karena pada awalnya rata-rata siswa mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam berkomunikasi, pengambilan keputusan, tanggung jawab serta cenderung tidak tertib,
seenaknya sendiri dan tidak mempedulikan perasaan orang lain. Hal itu menyebabkan perkembangan indikator ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar sehingga
mengalami peningkatan yang lebih sedikit dibandingkan dua indikator sebelumnya Berdasarkan hasil perhitungan data berupa analisis deskriptif persentase
sebelum dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama serta hasil pengamatan selama proses pemberian perlakuan, menunjukkan
bahwa persentase perilaku asertif siswa lebih tinggi setelah diberikan perlakuan dari pada sebelum diberikan perlakuan. Selain itu, pengujian hipotesis menggunakan uji
wilcoxon juga menunjukan hasil yang sama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat berpengaruh positif terhadap
perilaku asertif siswa kelas IX SMP Negeri 25 Semarang Tahun Ajaran 20152016.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun masih jauh dari sempurna dan terdapat keterbatasan-keterbatasan tertentu selama proses
penelitian. Adapun keterbatasan penelitian tersebut, yaitu kesulitan mengumpulkan siswa anggota kelompok yang dikarenakan pelaksanaan penelitian dilakukan setelah
pulang sekolah. Banyak siswa yang merasa lelah sehingga kurang bersemangat mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama sehingga
terkadang mempengaruhi kondisi kelompok menjadi tergesa-gesa ingin segera pulang.
Keterbatasan selanjutnya yaitu keterbatasan tempat. Tidak ada tempat khusus untuk pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling sehingga setelah pulang
sekolah peneliti mencari ruangan yang bisa digunakan untuk pelaksanaan penelitian. Hal itu membutuhkan waktu sehingga layanan bimbngan kelompok dengan teknik
sosiodrama tidak langsung segera dimulai setelah bel pulang. Keterbatasan lain yaitu
datang dari peneliti sendiri, dimana peneliti masih dalam proses belajar sehingga terdapat kekurangan baik dalam persiapan maupun pelaksaan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik sosiodrama. Namun peneliti terus belajar dengan menyiapkan diri baik persiapan mental, materi maupun administrasi sebelum
melaksanakan penelitian. Keterbatasan lain yaitu kontrol perilaku siswa yang hanya dilakukan saat pemberian perlakuan dimana peneliti tidak mengetahui secara
langsung perilaku siswa di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga memungkinkan timbulnya perilaku yang kurang sesuai dari siswa. Sedangkan keterbatasan terakhir
yaitu pengumpulan data yang hanya menggunakan skala psikologi dan observasi partisipan dari peneliti sehingga dapat menimbulkan bias data.
100
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tingkat perilaku asertif siswa di SMP Negeri 25 Semarang dapat disimpulkan bahwa
.
1. Perilaku asertif siswa kelas IX SMP Negeri 25 Semarang sebelum diberikan
layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama berada pada kategori sedang dengan rata-rata persentase sebesar 40.
2. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama
perilaku asertif siswa kelas IX SMP Negeri 25 Semarang berada pada kategori tinggi dengan rata-rata persentase sebesar 72.
3. Layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama berpengaruh terhadap
perilaku asertif siswa dengan persentase sebesar 32. Hasil uji wilcoxon menunjukkan T
hitung
= 0, T
tabel
dengan n= 10 dan taraf kesalahan 5 diperoleh T
tabel
=8, sehingga T
hitung
lebih kecil dari T
tabel,
maka H
a
diterima dan H ditolak.
Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku asertif siswa kelas IX SMP Negeri
25 Semarang.