2. Menurunnya tingkat aktivitas.
3. Menurunnya efisiensi kerja.
4. Menurunnya produktivitas kerja.
5. Mudah merasa letih dan sakit.
b. Gejala Psikis
1. Kehilangan rasa percaya diri.
2. Sensitif.
3. Merasa diri tidak berguna.
4. Perasaan bersalah
5. Perasaan terbebani.
c. Gejala Sosial
Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan atau aktivitas rutin lainnya. Karena
perlu juga diketahui bahwa lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada umumnya negatif mudah marah,
tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit. Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan orang lain. Masalah ini
tidak hanya berbentuk konflik, tapi juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara
normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.
13
3. Teori Pemicu Depresi
13
http:www.e-psikologi.commasalahdepresi-1.htm. diakses 19 sept 2007 .
Pada orang dewasa, mayoritas pengalaman peristiwa hidup yang tidak menyenangkan, menyakitkan ataupun menyedihkan yang mereka alami dapat
memicu seseorang mengalami depresi. Adapun beberapa faktor pemicunya dapat diuraikan antara lain sebagai berikut:
a. Kematian seseorang yang dicintai
b. Mengidap penyakit kronis
14
c. Terpisah dari lingkungan sosial dan merasa kesepian.
d. Perceraian berpisah berpisah dan juga hubungan yang disertai kekerasan.
e. Ekonomi dan tekanan hidup lainnya stres.
f. Komorbiditas gabungan dengan penyakit lain.
g. Hubungan keluarga yang renggang.
h. Penurunan retardasi dalam hal kemampuan telah dimiliki.
i. Perpindahan atau adanya perubahan gaya hidup, budaya, dll.
Ketika seseorang menganggap bahwa tidak ada yang dapat menolong keadaan tersebut tidak ada yang dapat dilakukan dan menganggap bahwa dirinya
tidak sanggupmampu untuk melakukan aktivitas seperti bekerja, menyupir, berolahraga, dll, dengan kata lain mereka merasa tidak berdaya. Mereka akan
kehilangan waktu-waktu terbaiknya dan tidak memiliki semangat untuk hidup. Kondisi ini dalam bahasan klinis disebut dengan apatis dan hal ini akan semakin
parah jika tidak ditangani secara serius.
15
Faktor pemicu depresi lainnya adalah lamanya waktu rawat di Rumah Sakit. Penelitian ini mengacu pada Stephen MS dkk 1991 menyatakan bahwa
14
Parker G, Kalucy, Megan. Depression comorbid with physical illness. Australia: Lippincott Williams Wilkins,Inc.,1999;12,1, h. 87-92.
15
Rita L. Calderon, LCSW-R, Depression - How Social Workers Help: Caregiving: Depression in the Elderly
, diakses dari http:www.socialworkers.orgprofessiondefault.asp
. National Association Of Social Worker NASW. 5 Maret 2008 pukul 10.00 WIB.
lama rawat di rumah sakit berpengaruh terhadap terjadinya depresi.
16
Pendapat ini diperkuat dengan penelitian Aldwin 2000 yang menyatakan bahwa sikap tenaga
profesional rumah sakit, kurangnya dukungan keluarga dan teman dekat mempengaruhi kesehatan usia lanjut yang mengakibatkan perpanjangan lama
perawatan di rumah sakit.
17
1 Sudut Pandang Kognitif
Teori Beck memiliki tesis utama bahwa individu merasa depresi karena pemikiran mereka dibiaskan pada interpretasi negatif. Menurut Beck, skema
negatif yakni kecenderungan memandang dunia secara negatif muncul karena adanya peristiwa tidak menyenangkan pada masa kanak-kanak atau remaja.
Skemata ini akan diaktifkan apabila mereka menghadapi situasi yang mirip. Hal ini kemudian mempengaruhi bias kognitif dan kemudian memperkuat
apa yang disebut Beck sebagai triad negative, yaitu pandangan negatif tentang diri, dunia, dan masa depan yang seolah jauh dan tidak terjangkau. Beck pun
mengemukakan revisi dari teori Triad negativenya yang dinamakan Teori Hopelessness
.
Menurut teori ini munculnya depresi dipicu karena adanya peristiwa menyakitkan dan adanya kecenderungan menggeneralisir efek kegagalan hasil
yang buruk pada kesalahan pribadi yang bersifat global dan menetap atau dapat
16
Stephen MS, Maurice DS, Barbara W, et al. Psychological comor-bidity and length of stay in the general hospital,.
Am J Psychiatry, 1991; 148: 324-9. dalam Suzy yusna dewi, Dkk, Faktor Risiko Yang Berperan Terhadap Terjadinya Depresi Pada Pasien Geriatri Yang Dirawat
Di RS dr. Cipto Mangunkusumo , Cermin Dunia Kedokteran No. 156, vol.34 no.3156 Mei-Juni
2007, http:www.kalbe.co.idcdk
Diakses 10 Oktober 2007.
17
Aldwin. Social support and Health . http:hcd.ucdavis.edufaculty adlwinsupport.pdf. Diakses 1 Juni 2004. dalam Suzy yusna dewi, Dkk, Faktor Risiko Yang Berperan Terhadap
Terjadinya Depresi Pada Pasien Geriatri Yang Dirawat di RS. dr. Cipto Mangunkusumo , Cermin
Dunia Kedokteran No. 156, vol.34 no.3156 Mei-Juni 2007, http:www.kalbe.co.idcdk
Diakses 10 Oktober 2007.
pula dipicu oleh faktor kognitif lain seperti perasaan tidak ada harapan, tidak ada respon yang memungkinkan untuk mengatasi situasi dan perkiraan bahwa hasil
yang diharapkan tidak akan terjadi.
2 Sudut pandang Interpersonal
Teori ini mengatakan bahwa individu yang depresi cenderung memiliki hubungan sosial yang kurang baik dan menganggap mereka kurang memberikan
dukungan. Sedikitnya dukungan sosial dapat mengurangi kemampuan individu untuk mengatasi peristiwa hidup yang negatif sehingga membuat mereka rentan
terhadap depresi.
3 Sudut pandang Biologis
Hasil penelitian genetik menunjukkan sekitar 10-25 keluarga pasien yang bipolar pernah mengalami satu episode gangguan mood.
18
4. Derajat Depresi