Skala Psikologi Metode dan Alat Pengumpul Data

Penentuan sampel dengan jumlah sepuluh siswa mengacu kepada teori menurut Prayitno 2012: 157 bahwa kekurang-efektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok melebihi sepuluh orang. Oleh karena itu peneliti menentukan jumlah sampel sebanyak sepuluh siswa agar proses pemberian treatmen berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat berjalan efektif. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah sepuluh siswa kelas IX SMP Negeri 25 Semarang.

3.5 Metode dan Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena dengan pengumpulan data ini akan diperoleh data yang akan digunakan untuk menganalisis hasil penelitian. Menurut Arikunto 2006: 149, metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data yang salah akan menyebabkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik akan salah pula. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala psikologi dan observasi.

3.5.1 Skala Psikologi

Azwar dalam Sutoyo 2009: 167 menjelaskan bahwa skala psikologi merupakan alat ukur yang memiliki karakteristik khusus yaitu a cenderung digunakan untuk mengukur aspek afektif, bukan kognitif b stimulusnya berupa pernyataan yang hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan c jawabannya lebih bersifat proyektif d selalu berisi banyak item yang berkenaan dengan atribut yang diukur e respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah, semua jawaban dianggap benar sepanjang sesuai dengan keadaan sebenarnya, jawaban bereda diinterpretasikan berbeda pula. Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala perilaku asertif. Skala perilaku asertif merupakan alat ukur untuk mengukur tingkat perilaku asertif siswa. Untuk mengukur perilaku asertif siswa, peneliti menggunakan skala pengukuran berupa skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian Sugiyono, 2012: 134. Pada skala likert ada tiga pilihan skala, yaitu skala tiga, empat, atau lima. Pada umumnya menggunakan skala dengan lima angka. Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan tingkatan Widoyoko, 2014: 151. Adapun dalam penelitian ini menggunakan skala lima dimana terdapat lima alternatif jawaban untuk mengukur perilaku asertif yaitu SS Sangat Sesuai, S Sesuai, KS Kurang Sesuai, TS Tidak Sesuai dan STS Sangat Tidak Sesuai. Dari kelima alternatif jawaban tersebut, responden bebas memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya masing-masing. Adapun penskoran lima alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.4 Alternatif Jawaban Skala Perilaku Asertif NO Jawaban Pernyataan Positif + Negatif - 1. Sangat Sesuai SS 4 2. Sesuai S 3 1 3. Kurang Sesuai KS 2 2 4. Tidak Sesuai TS 1 3 5. Sangat Tidak Sesuai STS 4 Widoyoko 2014: 152 Dalam penelitian ini digunakan skala perilaku asertif yang kelas intervalnya dengan rentangan skor 1-5 yang mewakili 5 kriteria perilaku asertif yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Sehingga penentuan kriteria tingkat perilaku asertif didasarkan pada penghitungan skor dengan cara sebagai berikut. Data maksimal : skor tertinggi x jumlah item = 4 x 73 = 292 Data minimal : skor terendah x jumlah item = 0 x 73 = 0 Range : data maksimal – data minimal= 292 - 0 = 292 Panjag kelas interval : range : banyaknya kriteria = 292 : 5 = 58,4 Persentase tingkat perilaku asertif ditentukan dengan cara sebagai berikut. Presentase maksimal : 4 : 4 x 100 = 100 Presentase minimal : 0 : 4 x 100 = 20 Rentang : 100-0 = 100 Banyaknya kriteria : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah Panjang kelas interval : Rentang : banyaknya kriteria = 100 : 5 = 20 Berdasarkan perhitungan kelas interval tersebut, maka interval kriteria skala perilaku asertif adalah sebagai berikut. Tabel 3.5 Kriteria Perilaku Asertif No Skor Interval Klasifikasi 1 233,6 Skor 365 80 100 Sangat Tinggi 2 175,2 Skor 232,6 60 79 Tinggi 3 116,8 Skor 174,2 40 59 Sedang 4 58,4 Skor 115,8 20 39 Rendah 5 0 Skor 57,4 0 19 Sangat Rendah

3.5.2 Observasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH (Penelitian Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta Tahun Pelajaran 20152016)

0 5 31

MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL RENDAH MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013 2014

1 28 245

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SEMARANG

3 30 167

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA (Penelitian Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sumurrejo 01 Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 20152016)

1 11 225

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA KELAS VIII-4 DI SMP NEGERI 15 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 4 25

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BINJAI TA. 2013 / 2014.

0 3 15

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK (TEKNIK SOSIODRAMA) UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN KONFLIK INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 22

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KUIS TAHUN AJARAN 2012/ 2013.

1 3 14

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PERILAKU ASERTIF SISWA DENGAN GURU SMA NEGERI 3 MAGELANG TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 63

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 SEMARANG -

1 3 86