dalam tubuh, karena itu disebut trace element atau mineral mikro Winarno 2008. Kekerangan memiliki kandungan gizi yang penting. Pertama, makanan ini merupakan sumber protein hewani dengan katagori protein yang komplit, karena kadar asam amino esensialnya tinggi sekitar 85-95 dan mudah dicerna tubuh. Kedua, kekerangan merupakan sumber utama mineral yang dibutuhkan tubuh seperti besi Fe, seng Zn, selenium Se, kalsium Ca, fosfor P, kalium K, flour F, dan lai-lain. Ketiga, kekerangan merupakan sumber lemak yang aman Furkon 2004.

2.2.1 Mineral makro

Unsur mineral makro merupakan unsur mineral pada tubuh manusia yang terdapat dalam jumlah besar. Mineral makro dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari. Kelompok mineral makro terdiri atas kalium, kalsium, magnesium, natrium, sulfur, klor dan fosfor Winarno 2008. Unsur mineral makro yang dibutuhkan oleh tubuh adalah:

a. Kalsium Ca

Kalsium merupakan unsur terbanyak di dalam tubuh manusia. Tubuh orang dewasa memiliki kalsium sebanyak 1,0-1,4 kg atau sekitar 2 dari berat badan. Kalsium terkonsentrasi pada tulang rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak Winarno 2008. Peranan kalsium adalah untuk pembentukan tulang dan pemeliharaan jaringan tulang, namun ion kalsium terdistribusi secara luas dalam jaringan lunak. Fungsi lain dari kalsium meliputi kontraksi otot, proses pembekuan darah, transmisi saraf, pemeliharaan keutuhan membran sel dan aktivasi beberapa enzim penting Halver 1989. Kalsium dalam tubuh juga berfungsi mengukur proses biologis yang terjadi. Keperluan kalsium terbesar terjadi pada waktu pertumbuhan, tetapi kebutuhan kalsium juga masih diteruskan meskipun sudah mencapai usia dewasa. Pada proses pembentukan tulang, tulang baru akan dibentuk bersamaan dengan dihancurkannya tulang yang tua secara simultan Williams 2005. Angka kecukupan gizi rata-rata mineral kalsium bagi bayi usia 0-12 bulan adalah sebesar 200-400 mghari, anak-anak usia 1-9 tahun sebesar 500-600 mghari, laki-laki dan wanita usia 18-19 tahun sebesar 500-600 mghari dan usia 19-65 tahun sebesar 800 mghari Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004. Kekurangan kalsium dapat terjadi apabila konsumsi kalsium rendah sehingga mengakibatkan osteomalasia, sedangkan apabila keseimbangan kalsium negatif dapat mengakibatkan osteoporosis Winarno 2008. Kekurangan kalsium dapat mengakibatkan rakhitis, merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya gangguan kalsifikasi pada tulang. Apabila kadar kalsium dalam darah menurun, maka keseimbangan diperoleh dengan mengambil cadangan dari tulang-tulang dan gigi. Keadaan ini menyebabkan keropos tulang osteoporosis dan gigi geligi tanggal Nasoetion et al. 1994. Wanita lebih rentan terhadap osteoporosis daripada pria karena massa tulang rangka wanita lebih kecil pada usia dewasa serta adanya periode kegagalan pertumbuhan tulang yang cepat setelah terjadinya menopause Olson et al. 1988. Kelebihan kalsium pada manusia dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal dan konstipasi. Kelebihan kalsium dapat terjadi apabila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain Almatsier 2006.

b. Kalium K