BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdagangan manusia sudah lama terjadi dalam kehidupan. Dalam al Qur`an surah Yusuf12: 20, Allah SWT menyitir tentang hal ini:
1
ﻡ ﻡ
ی .
Artinya: Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu
beberapa
dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf..
2
Selama ribuan tahun, anak-anak, remaja, perempuan dan lelaki telah menjadi korban trafiking untuk kepentingan seks dan sejumlah tujuan lain.
Sekarang ini, trafiking internasional terhadap manusia menjadi sebuah fenomena yang berkembang. Yang mengejutkan, banyak praktek trafiking sekarang ini yang
mengikuti jalur trafiking abad pertengahan atau masa Renaissance ketika kaum perempuan dan anak-anak Eropa Timur dimanfaatkan di pasar-pasar budak Eropa
Barat.
3
1
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002, Vol. 6, h. 416-417.
2
Ketika mereka sampai di Mesir, mereka membawanya ke pasar dan pembeli pun mereka temukan. Setelah tawar menawar dan akhirnya mereka menjualnya dengan harga yang murah,
yaitu beberapa dirham yang dapat dihitung dengan jari, yakni sangat murah dan mereka bukanlah
orang-orang yang tertarik hatinya kepada Yusuf. Mereka menjualnya dengan harga murah,
khawatir orangtuanya tuannya menemukannya atau para pembelinya menampakkan ketidaktertarikan agar harga jualnya dapat lebih murah dari yang ditawarkan. Kata bakhsmurah
pada mulanya berarti kekurangan akibat kecurangan atau penipuan.
3
IOM - International Organization for Migration Budapest, Pedoman Pelatihan Aspek-Aspek Kesehatan Mental Dalam Trafiking Manusia
, Budapest: IOM Publishing, 2004, h. 5-6.
Tahap trafiking yang diketahui pertama terjadi pada abad pertengahan. Setiap tahun, ribuan perempuan maupun anak-anak dari Prussia Jerman Timur,
kawasan Ceko, Polandia, Lithuania, Estonia dan Latvia di jual di pasar-pasar budak di Italia dan Prancis Selatan. Begitu pula perempuan dan anak-anak Eropa
Timur mengalami trafiking, terutama dari Rusia dan Ukraina, yang dijual di Italia dan Timur Tengah. Selain itu, ada pula yang berasal dari Bosnia, Albania dan
Pegunungan Kaukasus. Mereka mengakhiri hari-hari mereka sebagai budak di Italia dan Prancis. Jalur trafiking ke Eropa Barat berhenti saat Kesultanan
Ustmaniyah Ottoman menaklukkan Konstantinopel Ibukota Romawi Timur. Negara-negara Eropa Barat kemudian mengalihkan perhatian mereka ke Afrika
Barat sebagai sumber budak. Pada awal abad dua puluh, perhatian tertuju pada perempuan Inggris, yang
dipaksa melacur di benua Eropa yang terkenal dengan sebutan perbudakan kaum kulit putih. Fenomena ini menjadi suatu isu politik pada awal tahun 1900-an.
Pada tahun 1902, dibuat rancangan International Agreement for the Suppression of the White Slam Traffic
. Tujuannya adalah mencegah penyediaan kaum perempuan dan anak-anak perempuan untuk keperluan tindak asusila di luar
negeri. Tindakan trafiking adalah tindak percaloanmenjadi pialang yang
dilakukan pelaku dengan manusia sebagai komoditas. Untuk memenuhi permintaan tenaga kerja murah dan layanan seksual, jaringan-jaringan kejahatan
internasional yang terorganisir sibuk menanam modal dalam industri trafiking, Lingkaran kejahatan ini, dengan ditunjang hubungan internasional yang kuat,
mampu mengekspor dan mengeksploitasi barang-barang yang hidup.
4
. Perempuan dan anak-anak adalah golongan yang paling rentan. Mereka dibeli, dijual, dan
diangkut untuk dijual kembali, sebagai pemuas seks dan juga buruh. Sebagian kecil dari mereka, masuk kedalam kegiatan seperti pengemisan, kenakalan, jeratan
hutang, kawin palsu, adopsi paksa, atau sebagai korban dari perdagangan organ manusia.
5
Allah SWT berfirman dalam al-Qur`an pada surah an-Nuur24: 33 mengenai hal ini :
6
ی ی
+, - .,
01ی 2
ﻡ 23
ی 14ی
5 - ﻡ
6-2ﻡ - ی7
4ﺕ - 9
2: + ﺥ
ﺕ ﻡ
= ﻡ 2
ﺕ -ﺕ
-ﺕ .2:
14 9
7 +0?Aﺕ
14 B :
A ?
ﻡ ? -ی
C 2
ﻡ 9
D E ,
Artinya: Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka
dengan karunia-Nya. dan budak-budsak yang kamu miliki yang menginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan
mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-
Nya kepadamu dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini
kesucian, Karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. dan barangsiapa yang memaksa mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada mereka sesudah mereka dipaksa itu.
7
4
Bezpalcha, R, Helping Survivors of Human Trafficking, Ukraina: Winrock International, 2003, dalam IOM - International Organization for Migration Budapest, Pedoman Pelatihan
Aspek-Aspek Kesehatan Mental Dalam Trafiking Manusia , Budapest: IOM Publishing, 2004. h.
24.
5
IOM Council Document MCINF 270, 11 November 2003, TT: IOM, 2003, h. 270.
6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002, Vol. 9, h. 338-342.
7
Upaya untuk bekerja memerdekakan diri dapat ditempuh dengan berbagai cara, tapi bukan dengan cara yang haram. Karena itu ayat ini telah memerintahkan untuk membantu para budak,
dan melanjutkan dengan larangan yaitu, dan janganlah kamu paksa budak-budak kamu..dst
Trafiking telah menjadi suatu usaha kriminal yang paling menguntungkan, kerena memiliki hubungan erat dengan sejumlah kegiatan ilegal, seperti pencucian
uang, perdagangan obat terlarang, pemalsuan dokumen, dan penyelundupan.
8
Departemen Kehakiman AS memperkirakan bahwa setiap tahun, sekitar 700.000 perempuan dan anak-anak dibeli, dijual, diangkut dan dan terperangkap dalam
perbudakan guna eksploitasi seks dan eksploitasi tenaga kerja.
9
Perdagangan manusia Trafficking berarti pengerahan, pengangkutan, pemindahan, penyembunyian atau penerimaan orang dengan menggunakan
berbagai ancaman atau paksaan, atau bentuk-bentuk lain dari kekerasan, penculikan, penipuan, muslihat, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,
juga berupa pemberian atau penerimaan pembayaran atau keuntungan untuk mendapatkan izin dari orang yang memiliki kendali atas orang lain untuk tujuan
eksploitasi.
10
Trafiking, menurut ICMCACIL tidak hanya merampas hak asasi tapi juga membuat mereka rentan terhadap pemukulan, penyakit, trauma dan bahkan
kematian. Pelaku trafiking menipu, mengancam, mengintimidasi dan melakukan tindak kekerasan untuk menjerumuskan korban ke dalam prostitusi. Pelaku
trafiking menggunakan berbagai teknik untuk menanamkan rasa takut pada korban supaya bisa terus diperbudak oleh mereka.
11
8
UNICEF
,
Trafficking in Human Beings in Southeastern Europe , Geneva: Juni 2002, h. 8.
9
Release of 2002 Trafficking in Persons Report Washington , Juni 2002.
10
Protocol to Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Person, Especially Women and Children Trafficking Protocol, supplementing the United Nations Convention Against
Transnational Organized Crime, 2000 juga di kenal sebagai Konvensi Palermo.
11
Misra Rosenberg, Bentuk-Bentuk Perdagangan Manusia di Indonesia, 2003. dalam Rosenberg, Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesia. Jakarta: American Centre for
International Labor Solidarity ACILS, 2003, h. 41-62.
Indonesia merupakan negara penghasil dan juga negara transit dalam jaringan perdagangan manusia internasional. Korban perdagangan manusia asal
Indonesia biasanya diperdagangkan ke Malaysia, Saudi Arabia, Kuwait, Uni Emirat Arab, Hongkong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Australia.
Dalam sejumlah kecil kasus, Indonesia adalah negara tujuan perempuan- perempuan dari RRC, Thailand, Taiwan, Uzbekistan, Belanda, Polandia, Rusia,
Venezuela, Spanyol dan Ukraina yang diperdagangkan sebagai pelacur. Di Indonesia sendiri terdapat arus perdagangan manusia yang sangat besar dari desa
ke kota dalam rangka seks komersial atau sebagai pekerja kasar yang lain seperti pembantu rumah tangga.
Pada tahun 2004, pemerintah Indonesia mengajukan tekanan-tekanan hukum untuk melawan perdagangan manusia dan membantu korban-korban di
luar negeri, termasuk Tenaga Kerja Indonesia Tenaga Kerja Wanita TKITKW yang diperdagangkan. Di sejumlah propinsi di Indonesia, Pemerintah Daerah
setempat membuat rancangan peraturan baru berikut anggarannya dalam program anti perdagangan manusia. Pada tahun 2004, pemerintah melaporkan 141
investigasi kasus terkait trafiking, 51 penuntutan hukum dan 45 dakwaan.
12
Banyak kasus trafficking diderita para TKI Tenaga Kerja Indonesia. Hal itu terlihat nyata seperti sejumlah korban yang terdapat di Rumah Sakit Kepolisian
Pusat Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dalam statusnya sebagai imigran, para korban perdagangan manusia trafficking mempunyai resiko mengalami
gangguan psikologi lebih besar dibandingkan dengan penduduk asli sebuah negara.
12
http:anak.i2.co.idberitabaruberita.asp?id=193 , diakses pada Maret 2007 pukul 10.00 WIB
Dengan meningkatnya feminisasi migrasi sepanjang dasawarsa lalu, kaum perempuan menjadi sangat rentan terhadap trafiking. Bukan saja karena
tereksploitasi, namun karena mereka dipertahankan dan diperlakukan dengan kejam dalam kondisi-kondisi yang mendatangkan risiko-risiko besar terhadap
kesehatan reproduksi, fisik dan mental. Mereka juga kekurangan informasi tentang bagaimana melindungi diri mereka sendiri terhadap faktor-faktor risiko
berikutnya dan memiliki akses yang sangat kecil bahkan tidak memiliki akses sama sekali terhadap pelayanan perawatan kesehatan.
Akibat pengalaman trafiking bersifat sangat merugikan kaum muda. Penyimpangan kronis dapat mempengaruhi perkembangan psikologis seorang
anak serta dapat menyebabkan perkembangan kepribadian yang patologis. Pengalaman trafficking tersebut memiliki dampak yang mendatangkan malapetaka
potensial atas kapasitas masa depan mereka untuk membangun hubungan- hubungan yang sehat atas dasar rasa saling percaya dan keintiman.
13
Westermeyer, Vang dan Neider 1983 menyatakan bahwa sebagian symptom
psikiatrik seperti depression depresi, anxiety kecemasan, permusuhan, paranoid dan gangguan somatik yang dialami imigran dipengaruhi
faktor kebudayaan asal mereka. Menurut mereka variabel pasca imigrasi post immigration
seperti pengangguran dan jarak yang jauh dengan negara asal mereka berkorelasi yang signifikan dengan masalah-masalah emosional.
14
13
Zimmerman,C,Watts,C, 2003, dalam IOM Counter-Trafficking Handbook, Bab 4: Kesehatan Health, New York: IOM, 2003, h. 214-216.
14
Westermeyer,J, dkk, Migration and Mental Health Among Hmong Refugees: Association of Pre And Post Migration Factors With Self Rating Scale
, Journal of Nervous and Mental Disease, 1983, 171, 92-96. dalam Adi Fahrudin, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi
dan Strategi, : Bab Kesehatan Mental Imigran, Penerbit: Badan Pelatihan dan Pengembangan
Sosial Departemen Sosial RI, 2000, h. 304.
Para imigran mengalami kesulitan dalam percobaan untuk mengatasi masalah bahasa dan kebudayaan semasa proses acculturation. Faktor-faktor ini
saling terkait dan menghasilkan berbagai gangguan dan masalah sosial. Apabila budaya imigran dengan budaya negara baru memiliki perbedaan yang amat nyata,
imigran yang bersangkutan akan mengalami stres yang serius dan beban mental yang berat.
15
Korban perdagangan perempuan woman trafficking seringkali mengalami trauma yang sangat mendalam dari penderitaan yang dialaminya.
Untuk itu perlu kesabaran yang sangat tinggi dalam memberikan penyembuhan terhadap mereka. Bukan hal mudah memberikan terapi dan penyembuhan
terhadap si pasien yang menjadi korban trafficking, karena pada umumnya mereka merasa takut untuk didekati, khususnya ketika ditanyakan perihal penyebab
kondisi mereka saat ini. Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh CTU IOM RS. POLRI
Sukanto, jumlah korban perdagangan manusia yang mengalami gangguan kesehatan mental khususnya depresi adalah 87 dari total korban yang ditangani
oleh lembaga ini.
16
Organisasi sosial dapat menjadi one stop services center layanan terpusat yang memberikan berbagai jenis pelayanan, informasi, rujukan,
manajemen kasus, konseling, kesehatan fisik dan mental, perlindungan dan pelayanan vokasional.. CTU IOM RS. POLRI Sukanto, sebagai salah satu
lembaga sosial internasional, memberikan perhatian
khusus terhadap permasalahan perdagangan manusia dan berperan aktif memberikan pelayanan
kepada korban.
15
Ibid, Rogler, Dharma Malgady, 1991, h. 304.
16
Statistik CTU IOM Jakarta, Psychological Assessments among Victims of Trafficking, June 2005 - April 2007 Jakarta: IOM, 2007.
CTU IOM menyediakan one stop crisis center dengan memberikan pelayanan secara integratif, baik berupa pelayanan medis, sosial maupun
psikososial hingga tahap pemulangan dan reintegrasi klien. Para pekerja sosial yang bekerja di badan sosial seperti ini, selain harus mempunyai kompetensi
multikultural yang akan mempermudah dalam bekerja dengan berbagai klien yang berasal dari latar belakang etnik yang berbeda, mereka pun harus memiliki
kemampuan intervensi pada level makro, mezzo maupun mikro yang sejalan dengan program dan pelayanan organisasi di samping itu, dalam menangani klien,
organisasi sosial biasanya menerapkan pola kerja tim team work bersama orang- orang dari multi-disiplin keilmuan sesuai dengan wewenang dan kapasitasnya.
17
Orang-orang yang mengalami trafiking, baik trafiking untuk eksploitasi tenaga kerja, seksual atau bentuk-bentuk eksploitasi lainnya berhadapan dengan
sejumlah masalah kesehatan. Selama disekap, mereka mengalami kekerasan fisik, eksploitasi seksual, pelecehan psikologis, kondisi hidup yang buruk dan menderita
sejumlah penyakit, yang menimbulkan sejumlah akibat yang berlangsung lama terhadap kesehatan fisik mereka, terutama kesehatan reproduktif, dan kesehatan
mental. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menulis skripsi
dengan judul ”Analisis Gejala dan Faktor Pemicu Depresi Pada Korban Perdagangan Perempuan
Women Trafficking Studi Kasus Counter Trafficking Unit International Organization for Migration CTU IOM
RS.POLRI Sukanto”
17
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial
. Bandung: PT. Refika Aditama, 2005, h. 179.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah