Mg contoh x faktor koreksi alat Faktor koreksi alat = 2,5
Kadar Protein = N x faktor konversi Faktor Konversi
= 6,25
d. Analisis kadar abu AOAC 2005
Cawan pengabuan dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu 105
o
C, kemudian didinginkan selama 15 menit di dalam desikator dan ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke
dalam cawan pengabuan dan dipijarkan di atas nyala api hingga tidak berasap lagi. Setelah itu dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600
o
C selama1 jam, kemudian ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan.
Kadar abu ditentukan dengan rumus: Berat abu g = berat sampel dan cawan akhir g
– berat cawan kosong g Kadar abu berat basah = Berat abu g x 100
Berat sampel awal g
e. Analisis karbohidrat by difference
Kadar karbohidrat total ditentukan dengan metode by difference yaitu: 100 - kadar air + abu + protein + lemak.
3.3.3 Analisis mineral
Analisis mineral dilakukan untuk mengetahui profil atau komposisi mineral makro dan mineral mikro yang terdapat pada daging dan jeroan keong
macan, kerang salju, dan kerang tahu. Prinsip penetapan mineral yaitu mendekstruksi dan melarutkan mineral yang ada dalam sampel ke dalam pelarut,
berupa asam encer kemudian ditentukan jenis dan kuantitas mineral dalam sampel tersebut. Sampel yang akan diuji dilakukan dengan metode pelarutan ke dalam
asam encer. Sebanyak 1 gram sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 5 ml HNO
3
3 N. Campuran didiamkan selama satu jam pada suhu ruang di ruang asam, kemudia dipanaskan dengan hot plate selama 4-6 jam
dengan suhu rendah. Pemanasan dihentikan, sampel ditutup dan dibiarkan selama semalam. Selanjutnya ditambahkan H
2
SO
4
sebanyak 0,4 ml dan dipanaskan kembali selama satu jam. Kemudian ditambahkan 2-3 tetes larutan campuran HCl
dan HNO
3
dengan perbandingan 2:1. Buffer Kalium Borat ditambahkan pula ke dalam sampel dengan perbandingan 1:1.
Pemanasan dilanjutkan hingga campuran berubah warna dari cokelat ke kuning muda. Setelah campuran berwarna kuning muda, pemanasan diteruskan
selama 10-15 menit, kemudian didinginkan. Setelah campuran dingin, dipanaskan kembali hingga sampel larut. Jika terdapat endapan dalam larutan, disaring
dengan glass wool, kemudian larutan diinjeksikan ke dalam Atomic Absorbtion Spektrophotometer AAS.
Larutan standar, blanko dan contoh dialirkan ke dalam Atomic Absorption Spectrophotometer AAS merk Shimadzu tipe AA 680 flame emission.
Kemudian diukur absorbansinya atau tinggi puncak dari standar blanko dan contoh pada panjang gelombang dan parameter yang sesuai untuk masing-masing
mineral dengan spektrofotometer. Merk lampu katoda yang digunakan dalam analisis mineral adalah Hammamatsu, dengan panjang gelombang untuk mineral
natrium adalah 589,0 nm; kalsium dengan panjang gelombang 422,7 nm; kalium dengan 766,5 nm; magnesium dengan 285,2 nm; besi dengan 248,3 nm; seng
dengan 213,9 nm; tembaga dengan 324,7 nm; dan selenium dengan panjang gelombang 196,0 nm. Pembakaran sampel dengan campuran udara dan asetilen.
Setelah diperoleh absorbansi standar, hubungkan antara konsentrasi standar sebagai sumbu Y dengan absorban standar sebagai sumbu X sehingga
diperoleh kurva standar mineral dengan persamaan garis linier y=ax+b yang digunakan untuk perhitungan konsentrasi larutan sampel. Konsentrasi larutan
sampel dihitung dengan mengalikan a dengan absorbansi contoh.
3.3.4 Analisis vitamin B