Tahap Tempat Tujuan Tahapan Utama Pengalaman Trafiking

kondisi-kondisi yang tidak dapat diduga dan dikontrol sehingga, para korban tetap bingung dan tidak mampu membuat rencana dan mengantisipasi kejadian- kejadian, mengurangi semua keputusan yang menumbuhkan kekuatan, dan manipulasi emosi seperti ancaman untuk membiarkan keluarga tahu kegiatan yang mereka lakukan. 24

c. Tahap Tempat Tujuan

Tahap tempat tujuan terjadi ketika orang yang mengalami trafiking ditempatkan untuk bekerja dan tunduk pada suatu kombinasi antara paksaan, kekerasan, tenaga kerja paksa, jeratan hutang atau bentuk-bentuk penyalahgunaan lainnya.. Banyak mekanisme yang berbeda-beda dipergunakan untuk memperoleh kekuasaan guna mengontrol orang yang mengalami trafiking selama dalam tahap eksploitasi. 1. Biasanya paspor dan dokumen-dokumen identitas mereka disita, dan mereka terperangkap dalam suatu lingkungan migrasi ilegal sehingga mereka menjadi rentan terhadap tuntutan dan deportasi karena melanggar hukum dan peraturan-peraturan, atau pelacuran. 2. Para pelaku trafiking juga mempergunakan kekerasan dan pelecahan seksual: bagi kebanyakan perempuan, pemerkosaan sering menjadi langkah pertama untuk menuju tahap eksploitasi seksual. 3. Pola-pola psikologis normal secara teratur dimanipulasi dalam kadar-kadar tertentu untuk menyiksa dan pencucian otak: pencabutan hak tidur, menderita kelaparan, ruang pribadi dan privasi yang terbatas, ancaman- ancaman atas kehidupan, kekerasan dan penyiksaan berulang-ulang. 24 Zimmerman, C., Watts, C, IOM Counter-Trafficking Handbook, New York: IOM, 2003, h. 217-219. 4. Penyiksaan fisik dan mental disertai ancaman-ancaman terhadap keselamatan keluarga mereka, larangan untuk menghubungi seorang anggota keluarga atau teman, sering ada denda uang dan perampasan uang, aset-aset bernilai dan terbatas yang dapat mereka miliki, penggunaan secara paksa atas alkohol dan bahan-bahan lainnya, dan teknik-teknik pemaksaan lainnya untuk menjamin adanya ‘kerjasama’ dan mencegah mereka agar tidak melarikan diri. Tidak mengherankan, orang yang mengalami trafiking pada akhirnya tidak lagi mampu melakukan kehendak bebasnya, dapat menyerah, dan dapat tunduk di bawah kontrol para pelaku trafiking. 5. Jeratan hutang: perbudakan terjadi dengan berpura-pura membayar kembali suatu akumulasi hutang yang meliputi harga yang telah dibayar ‘pemilik’ untuk perjalanan, dokumen palsu dan pembelian orang tersebut. Dalam beberapa contoh, para pelaku trafiking menambah terus hutang para korban dengan membebani ongkos untuk akomodasi, penjualan kembali ke ‘para pemilik’ lain, hukuman-hukuman, biaya makan, biaya penginapan, dan lain sebagainya.

3. Faktor di Belakang Perdagangan Perempuan Anak a. Sisi Permintaan

Dokumen yang terkait

Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku wholesaler bahan bangunan dalam membeli dan strategi pemasaran atap metal ( studi kasus PT. “X” di Sumatera Utara )

1 75 119

KEKERASAN DALAM PACARAN(Studi tentang faktor penyebab, dinamika antar faktor dan faktor palingdominan pada pelaku sekaligus korban

2 13 2

Analisis perkembangan jumlah tabungan deposito berjangka dan faktor faktor yang mempengaruhi di BRI unit Sempusari, Jember tahun 1995-1999

0 5 61

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan merk (brand switching )pada konsumen biore facial foam facial fit-expert : studi kasus pada perempuan di daerah ciputat

2 22 310

Pengaruh dukungan sosial, loneliness, dan trait kepribadian terhadap gejala depresi narapidana remaja di lembaga pemasyarakatan

1 43 135

Mekanisme dan tata cara pembelian, penjualan kembali dan pengalihan unit penyertaan perusahaan reksadana syariah : studi kasus pt.bni sekurities investment management

0 6 86

Analisis faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi margin pembiayaan Murabahah : studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

3 17 136

Tinjauan hukum islam mengenai perlindungan hukum terhadap perempuan korban perdagangan menurut undang-undang No.21 tahun 2007

0 9 113

Trafficking dan prostitusi : studi kasus Gang Dolly Surabaya

2 17 61

Pengaruh good corporate governance : GCG terhadap kinerja keuangan perbankan syariah : studi kasus pada BANK umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 24 0