menjadi arahan dalam penelitian ini guna mengembangkan penelitian sebelumnya terkait perilaku asertif. Oleh karena itu peneliti teregerak melakukan penelitian terkait
“pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terhadap perilaku asertif siswa kelas IX SMP Negeri 25 Semarang” guna menambah wawasan dan
khasanah ilmu pengetahuan bimbingan dan konseling
2.2
Kajian Teori
2.2.1 Perilaku Asertif
Keterangan mengenai perilaku asertif akan dibahas melalui beberapa poin, diantaranya 1 pengertian perilaku asertif 2 faktor-faktor yang memperngaruhi
perilaku asertif 3 ciri-ciri perilaku asertif 4 aspek perilaku asertif, yang akan diuraikan melalui penjelasan berikut ini.
2.2.1.1 Pengertian Perilaku Asertif
Pengertian mengenai perilaku asertif dijelaskan oleh beberapa ahli. Beberapa ahli tersebut adalah sebagai berikut: Gunarsa 2004: 215 menjelaskan bahwa
perilaku asertif adalah perilaku antar-perorangan interpersonal yang melibatkan aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan perasaan. Perilaku asertif ditandai oleh
kesesuaian sosial dan seseorang yang berperilaku asertif mempertibangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Selain itu Wolpe dalam Jones 2011: 467,
menerangkan bahwa perilaku asertif adalah ekspresi verbal dan motorik yang sesuai dari emosi apapun selain kecemasan. Tren awal assertive traininglatihan asertif
adalah latihan mempertahankan hak seseorang atau dapat diistilahkan perilaku oposisional. Sekarang latihan asertif telah diperluas, termasuk ekspresi dan
komunikasi akurat perilaku afeksi penuh kasih sayang, bilamana dianggap perlu. Dari pengertian ahli diatas, menunjukkan bahwa perilaku asertif mengarah kepada
keterampilan berkomunikasi secara jujur, mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mempertimbangkan keadaan orang lain.
Menurut Sugiyo 2005: 108, assertiveness adalah orang-orang yang tegas dalam mengambil keputusan. Ketegasan merupakan suatu bentuk sikap dan perilaku
seseorang yang menunjukan beberapa sifat seperti. 1.
Perilaku yang mampu membuat individu mampu bertindak dengan caranya sendiri tetapi juga tidak menutup diri dari saran orang lain
yang menjadikan dirinya lebih baik. 2.
Mampu menyuarakan hak-haknya tanpa menyinggung orang lain. 3.
Percaya diri, mengekspresikan diri secara spontan pikiran dan perasaan banyak dicari dan dikagumi orang lain. Sugiyo 2005: 112
Beberapa pengertian lain terkait perilaku asertif diantaranya, menurut Corey dalam Ratna 2013: 35, perilaku asertif adalah ekspresi langsung, jujur pada
tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan atau hak-hak seseorang tanpa kecemasan yang beralasan. Alberti dan Emmons dalam Ratna 2013: 36, mendefinisikan bahwa
perilaku asertif adalah perilaku yang membuat seseorang dapat bertindak demi kebaikan dirinya, mempertahankan haknya tanpa cemas, mengekspresikan perasaan
secara nyaman dan menjalankan haknya tanpa melanggar hak orang lain. Rathus dan Nevid dalam Ratna 2013: 35, menerangkan bahwa asertif adalah tingkah laku yang
menampilkan keberanian secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan,
pikiran-pikiran apa adanya, mempertahankan hak-hak pribadi serta menolak permintaan-permintaan yang tidak masuk akal dari figur otoritas dan standar-standar
yang berlaku pada suatu kelompok. Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
perilaku asertif adalah keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan baik secara jujur dan terbuka serta dapat menegakkan hak individu tanpa melanggar
hak-hak orang lain.
2.2.1.2 Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Perilaku Asertif