laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal ditingkatkan.
Wingkel 2004: 519, menyebutkan bahwa tujuan diadakannya bimbingan kelompok secara khusus adalah untuk membina proses dalam kelompok sebagai
kelompok, seperti daam kelompok-T. Sedangkan Romlah 2001: 14-15 mengemukakan bahwa tujuan bimbingan keomok yaitu.
1. Memberi kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal
penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan-
kegiatan kelompok. 3.
Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan individual. 4.
Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif.
Dari beberapa pendapat tersebut menujukkan bahwa bimbingan kelompok selain bertujuan memberikan informasi bersifat personal, vokasional dan sosial,
namun juga bertujuan mengembangkan diri peserta kelompok yaitu melatih kemampuan sosialisasi, simpati-empati serta melatih kepercayaan diri yang bermuara
pada pengembangan potensi individu.
2.2.2.3 Fungsi
Menurut Wibowo 2002: 163, fungsi utama bimbingan dan konseling yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah fungsi pemahaman dan
pengembangan. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang menghasilkan pemahaman peserta didik terhadap diri sendiri dan pemahaman
terhadap lingkungan sosial peserta didik. Fungsi pengembangan yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka pengembangan
dirinya secara mantap berkelanjutan. Mugiharso 2011: 66, mengemukakan bahwa “fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah
fungsi pemahaman dan pengembangan.” Jadi, berdasarkan dua pendapat ahli tersebut fungsi layanan bimbingan kelompok yaitu fungsi pemahaman dan fungsi
pengembangan.
2.2.2.4 Asas
Bimbingan kelompok merupakan layanan dalam bimbingan konseling yang dalam pelaksanaannya terdapat asas-asas yang harus dipegang. Menurut Munro,
Manthei dan Small dalam Prayitno 2012: 162, kerahasiaan, kesukarelaan dan keputusan diambil oleh klien sendiri merupakan tiga etika dasar konseling. Dalam
kegiatan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok ketiga etika tersebut diterapkan.
1 Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok hendaknya menjadi rahasian kelompok yang hanya boleh diketahui oleh anggota kelompok dan
tidak disebarluaskan ke luar kelompok. Seluruh anggota kelompok hendaknya menyadari benar hal ini dan bertekad untuk melaksanakannya. Aplikasi asas
kerahasiaan lebih dirasakan pentingnya dalam konseling kelompok mengingat pokok bahasan adalah masalah pribadi yang dialami anggota kelompok. Di sini posisi asas
kerahasiaan sama posisinya seperti dalam layanan konseling perorangan. Pemimpin
kelompok dengan sungguh-sungguh hendaknya memantapkan asas ini sehingga seluruh anggota kelompok berkomitmen penuh untuk melaksanakannya.
2 Kesukarelaan
Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan kelompok oleh konselor pemimpin kelompok. kesukarelaan terus menerus dibina melalui
pemimpin kelompok mengembangkan syarat-syarat kelompok yang efektif dan penstrukturan tentang layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok. dengan
kesukarelaan itu, anggota kelompok akan dapat mewujudkan peran aktif dari mereka masing-masing untuk mencapai tujuan layanan.
3 Asas-asas lain
Dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok dan konseling kelompok semakin intensif dan efektif apabila semua anggota kelompok secara penuh
menerapkan asas kegiatan dan keterbukaan. Mereka secara aktif dan terbuka menampilkan diri tanpa rasa takut, malu ataupun ragu. Dinamika kelompok semakin
tinggi, berisi dan bervariasi. Masukan dan sentuhan semakin kaya dan terasa. Para peserta layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok semakin
dimungkinkan memperoleh hal-hal yang berharga dari layanan ini. Asas kekinian memberikan isi aktual dalam pembahasan yang dilakukan,
anggota kelompok diminta mengemukakan hal-hal yang terjadi dan berlaku sekarang ini. Hal-hal atau pengalaman yang telah lalu dianalisis dan disangkut-pautkan
kepentingan pembahasan hal-hal yang terjadi dan berlaku sekarang. Hal-hal yang akan dating direncanakan sesuai dengan kondisi yang ada sekarang.
Asas kenormatifan dipraktikkan berkenaan dengan cara-cara berkomunikasi dan bertatakrama dalam kegitan kelompok, dan dalam mengemas isi bahasan.
Sedangkan asas keahlian dipraktikkan oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan kelompok dalam mengembangkan proses dan isi pembahasan secara
keseluruhan. Berdasarkan asas-asas tersebut, pada dasarnya ada empat asas yang sangat perlu
diterapkan dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. Adapun keempat asas itu yaitu asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan dan asas kenormatifan.
Keempat asas tersebut harus bena-benar dilaksanakan agar kegiatan layanan bimbingan kelompok dapat terlaksana secara optimal.
2.2.2.5 Dinamika Kelompok