j Gangguan tidur Iya....saya gak tau kenapa mba...tapi saya susah banget tidurnya.
Kayanya mata saya, gak ngantuk-ngantuk. Paling-paling bilang ke dokter trus dikasih obat deh itu baru mendingan.
k Gangguan Makan Di sini makannya macem-macem mba ada daging, sayur, ayam,
ikan,ada buahnya juga. Gak kaya waktu kerja dulu suka dibohongi dan dipaksa makan daging babi. Saya terhina mba. Mana saya gak
boleh sembahyang. Waktu saya kerja dulu ih ...badan saya kurus banget...abis mo gimana lagi...udah jarang makan, susah tidur,
sering dipukul, disiksa.... Kalo dulu mo makan aja susah. Tapi sekarang saya gak pingin...saya banyak pikiran....Tapi biar begitu di
sini saya sudah agak mendingan. Waktu di Malaysia sih kurus banget, gak seperti sekarang.
l Gangguan penglihatan akibat pukulan benda tumpul pada saat diperkosa.
...tapi saya juga sering minta obat pusing sama dokter. Kayanya ini gara-gara dulu saya dipukul pakai helm dan ditonjok sama laki-laki
itu...ini mata saya juga jadi agak lamur baca: rabun, tadi habis periksa mata trus nanti sore saya disuruh ambil kacamata.
b. Gambaran Kasus Ijah 1 Data Pribadi : Ijah
41
Nama :Ijah
Usia :30 tahun
Agama :Islam
Anak ke :4 dari 8 bersaudara
Status Perkawinan :Menikah
Alamat Rumah :Tasikmalaya
Pendidikan :SD
Tingkat Depresi Klien :Sedang Moderat
41
Hasil wawancara dengan Ijah Bukan nama sebenarnya, VoT Victim of Trafficking Klien, di Ruang Konseling, Gedung Prajagupta, CTU IOM RS.POLRI Sukanto, 6-8 Juli 2007
2 Latar Belakang Keberangkatan
Klien meninggalkan desa karena sudah tidak tahan atas perilaku kasar sang suami yang sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Klien dimadu
1 tempat tinggal dengan istri muda sang suami. Sang suami mempunyai 6 orang istri sedangkan klien adalah istri pertama.
Saya ngga ngerti mba, coba bayangin aja. Saya di madu sama suami saya di rumah saya sendiri warisan orangtua. Suami saya
suka main perempuan, mana istrinya banyak ada 6, saya istri pertamanya. Suami saya senengnya mabok dan judi. Saya cuma
takut anak-anak bakal dia jahatin. Makanya saya titipin ke mertua saya di kampung. Kalo saya tanya malah dipukul, ditendang,
pokoknya saya nih sebagai istrinya udah gak ada harganya lagi. Sebelumnya klien pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama
1,5 tahun di Malaysia tepatnya pada tahun 2005. Untuk keberangkatannya yang pertamanya ini klien mengatakan bahwa dirinya berhasil. Saat pulang, klien
membawa uang hasil kerjanya Rp. 6.600.000. Uang tersebut pada awalnya klien percayakan kepada sang suami untuk ditabungkan di Bank. Namun, ternyata uang
tersebut disalahgunakan sang suami untuk menghidupi istri-istri mudanya. Saya pikir, suami saya pas saya tinggal kerja jadi kasihan sama
saya. Jadi berubah. Makanya pas pulang saya gak curiga, saya titipin uang hasil kerja saya 6 juta ke dia. Buat biaya sekolah anak-
anak. Eh...gak taunya malah dia buat kasih makan istri-istri mudanya. Ya Allah...tega banget. Klien pun Menangis.
Keberangkatan klien yang pertama ini melalui sponsor yang bernama Teni
dari kampungnya. Dari sponsornya ini klien di tawari gaji RM 400 dengan potongan 3 bulan. Klien berangkat dari Tasikmalaya menuju Pekanbaru dengan
menggunakan mobil. Sesampainya di Pekan baru, klien ditampung di PT klien lupa namanya selama 2 bulan. Setelah itu klien barangkat ke Malaysia untuk
menjalani masa percobaan kerja selama 1 bulan. Lalu kembali lagi ke Pekan baru
dengan menggunakan kapal laut untuk menunggu visa turun. Setelah 32 hari akhirnya klien diberangkatkan kembali ke Malaysia. Klien bekerja di Kuala
Lumpur. Majikan klien bernama Jamrud dan juga Mukhsin. Saat itu klien bekerja sebagai PRT sejak pukul 6 pagi hingga 9 malam. Klien diberi makan teratur oleh
sang majikan. Setelah pulang klien bekerja di Jakarta selama 1 bulan. Saat itulah uang
hasil jerih payahnya disalah gunakan sang suami. Padahal uang tersebut akan digunakan klien untuk biaya kursus menjahit sang anak yang hanya sempat
bersekolah hingga lulus SD saja. Sang suami sering mencari-cari alasan ketika ditanyakan perihal uang tersebut. Malahan sang suami menghina dan juga
menuduh klien bekerja sebagai pelacur di Malaysia kepada anak mereka. Saya banting tulang di negeri orang. Malah dibilang kerja ngga
bener lah, jual diri, mengkhianati dia. Astagfirullah...saya dihina dan difitnah sama suami saya sendiri mba. Klien menangis. Padahal
orang-orang juga pada tau kalo yang begitu itu dia sendiri. Dia lagi cari-cari alasan aja. Nyakitin saya terus.
Hal tersebut dilakukan suaminya semata-mata adalah untuk menutupi
kesalahannya telah menggunakan uang yang dititipi oleh klien. Keadaan tersebut semakin mendorongnya untuk segera bekerja kembali ke Malaysia.
”saya mah nggak takut...meskipun banyak yang bilang TKW suka disiksa...karena saya pikir kemaren saya juga kerja di Malaysia dan
majikan saya baik. Jadi...yang ini kan saya juga mau kerja di Malaysia...jadi saya pikir...pasti majikannya juga bakal baik. Pasrah
aja.”
3 Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga
Klien adalah anak ke 4 dari 8 bersaudara. Ayah klien yang bernama Barju telah llama meninggal. Sedangkan ibu klien bekerja sebagai petani di
kampungnya di Tasikmalaya. Klien memiliki 3 orang anak yang berusia 13, 7 dan 4 ½ tahun. Saat ini
anak-anak klien tinggal bersama sang nenek mertua klien di kampung. Suami klien bernama Imang. Menurutnya, sang suami bekerja sebagai supir taksi. Suami
klien ini memiliki 6 orang istri. Klien sendiri adalah istri pertama. Klien mengatakan bahwa sang suami sering sekali main perempuan, judi dan juga
mabuk-mabukan. Sang suami juga sering sekali melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Seperti menghina klien, memukul, menendang, menampar wajah
klien bahkan mengancam klien jika klien meminta cerai. Suaminya ini pun tidak pernah memberikan nafkah kepadanya. Sang suami hanya menghabiskan harta
benda klien saja. Tidak hanya dibenci oleh klien, ternyata sang mertua sendiri orang tua
sang suami sudah kewalahan dan juga lepas tangan terhadap anaknya tersebut. Diketahui bahwa sang suamilah yang telah menyebabkan kematian ayah mertua
klien. Para saudara, tetangga sering merasa tidak aman dan juga ketakutan dengan perilaku suami klien. Suatu saat mertua klien pernah menyarankan klien agar
memakai ilmu hitam ataupun meminta tokoh agama untuk menyadarkan sang suami.
Suami saya memang keterlaluan mba, kata ibunya sendiri mertua saya dia juga yang bunuh bapaknya sendiri, saudara-saudara udah
pada lepas tangan, tetangga pada gak berani. Suami saya itu kaya preman kelakukannya, malahan ibunya dan saudara-saudara pada
nyuruh saya buat pake ilmu hitam buat sadarin dia. Tapi saya gak mau saya pasrah aja sama gusti Allah.
Sebagai informasi tambahan, suami klien pernah dipenjara 5 tahun di LP Tangerang karena kasus pembunuhan. Selain itu suami klien pun juga pernah
dipenjara selama 2 minggu dengan kasus yang berbeda yaitu jual beli motor gelap curanmor. Suami klien tertuduh sebagai seorang penadah.
Namun, baru 2 minggu sang suami mengancam untuk segera ditebus oleh klien. Sebelumnya klien memiliki benda warisan dari orangtuanya namun, saat ini
sudah habis karena digunakan untuk kepentingan sang suami. Harta warisan tersebut pun habis karena sering digunakan suami untuk main perempuan, mabuk-
mabukan juga berjudi. Sang suami juga yang menghabiskan uang hasil kerja klien selama di
Malaysia. Karena terlalu percaya dengan suaminya ini, uang tersebut ternyata disalahgunakan sang suami. Ketika klien minta untuk biaya kursus anak pertama
klien ternyata sang suami mengaku kepada sang anak bahwa istrinya tidak pernah menintipkan uang padanya. Ternyata uang tersebut digunakan untuk membiayai
ongkos hidup istri-istri mudanya. 4 Tahapan
Trafficking Proses,Cara, Tujuan
Klien memutuskan untuk kembali bekerja ke Malaysia. Klien bekerja atas tawaran sponsor yang bernama Monica Bisri. Klien ditawari pekerjaan sebagai
PRT di daerah Kuching dengan iming-iming gaji RM 250 dengan potongan
selama 2 bulan. Kali ini klien berangkat pada 10 April 2007 dari Jakarta menuju
sebuah PT di daerah Bogor klien lupa namanya. Disini klien ditampung selama 12 hari. Setelah itu klien berangkat menuju Tanjung Priok dan turun diperbatasan
Pontianak.
Selama itu klien selalu saja dikawal oleh Brimob. Lalu klien dijemput oleh Pak Hasyim lalu klien disarankan menginap karena saat itu klien tiba pada pukul 2
dinihari. Namun pada pukul 4 dinihari klien diberangkatkan menuju perbatasan Entikong dan ditampung di sana selama 5 hari di rumah seorang bernama Wati.
Lalu klien sampai di Imigrasi dan dijemput oleh agent. Klien memiliki paspor dengan alamat Sponsor namun saat ini paspor
tersebut disimpan oleh sang majikan. Klien tidak diperkenankan untuk membaca surat kontrak yang sempat ia tandatangani. Secara rinci tahapan yang dilewati
klien adalah : a
Proses : Perekrutan-Penampungan-Pengiriman-Penerimaan b
Cara : Penipuan, Kebohongan c
Tujuan : Eksploitasi Tenaga Kerja
5 Pengalaman Trafficking dan Kondisi Kerja
Baru 1 bulan klien pulang dari bekerja di Malaysia, klien merasa sudah tidak sanggup lagi menghadapi perilaku sang suami. Klien bekerja di daerah
Kuching. Klien tidak mengetahui identitas majkannya kali ini. Klien mulai bekerja pada pukul 5 pagi hingga 12 malam. Klien bekerja sebagai PRT dirumah
pada pukul 9 pagi. Setelah itu klien diperintahkan untuk bekerja membersihkan kantor sang majikan. Klien seringkali tidak diberikan makan, sering dipukul dan
juga diancam oleh majikannya. ”Saya bingung sama majikan saya ini, beda bener sama saya kerja
dulu. Majikan saya kali ini. Ih...Tega bener sama saya. Udah suruh kerja di rumahnya, di kantornya juga. Kayanya kerjaan saya
ada...aja. Gak abis-abis.
Suatu saat karena merasa sudah tidak tahan lagi karena sang majikan memerintahkan klien untuk memandikan anjing akhirnya klien memutuskan untuk
kabur. Madam saya seneng banget mukul, sering gak dikasih makan,
diancem. Klo saya minta makan malah dia cari-cari alasan kalo saya makan mulu. Padahal pelit banget. Ya udah gak tahan lagi maunya
orang disuruh kerja mati-matian tapi males kasih makan mana ada tenaganya. Saya kabur aja, udah gak tahan, dari pada makin parah.
Klien kabur pada malam Kamis jam 11 malam dan ditolong oleh tetangga sang majikan. Klien sempat tinggal di rumah orang yang menolongnya selama 3
hari. Setelah itu klien diantarkan ke Konsulat RI dan tinggal di sana selama 16 hari. Selanjutnya klien diberangkatkan menuju Pontianak dan tinggal disana
selama 3 hari. Akhirnya pada tanggal 11 Juli 2007, klien tiba di CTU IOM RS. POLRI Sukanto untuk menjalani pemeriksaan medis, konseling dengan psikolog
dan juga pekerja sosial untuk akhirnya dipulangkan ke tempat yang ia tuju ataupun kampung halamannya.
6 Kondisi Psikososial Klien Saat Wawancara
Klien mengalami sedikit retardasi pada saat konseling berlangsung. Saat itu, klien memerlukan pengulangan beberapa kali atas pertanyaan yang diberikan
olehnya sebelum akhirnya klien menjawab. Tak berapa lama akhirnya klien mengaku bahwa masalah dirinya sangat rumit. Klien merasa ketakutan jika sang
suami mengetahui keberadaannya saat ini. Dari hasil pengkuannya bahwa sang suami sering melakukan kekerasan dalam keluarga.
Ternyata selain itu, klien memikirkan kesehatannya. Klien didiagnosis oleh dokter mengalami PMS berat dan sedang dalam masa pemulihan dan
pengobatan atas penyakitnya itu. Pada saat konseling berlangsung klien sering
menunjukan perasan ketidakberdayaan atas segala peristiwa yang ia alami. Klien mengaku bahwa sebenarnya sudah tidak tahan dengan ulah sang suami. namun
klien mengaku bingung bagaimana seharusnya ia bersikap. Sedangkan sang suami tidak ingin dan mengancam klien jika berani meminta cerai.
7 Gejala Depresi
a Klien mengalami depresi Moderat sedang selain dikarenakan
pengalaman trafficking yang ia alami juga dipicu oleh faktor kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan klien. Saya sudah gak tahan lagi, daripada terus ngadepin suami seperti
itu, minta cerai malah dipukulin, ditendang. Makanya saya putusin untuk kembali kerja ke Malaysia
b Mengenai derajat depresi klien Pekerja Sosial yang menangani klien
menyatakan :
42
Klien ini telah didiagnosa mengalami depresi dengan tingkat moderat sedang ini dipicu selain oleh pengalaman trafficking,
kegagalannya dalam bekerja, tidak bawa uang, juga kecemasan- kecemasan yang muncul ketika pulang nanti. Ditambah dengan
adanya faktor kekerasan dalam keluarga, klien kurang support dukungan dari keluarga dalam hal ini suami, klien adalah tulang
punggung keluarga jadi semakin merasa tidak berdaya ketika mengalami kegagalan, terus jadi depresi deh
c Klien merasa takut dan enggan untuk pulang ke kampung halamannya
karena telah gagal. d
Merasa khawatir jikalau anak-anaknya akan dicelakai oleh sang suami e
Terjadi retardasi pada saat wawancara berlangsung observasi
f Klien mengalami IMS Infeksi Menular Seksual berat.
42
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari Social Worker Pekerja Sosial, di Ruangan Social Worker, Gedung Prajagupta, CTU IOM RS.POLRI Sukanto, 5 April 2007
g Hal ini sesuai dengan pernyataan Psikolog yang menangani klien.
43
Dia itu terkena IMS berat, jadi masih perlu dirawat di sini agak lamaan sampai ia pulih, itu mungkin karena waktu ia kerja dulu dia
kurang sempat memperhatikan kebersihannya karena pekerjaan yang banyak.
h Pekerja sosial yang menangani klien pun menambahkan :
44
Kondisi itu IMS juga bisa disebabkan karena klien tertular dari suaminya, mengingat sang suami gemar main perempuan, stres juga
bisa berpengaruh dengan timbulnya depresi.
i Merasa tidak berdaya dan tidak ada harapan, mudah menangis meratap.
j Bingung
k Gangguan tidur dan juga makan
l
Klien kehilangan berat badannya secara signifikan. c. Gambaran Kasus Ica
1 Data Pribadi : Ica
45
Nama :Ica
Usia :25 tahun
Agama :Islam
Anak ke :3 dari 5 bersaudara
Status Perkawinan :Menikah
Alamat Rumah :Cirebon
Pendidikan :SLTA
Tingkat Depresi Klien :Ringan Mild
43
Hasil wawancara dengan Suryantini, Psikolog CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Psikolog, 6 November 2007
44
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari, Social Worker Pekerja Sosial CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Psikolog, 6 November 2007
45
Hasil wawancara dengan Ica Bukan nama sebenarnya, VoT Victim of Trafficking Klien, di Ruang Konseling, Gedung Prajagupta, CTU IOM RS.POLRI Sukanto, 24-26 Februari 2007
2 Latar Belakang Keberangkatan
Sebelumnya klien belum pernah berpikir untuk bekerja keluar negeri. Keberangkatan klien ke Malaysia diawali dengan perkenalannya dengan Pak
Sandi yang merupakan atasannya ketika klien bekerja sebagai karyawan di pabrik sepatu. Klien diberitahu oleh sekretaris Pak Sandi mengenai tawaran ini.
3 Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga
Klien merupakan anak ke 3 dari 7 bersaudara. Klien tinggal bersama orangtua, adik dan juga anaknya di kampung halamannya. Sedangkan sang suami
yang bernama Bukhori bekerja sebagai penjual mainan di Jakarta. Suaminya ini tinggal bersama orangtuanya dan juga sebagai tulang punggung keluarganya itu.
Kakak dari sang suami tidak bekerja sehingga suaminya yang merupakan anak bungsu bertanggung jawab menanggung kehidupan mereka semua di
Jakarta. Suami klien hanya pulang menjenguk klien dan juga anaknya setiap 2 bulan sekali.
Klien mengatakan bahwa dirinya yang selalu menyusahkan orangtuanya. Jika dibandingkan kondisi sang kakak. Klien merasa belum bisa banyak
membantu keluarganya.
4 Tahapan Trafficking Proses,Cara, Tujuan
Klien ditawari untuk bekerja di pabrik sepatu di daerah Malaysia. Namun menurut sekretaris tadi, Pak Sandi telah menyerahkan urusan ini kepada Pak Riko
orang Pontianak. Lama kelamaan klien baru menyadari bahwa dirinya dijual RM 6500 oleh Pak Sandi. Klien diiming-imingi gaji Rp. 1.750.000,-. Namun dalam
kontrak klien tertulis bahwa gaji hanya RM 250 dengan masa kontrak 2 tahun dengan potongan 2 bulan.
Saya baru tahu kalo yang diomongin ke saya beda sama yang dikontrak. Tapi saat itu saat terlambat taunya. Saya tau baru pas di
agent Malaysia. Saya lihat di sana ada perempuan yang dipukulin. Kata anak buah agent itu gara-gara kebanyakan nanya.
Klien meninggalkan kampung halamannya pada 5 April 2007. klien
berangkat dari Cirebon dengan menggunakan mobil 2 kali untuk menuju stasiun Gambir untuk akhirnya berangkat ke Pontianak dengan menggunakan pesawat.
Selanjutnya tibalah klien di Malaysia lalu langsung dipertemukan dengen agent setelah tinggal 1 hari, klien ditawari untuk bekerja di kedai kopi di daerah
Sibu, Serawak. Klien menggunakan paspor dengan identitasnya sendiri. Namun tidak dibuatkan visa. Paspor klien disimpan oleh agent. Secara rinci tahapan yang
dilewati klien adalah : a
Proses : Perekrutan-Pengiriman-Pemindahan-Penerimaan b
Cara : Penipuan, Kebohongan c
Tujuan : Eksploitasi Tenaga Kerja
5 Pengalaman Trafficking dan Kondisi Kerja
Klien bekerja di kedai kopi besar sejak pukul 04.15 pagi hingga 07.00 malam. Setelah itu klien melanjutkan bekerja sebagai PRT hingga pukul 10
malam. Di kedai besar itu hanya mempekerjakan 2 orang karyawan saja. Klien hanya diberikan makan 1 kali sehari. Itupun hanya sayur dan juga nasi yang
sangat sedikit majikan yang menakari. Klien sering diancam dan ditakut-takuti oleh sang majikan. Klien pun tidak diperkenankan untuk beribadah. Klien hanya
sanggup bertahan selama 3,5 bulan saja. Saya gak tahan mba, saya di sana diperes banget tenaganya,
kerjanya 2 kali, dirumah, di kedai juga. Tapi buat makan aja ditakarin. Yang paling sedih lagi gak boleh sholat, sering ditakut-
takuti kalo saya sampai kabur dari rumah majikan akan celaka di Malaysia. Malahan bisa diperkosa trus dibuang di laut. Saya takut.
Klien pun memutuskan untuk melarikan diri pada hari selasa pada jam 03.30 sore pada tanggal 11 Juli 2007. Klien ditolong oleh orang Melayu dan
diantarkan ke kedutaan. Klien tinggal di kedutaan ini selama 11 hari. Untuk selanjutnya menunggu pemulangan ke Indonesia.
Akhirnya klien tiba di CTU IOM RS.POLRI Sukanto pada tanggal 24 Juli 2007. Klien berada di sini sambil melakukan pemeriksaan kesehatan, konseling
dengan psikolog dan pekerja sosial guna menentukan perencanaan pemulangannya lebih lanjut.
6 Kondisi Psikososial Saat Wawancara
Klien terlihat cukup kooperatif pada saat konseling berlangsung. Pada saat itu klien terlihat sangat mengkhawatirkan kondisi keluarganya. Klien sangat
mencintai keluarganya. Klien terlihat hampir menangis ketika menceritakan dirinya telah gagal untuk membantu sang suami. Namun klien sering terlihat
sebagai sosok yang kurang percaya diri. Klien sering mengatakan bahwa dirinya merasa malu karena merasa selalu
saja menyusahkan orangtua dan juga suaminya. Hal ini sesuai dengan pernyataan klien:
Saya malu mba, dari dulu saya selalu aja nyusahin suami dan orangtua saya. Tadinya saya pikir saya kerja akan berhasil.
Eh...malahan babak belur kaya gini, gagal. Padahal saya ingin banget bahagiakan mereka. Suami saya pasti capek bener karena dia
tulang punggung dalam keluarga, kakaknya gak pada kerja.
Sebagai seorang individu klien merupakan sosok yang kuat, sabar dan juga taat beribadah. Namun klien terlihat bukan jenis orang yang mudah putus asa.
7 Gejala Depresi
a Klien mengalami depresi dengan derajat Mild Ringan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Psikolog yang menangani klien:
46
Klien ini hanya mengalami depresi dengan derajat Mild Ringan. Pada kasus ini depresi hanya dipicu dari pengalaman trafficking
yang telah dialami klien.
b Adapun pekerja sosial menambahkan bahwa :
47
Untuk kasus klien ini memang ia mengalami depresi dengan tingkatan ringan Mild. Ica cukup kuat. Meski gejala depresinya
terlihat beberapa seperti dia merasa gagal, mengecawakan orang tua dan suaminya. Ica memiliki Insight diri pemahaman diri yang baik
dan itu berguna baginya untuk segera pulih dari depresi yang ia alami. Tapi perlu juga diketahui bahwa tidak semua VoT mengalami
depresi ataupun gila, Hanya saja memang kemungkinan korban trafficking mengalami depresi cukup besar. Namun itu tadi tetap
tergantung dari proses, cara, maupun tujuan dari trafficking yang klien alami. Itu juga berkorelasi dengan support keluarga dan
peristiwa lain yang telah ada sebelum seseorang menjadi korban trafficking
, seperti pengalaman masa lalu yang menyakitkan atau menyedihkan.
c Ketakutan kepada orang asing khususnya orang Chinese
Sekarang saya jadi agak takut kalo ketemu orang China. Saya jadi keingetan majikan saya di Malaysia China juga jahat banget.
d Mudah menangis
e Merasa tidak berdaya
f Saya ngga tau lagi mesti gimana, udah gagal begini
g Kehilangan Kepercayaan diri
h Merasa tidak berguna
Saya dari dulu selalu nyusahin suami dan orangtua, kayanya belum pernah bahagiain mereka. Belum bisa apa-apa buat ikut bantu
mereka.
46
Hasil wawancara dengan Suryantini, Psikolog CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Psikolog, 6 November 2007
47
Hasil wawancara dengan Eka Lenggang Dianasari, Social Worker Pekerja Sosial CTU IOM RS.POLRI Sukanto, di Ruangan Social Worker, 6 November 2007
i Merasa gagal dan mengecawakan semua orang
j Gangguan makan
Di sini makanan banyak mba, tapi saya gak nafsu, gak pingin aja bawaannya, padahal kalo diinget-inget waktu masih kerja di
Malaysia mo makan aja susahnya minta ampun. Majikan pelit. k
Gangguan Tidur Saya sering susah tidur... nanti pulang gimana, apa kata orang
kampung kalo saya gagal. Gak bawa uang ....malah kaya gini.
2. Analisis Gejala dan Pemicu Depresi Antar Kasus Cross Cases Analysis.