Observasi Metode dan Alat Pengumpul Data

Berdasarkan perhitungan kelas interval tersebut, maka interval kriteria skala perilaku asertif adalah sebagai berikut. Tabel 3.5 Kriteria Perilaku Asertif No Skor Interval Klasifikasi 1 233,6 Skor 365 80 100 Sangat Tinggi 2 175,2 Skor 232,6 60 79 Tinggi 3 116,8 Skor 174,2 40 59 Sedang 4 58,4 Skor 115,8 20 39 Rendah 5 0 Skor 57,4 0 19 Sangat Rendah

3.5.2 Observasi

Sugiyono 2012: 203, menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala- gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.” Sutoyo 2009: 73 mendefinisikan observasi sebagai berikut: “Dalam arti sempit observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti, dalam arti luas observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang yang sedang diteliti. Dalam kedua rumusan diatas ada satu kata kunci yaitu “pengamatan”. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk memperoleh data yang lebih lengkap tentang perilaku asertif siswa serta untuk melengkapi hasil analisis dari skala psikologi. Observasi yang dilakukan adalah observasi berperanserta participant observation. Menurut Sugiyono 2012: 204, “dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian.” Metode observasi dilakukan dengan menggunakan skala penilaian. Menurut Sutoyo, 2009: 90, skala penilaian rating scale adalah pencatatan gejala menurut tingkatan-tingkatannya. Pencatatan ini tidak hanya menggambarkan ada tidaknya suatu gejala pada subjek yang sedang diamati. Namun, mendasarkan pada pertimbangan bahwa suatu gejala yang muncul pada subjek yang diamati akan beragam intensitasnya. Observasi ini dilakukan saat siswa melaksanakan bimbingan kelompok dan permainan peran yaitu dengan mengamati perilaku asertif siswa. Penyusunan pedoman observasi dilakukan untuk memudahkan pengataman perilaku asertif siswa sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama. Pedoman observasi ini digunakan untuk memperlengkap data tentang perilaku asertif siswa serta mengetahui perubahan perilaku asertif selama pemberian treatmen sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai pendukung data kualitatif.

3.6 Penyusunan Instrumen

Dokumen yang terkait

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH (Penelitian Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta Tahun Pelajaran 20152016)

0 5 31

MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL RENDAH MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013 2014

1 28 245

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SEMARANG

3 30 167

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA (Penelitian Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sumurrejo 01 Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 20152016)

1 11 225

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA KELAS VIII-4 DI SMP NEGERI 15 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 4 25

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BINJAI TA. 2013 / 2014.

0 3 15

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK (TEKNIK SOSIODRAMA) UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN KONFLIK INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 22

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/ 2013.

1 3 14

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PERILAKU ASERTIF SISWA DENGAN GURU SMA NEGERI 3 MAGELANG TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 63

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 SEMARANG -

1 3 86