Tokoh dan Penokohan Unsur Intrinsik

b. Siska Tan Mei Xia Siska merupakan anak Anas dan Nung yang pertama lahir. Sifatnya keras kepala, berpendirian kuat, memiliki kontrol diri yang hebat, namun juga tempramental. Siska seorang yang perfeksionis dan profesional. Siska selalu menjadi pemenang dalam segala hal. Ia seorang perempuan yang cerdas dan mandiri. Sebagai seorang pebisnis, Siska dituntut untuk selalu bersifat profesional. Dalam mengontrol emosi, Siska sangat piawai. Siska tidak akan menunjukkan dirinya yang sedang dalam tekanan emosi. Tidak seperti Indah yang selalu tergagap menahan emosinya, kontrol diri Siska sangat baik. Kontrol diri yang baik ini terlihat dalam kutipan berikut. “Maaf,” katanya sopan. Pita suaranya bergetar dalam gelagak professional yang telah dilakukannya berjuta-juta kali tidak ada titik-titik emosi jengkel yang berseliweran di wajahnya. Siska mempunyai kontrol diri yang amat kuat. Kalau saja para kliennya tau apa yang sedang terjadi di dalam pikirannya… 9 Kontrol diri yang kuat tidak serta merta lahir begitu saja dalam diri Siska, butuh latihan, butuh kerja keras untuk mendapatkannya. kontrol diri yang baik merupakan kebutuhan bagi Siska mengingat ia adalah seorang wanita karier. Ia adalah bos dari salah satu perusahaan di Singapura. Siska tentunya harus memiliki kontrol diri yang baik demi menunjang karir bisnisnya. Siska seorang yang perfeksionis, tidak hanya dalam pekerjaan, namun dalam berpenampilan dan gaya hidup pun ia menunjukkan kesempurnaan dirinya. Berpakaian matching layaknya kaum sosialita dan menggunakan jasa maskapai kelas utama. Ini semua menunjukkan bahwa Siska adalah pribadi yang berkarakter kuat. Rincian penampilan memperlihatkan kepada pembaca tentang usia, kondisi fisikkesehatan dan tingkat kesejahteraan si tokoh. Kutipan dibawah ini akan menunjukkan kepada pembaca status sosial Siska. 9 Clara Ng, Op. cit., h. 16. Di Bandara dan gerbang kedatangan yang berbeda, pesawat lain baru saja mendarat. Seperti biasanya, penerbangan dari Siangapura berlalu dengan mulus. Siska duduk full gaya di kursi penumpang firstclass. Kacamata hitamnya tidak lepas membingkai wajahnya. Hari ini dia mengenakan baju serba cokelat. Bahkan tas jinjingnya pun berwarna senada. 10 … Sekujur tubuhnya dibekap benda-benda yang tampak glamour. Bermerek tentu saja. Siska sangat pemilih untuk baju, tas, sepatu, dan apa pun yang dikenakannya. Kualitas nomer satu. Merek terkenal. 11 Kutipan di atas mempertegas status sosial tinggi yang dimiliki Siska. Hanya orang-orang berada saja yang mampu bergaya hidup seperti Siska. Semuanya serba terbaik, serba first class. Penampilan yang sempurna tidak lain untuk menunjang pekerjaan Siska sebagai seorang bos di salah satu perusahaan di Singapura. Apa yang dikenakan dan dilakukan Siska juga mewakili perusahaan yang dipimpinnya. Untuk itulah Siska harus selalu berpenampilan sempurna. Indah berhenti berbicara. Dia gelagapan, mencari udara. Siska memanfaatkan kesempatan untuk memotong perkataan Indah. “pertama, untuk menyegarkan ingatanmu, yang memberitahu papah di rumah sakit adalah aku. Aku C’est moi. Kedua, kan kamu yang tinggal di Jakarta. Satu kota dengan papa, naik bajaj juga sampai. Apa salahnya sih kalau kamu yang memantau kesehatan Papa? Dan ketiga, for your information, aku bukan jalan-jalan di Hongkong. Malah, aku sudah lama gak jalan-jalan. Aku di Hongkong untuk urusan bisnis, catat itu baik- baik” 12 Kutipan di atas menunjukkan karakter Siska yang cerdas dan tegas. Siska mampu memberikan argumentasi yang logis untuk mematahkan tuduhan Indah. Di sini terlihat Siska yang “selalu menang”. 10 Ibid., h. 27. 11 Ibid., h. 85. 12 Ibid., h. 32. c. Novera Tan Mei Mei Novera bayi yang paling terakhir lahir dan yang paling lemah. Novera identik dengan kelembutan. Ia seorang guru taman kanak-kanak, terlihat dalam teks berikut. Kelas mereka baru saja berakhir. Mainan anak-anak berserakan di segala sudut. Buku-buku yang tadinya terletak rapi di Sudut Baca, tamak tergeletak di karpet. Biasanya Novera dan Tanti menghabiskan waktu sekitar sepuluh menit untuk membereskan ruangan sebelum berdiskusi tentang persiapan kelas esok hari. Tapi sepertinya pekerjaan itu bisa ditunda. Novera tidak terlihat gembira, tapi tampaknya dia juga tidak ingin dikasihani dengan cara yang berlebihan 13 Sesuai dengan karakternya yang lembut dan tenang, Novera memilih pekerjaan sebagai guru TK. Dalam keluarga, Novera pun selalu mengalah dan memilih untuk tidak terlibat dalam konflik saudara kembarnya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut. Dari mereka berempat, dia yang terlihat paling kecil. Sedikit lebih pendek daripada Indah dan sedikit lebih kurus daripada Siska. Matanya pun yang terlihat paling sipit. Kulitnya paling putih. Aneh, biarpun mereka terlihat mirip, Novera tidak merasa sama dengan ketiga saudarinya yang lain. Khususnya dalam hal pribadi dan kehendak. 14 … Novera bayi terlemah. Sedikit-sedikit sakit. Sedikit-sedikit kedinginan. Dia yang paling akhir berguling, paling akhir tumbuh gigi, paling akhir berdiri, dan tentu saja paling akhir berjalan. Tumbuh menjadi gadis yang paling pendiam dan tidak neko-neko, Novera tidak pernh merasi ingin menyaingi kehebatan “kakak-kakaknya” yang lain. Tidak. Tidak pernah ingin. Dari kutipan tersebut, terlihat Novera yang tenang dan sederhana. Novera cenderung menjauhi hingar-bingar dunia. Ia memilih hidup dalam kesederhanaan jiwa dan pikiran. Novera enggan ikut campur dalam konflik saudara kembarnya dan tidak suka menonjolkan diri. 13 Ibid., h. 24 —25. 14 Ibid., h. 48. Novera bayi yang paling terakhir dilahirkan. Bayi yang paling lemah. Bayi yang pertumbuhannya paling lambat. Penulis melukiskan fisik Novera sesuai dengan karakternya yang tenang dan lembut. Fisik Novera yang digambarkan lemah sejak awal, seperti suatu pertanda, tali penghubung yang logis. Novera menderita suatu penyakit yang merupakan malapetaka bagi setiap wanita. Kista ganas memaksa rahimnya harus diangkat. Penggambaran awal seolah menjadi prolog atau pengantar Novera yang menghadapi satu masalah besar yang kemudian mengubah keyakinannya menjadi seorang Khatolik dan berniat menjadi biarawati. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut. “Kenapa dibaptis?” “Karena saya ingin menjadi Katolik,” jawab Novera tenang. Ketenangan itu hasil mengumpulkan keberanian selama berminggu-minggu. “Menjadi Katolik harus dibaptis.” 15 … Singkatnya sekali lagi, dia ingin menjadi biarawati. Novera telah meyakini apa yang dia inginkan dalam hidup ini. Seribu persen, tidak ada diskon. Tidak ada uang kembali. Tidak ada potongan. Mantap, tidak tergoyahkan oleh apa pun. Bagai karang keras yang mencuat di bibir pantai yang tetap kokoh meskipun tiap hari dihajar ombak berair asin. 16 Masalah dalam hidupnya membuat Novera membutuhkan sebuah tempat pelarian. Agama merupakan tempat pelarian terbaik bagi Novera. Menjadi biarawati seolah menjadi solusi atas permasalahannya. Novera berusaha menghindari kenyataan bahwa sebagai wanita ia tidak sempurna. d. Rosi Tan Mei Xi Rosi adalah gadis tomboi yang berubah menjadi seorang transgender. Ia berbeda dari ketiga saudarinya yang lain. Rosi sejak kecil sudah merasakan kelainan pada tubuhnya. Ia tidak menyukai tubuh wanitanya, tidak menyukai 15 Ibid., h. 70. 16 Ibid., h. 78. pakaian wanita. Ia tidak menyukai hal-hal yang berhubungan dengan wanita seperti keharusan memakai bra dan rok. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut. Rosi tahu dia berbeda semenjak usia dini. Sedini ketika matahari pubertas mulai terbit di kaki langit. Ketika habis masa-masa ceria dunia kanak-kanak; ketika usia mulai menyentuh masa-masa kritis dan sensitive; ketika berjuta-juta pertanyan tentang hidup mengalir keluar; ketika keinginan menggebu untuk mencoba segala sesuatu tidak tertahankan; ketika semangat tanpa batas menetas, meretas segala aturan dan rambu. 17 … Apa istilah asingnya? Transgender. Transeksual. Cewek macho. Cewek kelaki-lakian. Whatever apalah arti label? Tidak penting. Lebih gawat lagi, dia dapat menyandang predikat teraneh diantara yang aneh. Paling minoritas diantara yang minoritas. Sudah Cina, transgender pula. Mana yang lebih gawat dari pada itu? Katanya, orang cina di Indonesia mempunyai tiket gratis pergi ke neraka karena terlalu tertekan di Negara ini. Dalam kasus Rosi, lebih mengerikan lagi. Mungkin ini nerakanya neraka. 18 Penulis menggambarkan tokoh Rosi secara panjang lebar. Dalam kasus Rosi yang tidak biasa, transgender, ada sebuah kutipan menarik di atas yang berbunyi. “Sudah Cina, transgender pula.” Semacam nerakanya neraka. Rosi sudah berbeda sejak kecil. Ia mengalami masa remaja yang suram. Ia dilanda krisis jati diri hingga ia menemukan kenyamanan menjadi seorang transgender dan lesbian. Karakter Rosi tomboi, penulis menggambarkannya sebagai Yang, sesuatu yang kuat, yang terang, yang cerah. Akan tetapi, ia terlahir sebagai Yin, yang gelap, yang tenang, yang lembut. Ia pun memiliki kepribadian ganda, sebuah penyakit psikologis yang ia derita ketika menginjak masa pubertas. Hal ini terlihat dalam teks berikut. Pernahkah kamu merasa dirimu bukanlah dirimu yang sesunguhnya? Pernahkah kamu merasa ada jiwa lain yang hidup di dalam dirimu? Pernahkah kamu merasa kamu seharusnya tidak perlu hadir di dunia ini? Rosi berusia delapan belas tahun ketika akhirnya Roni muncul. Sosok Roni gagah dan tampan, walaupun pribadinya adalah pantulan 17 Ibid., h. 41. 18 Ibid. cermin Rosi. Roni adalah Rosi, dalam bentuk yang sebenar-benarnya. Roni memang telah lahir dalam diri Rosi semenjak gadis itu mencapai usia puber, ketika eksistensi diri muncul ke permukaan. 19 Sosok Roni muncul sebagai identitas bagi Rosi, Rosi yang lemah yang memiliki semua wujud keperempuanan namun memiliki jiwa laki-laki. Roni adalah Rosi yang sebenarnya. Ia lebih banyak mengambil porsi keberadan dalam diri Rosi. 2. Tokoh Sampingan a. Nung AtasanaTan Tjin Yun Papa Nung Atasana adalah seorang ayah yang bijaksana dan penuh cinta kepada keluarga. Di mata-mata anak-anak dan istrinya, ia adalah seorang pria penuh wibawa yang ucapannya dinanti seluruh anggota keluarga. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut. Jemari Novera bertautan. Perlahan-lahan dia memajukan tubuhnya dan berlutut khusyuk. Kepalanya tertunduk. Dalam benaknya, ayahnya mungkin satu-satunya orang di dunia yang selalu memahami keinginannya. Jika mereka tidak sama-sama sepakat tentang satu hal, ayahnya memberikan kelonggaran yang luas bagi Novera untuk memutuskan yang terbaik bagi hidupnya. Ini termasuk ketika dia memutuskan menjadi pemeluk Khatolik.. 20 Dalam teks di atas terlihat sosok ayah yang bijaksana, ayah yang terbuka dan demokratis. Nung memandang persoalan anak-anaknya dari sudut pandangnya yang terbuka. Meskipun usia Nung sudah tua, tapi pola pikirnya tidak kolot, bahkan ia membebaskan Vera untuk memeluk Khatolik. Terlihat dalam teks berikut. Setelah berdetik-detik sepi komentar sepi komentar, suara bariton ayahnya muncul juga. “Menurut Papa, apa yang Vera putuskan itu bukn kejahatan. Jadi soal yang satu ini, semunya terserah Vera.” 21 19 Ibid., h. 121. 20 Ibid., h. 69 –70. 21 Ibid., h. 73. Dalam teks tersebut, terlihat Papa yang bijaksana dan demokratis. Papa membebaskan sepenuhnya kepada Novera untuk memeluk agama Khatolik yang diyakininya. Nung tidak menghalangi dan melarang Novera menjadi Khatolik, karena dalam pandangan Nung, Novera tidak melakukan tindakan kriminal yang harus dicegah dan dilarang. Nung juga seorang pekerja keras. Ia gigih dalam berjuang untuk mendapatkan keturunan. Ia memilih untuk berusaha ketimbang menikah lagi walaupun istrinya sudah mengizinkannya. “Lu pernah denger Suhu Wong? Dia pinter memohon kepada dewa-dewi kesuburan.” Itu kata temannya. “Di mana?” Tanpa pikir panjang, Nung berangkat ke kelenteng di Singapura. Di sana dia didoakan dan diberikan empat patung kecil berupa anak-anak yang harus dirawat dan diletakkan di dekat meja persembahan. Katanya empat patung kesuburan itu dapat mengeluarkan aura kesuburan bagi pasangan infertile. Satu tahun berlalu lagi. Tanpa kehamilan, tanpa bayi. “Lu mesti rajin merawat patung kecil itu” Nung menggosoknya tiap tiga hari sekali dengan cairan pembersih kayu. Setiap kali tangannya mengangkat hio, dia menyerukan kesuburan pada dewa langit. “Kamu selalu bisa adopsi.” Begitu komentar orang lain. Tidak- tidak ada adopsi. Itu tekad Nung. … Tepat pada tahun ketiga belas, tiba-tiba menstruasi Anas berhenti mendadak. Pada mulanya, tidak terjadi letupan kegembiraan. Malah kesedihan merangkul mereka berdua. Dua setengah bulan kemudian, dokter memberikan konfirnasi bahwa Anas benar-benar mengandung pada usia empat puluh tahun. 22 Kutipan tersebut menunjukkan kegigihan Nung dalam memperoleh keturunan. Ia mengabaikan nasihat orang lain untuk mengadopsi anak, ia memilih untuk berjuang untuk kehadiran buah hati di tengah keluarga mereka. Nung mendapatkan balasan yang setimpal atas kerja kerasnya, empat orang anak kembar. 22 Ibid., h. 202 —203 b. Anas Mama Anas adalah ibu dari Indah bersaudara. Sifatnya lembut dan bijaksana. Ia menjadi teladan untuk anak-anaknya. Hal ini terlihat dalam teks berikut. “Di Negara tertentu, hujan dianggap sebagai peristiwa alam yang dipuja. Manusia menganggap para dewa sedang bersuka cita. Apalagi jika sudah lama tidak turun hujan. Para petani tentu mengharapkan hujan.” “Tapi saya tidak mengharapkan hujan. Para petani tentu mengharpkan hujan,” seru Sisak keras kepala. “Mungkin kamu tidak. Tapi banyak orang menyukai hujan. Apalagi mereka yang mempunyai jiwa romantis dan sentimental. Sastrawan. Pengarang hebat. Pelukis. Seniman banyak yang sudah berhasil menulis hujan demikian puitis. 23 Kutipan tersebut memperlihatkan sosok mama yang bijaksana, mama menanggapi protes anak-anaknya tentang hujan dengan bahasa yang bijak dan memberikan argumen yang disertai contoh. c. Dharma Dharma adalah seorang gadis yang bertubuh kecil dan ringkih. Dharma kekasih Roni Rosi, Roni sangat mencintai gadis yang memiliki latar belakang keluarga yang kelam ini. Dharma lahir dari seorang ibu yang berprofesi sebagai wanita penghibur. Dharma tidak mempunyai ayah. Masa lalunya yang kelam, membuatnya menjadi gadis pendiam. Nasib yang membawanya kepada Rosi dan mereka berdua terlibat asmara sesama jenis.Hal ini terlihat dalam kutipan berikut. Masa remaja Dharma berlangsung membingungkan. Kekerasan di sekitarnya, baik ibunya maupun lingkungannya adalah pemandangan yang wajar bagi Dharma. Dia tumbuh di rumah sempit, di antara tumpukan petak papan. Jalan depannya tidak dapat disebut jalan karena terlalu sempit dan becek. Kendaraan apa pun tidak sudi lewat daerah situ. Ibunya pelacur murahan yang harus bekerja tiap malam. Kalau tamu lagi sepi, kebanyakan Ibu bekerja di diskotek. Kalau lagi teler,Ibu sangat ringan tangan. Caci maki dan tempelengnya menghantam hati dan tubuh Dharma. 23 Ibid., h. 59. Ayahnya … ah, tidak jelas. Dharma tidak pernah tahu siapa ayahnya yang sesungguhnya. Terlalu banyak lelaki berlalu lalang. Lelaki yang memanfaatkan tubuh ibunya. 24 Dharma dilahirkan sebagai anak yang tidak memiliki ayah. Ibunya seorang pelacur. Kehidupannya yang keras membuatnya tumbuh menjadi gadis yang lembut namun kuat. Ia memutuskan untuk melanjutkan hidupnya dengan tidak bersama ibunya. Ia keluar dari rumah ibunya dan bekerja di perkebunan teh. Pekerjaannya sebagai pemetik teh membuatnya mencintai alam dan setelahnya ia menjadi vegetarian. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut. … Gadis itu menemukan pekerjaan sebagai pemetik daun teh. Dari situ , dia berkenalan dengan alam. Dengan mudahnya, Dharma jatuh cinta pada tanaman. Menurutnya, tanaman adalah personifikasi dirinya. Diam, tenang, penuh perasaan, dan dekat dengan Sang Maha Kehidupan. Alam membebaskannya dari kesunpekan hidup. Di bawah kubah langit biru dan bentangan padang teh, dia bersumpah untuk selalu menghormati alam. Dai akan menyamakan diri dengan degup napas dan ritme kehidupan. Semudah itu Dharma memtuskan mejadi vegan sejati. 25 Dharma sesungguhnya bukan seorang lesbian. Ia tidak menyukai sesama jenis, ia menyukai laki-laki. Akan tetapi, garis hidup membawanya bertemu Roni Rosi. Dharma yang memiliki latar masa lalu yang kelam dan tidak pernah merasakan kasih sayang, mendapatkan segalanya dari Roni Rosi. Mulai dari perlindungan, perhatian, dan cinta kasih. Akhirnya, mereka saling jatuh cinta. Dharma mencintai Roni karena Roni di matanya adalah laki-laki, begitu pun sebaliknya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut. Dharma bukanlah lesbian. Semenjak remaja, dia tertarik kepada lelaki yang tidak pernah memberikannya apa pun. Roni memberinya cinta, tanpa pamrih. Dharma mereguknya sepuas hati. Dirinya bagai sumur kering yang dahaga. Bagai musafir yang berjalan kelelahan. Rasa cinta dapat memuaskan rasa hausnya akan kehangatan. Dia yang hidupnya penuh penolakan dan dan kesendirian merasa lega dengan kehadiran Roni. 24 Ibid., h. 188. 25 Ibid., h. 190 —191 Di matanya, Roni adalah surga. Dia tidak peduli masalah gender. Apakah cinta mengenal jenis kelamin? Roni adalah lelaki yang mencintai diri Dharma seratus persen. 26 Dari kutipan tersebut menunjukkan Dharma yang bukanlah seorang lesbian. Dia adalah gadis yang kesepian, merasa terasing dari dunia hingga akhirnya ia menemukan cinta dari seseorang. Seseorang itu adalah Roni Rosi, seorang transgender. Mereka berdua saling mencintai. Perubahan orientasi seksual Dharma terkait dengan masa lalunya yang kelam dan keadaan yang memosisikan Dharma berhubungan intens dengan Rosi. Dharma hanya berkutat dengan Rosi yang terus menerus memberikan cinta kasihnya, hal yang sebelumnya tidak pernah ia dapatkan dari siapa pun. d. Pastor Antonius Pastor Antonius, kekasih Indah. Ia sangat mencintai Indah, namun statusnya sebagai pastor tidak memungkinkan dirinya untuk bisa menikahi Indah. Pastor Antonius seorang yang lembut dan tampan. Ia seorang yang kharismatik, terlihat pada teks berikut. Seperti biasa, Antonius otomatis membuang napas. “Kamu tahu kita tidak mungkin bersama-sama seperti layaknya orang pacaran. Aku ini pastor. Mengertikah kamu? Aku telah mengucapkan sumpah untuk hidup murni. Hidup selibat. Tidak ada perempuan, istri, bahkan pernikahan bagiku. Aku akan menghabisakan sisa hidupku berjalan bersama tuhan. “Indah dengar ya…,” Antonius berkata putus asa. Putus asa membayangkan betapa kuat tekad Indah terhadap keinginan dan perasaannya. Gadis itu tak akan menyerah terhadap kenyataan, walaupun langit akan runtuh. “Apa yang telah kita lakukan itu dosa. Aku menyesal atas nama Yesus dan sudah bersumpah tidak akan pernah melakukannya lagi. Apa yang aku perbuat padamu adalah salah. Salah besar. Jadi, selayaknya kita tidak melakukan hal itu lagi, tidak memperpanjang masalah yang telah terjadi. Kamu mengerti? 27 Beberapa kutipan tersebut menunjukkan sikap tegas Antonius. Ia seorang pastor yang taat. Walau dalam hati kecilnya ia mencintai Indah, namun ia memilih 26 Ibid., h. 191. 27 Ibid., h. 125 —127. untuk berbakti pada Tuhannya. Ia memutuskan untuk meninggalkan Indah dan kembali menjalani hidup sebagai pastor sejati yang mengabdikan seluruh hidupnya pada Tuhan. Kutipan tersebut juga menjelaskan bahwa kehidupannya sebagai pastor tidaklah mulus. Ia pernah terpeleset dalam cinta. Ia pernah berhubungan intim dengan Indah. Sebagai pastor, hal ini sangat bertentangan dengan agamanya. Seorang pastor bahkan dilarang untuk menikah. Akan tetapi, Pastor Antonius malah berhubungan intim dengan Indah di luar pernikahan. Hal ini menunjukkan bagaimana pun juga pastor Antonius adalah seorang manusia biasa yang memiliki sifat-sifat kemanusiaan juga memiliki hawa nafsu. Demi agama Pastor Antonius meninggalkan Indah, wanita yang dicintainya. Dalam agama Khatolik sendiri, konsep pastor yang dilarang menikah masih menuai kontroversi. Ada beberapa gereja yang menerapkan peraturan lebih longgar terhadap pastor dengan membolehkannya menikah. Adalah Gereja Timur yang pada abad ke-7 menghapuskan aturan ini. Akan tetapi, sebagian besar gereja membuat aturan ketat tentang pelarangan pernikahan bagi pastor 28 . Hubungan seksual merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, apabila kebutuhan dasar tersebut dikekang bukan tidak mungkin ia akan mencari jalan keluarnya sendiri. Pastor Antonius yang seharusnya hidup selibat taat pada Tuhan dan peraturan agamanya ini, mangkir, dan yang lebih ironisnya lagi ia tidak bertanggung jawab atas kehamilan Indah. Di sini ia lebih memilih jalan agama namun ia melupakan hal yang lebih esensial, kemanusiaan. e. Rafy Rafy, duda beranak satu, ayah murid yang diajar Novera. Istrinya meninggal ketika melahirkan anak mereka. Rafy menaruh hati kepada Novera. Usia Rafy sekitar 35 tahun. Dewasa dan kebapakan. Ia tulus mencintai Novera. Hal ini terlihat pada kutipan berikut. 28 Berdasarkan artikel yang dimuat dalam web berikut. http.katolisitas.org575kami- mengasihimu-pastor … Lelaki berpakaian kaus biru muda dan celana jins biru gelap. Tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi tampak tegap dan sehat. Kulitnya berwaena cokelat muda. Senyum lebarnya mengembang dan matanya berbinar dibingkai kacamata tanpa frame. 29 “kenalkan,” akhirnya dia bersuara. Tawanya dipaksakan mengembang. “Ini saudari kembarku yang lain. Siska. Indah.” Rafy mengulurkan tangannya, penuh simpati. “Ini Rafy,” lanjut Novera, setengah gagap. “Indah.” “Siska, nice to meet you, Rafy.” “Teman dari mana?” sapa Indah hangat. “Teman dari Yogya,” jawab Rafy bersahabat. “Satu sekolah?” “Ya dan tidak. Aku bekerja di perusahaan makanan ringan. Anakku bersekolah di tempat Novera mengajar.” “oooh, sudah punya anak?” “Umur lima tahun. Dan ehm… aku single dad. Isteriku meninggal ketika melahirkan Marga, pendarahan berat.” 30 Kutipan di atas menunjukan deskripsi tentang Rafy secara fisik dan sikapnya yang simpatik. Prilakunya yang simpatik ini menunjukkan bahwa ia mencintai Novera. F. Tanti Tanti adalah sahabat sekaligus kolega guru di tempat Novera mengajar. Tanti seorang yang ceria dan simpatik. Ia turut bersedih atas apa yang menimpa Novera sekaligus gembira dan mendukung Novera spenuhnya dalam menjalin hubungan dengan Rafy. Hal ini terlihat dari kutipan berikut. Tanti melanjutkan dengan suara selembut burung merpati. “Bagaiamana penyelesaiannya? Apa ayah kamu bakalan tinggal di rumah sakit. Atau apa…” kata-kata Tanti menguap, tidak tahu bagaimana dia menyelesaikannya dengan baik. Gadis itu tahu, Novera tidak punya ibu lagi. Ayahnya tinggal sendirian di rumahnya di Jakarta dengan tiga ekor kucing persiayang gendut dan malas. 31 “Kurang apa lagi sih Oom Senang itu? Sama-sama Katolik. Sama- sama Cina. Duda mati, bukan cerai. Anak satu, masih balita. Si Marga itu 29 Ibid., h. 242. 30 Ibid., h. 252 —253. 31 Ibid., h. 25. lucu lagi. Umur segitu anak masih gampang menerima dan memberi cinta. Umur si Oom jua belum tua-tua amat. Tiga puluh lima sih masih muda, Ver. Ayo coba dipikirkan sekali lagi.” 32 Sebagai sahabat, Tanti selalu mendukung yang terbaik untuk Novera. Dalam kutipan di atas, terlihat bahwa Tanti mendukung Novera untuk menikah dengan Oom Senang yang tak lain adalah Rafy. Dukungan dari Tanti sedikit banyak memengaruhi Novera untuk berpikir kembali tentang Rafy. Adakalanya teman mampu memberikan kita sugesti positif terhadap suatu hal. Banyak dari kita baru merasa yakin ketika mendapat dukungan dari orang-orang terdekat terutama sahabat dan keluarga. g. Dokter Marcel Tunggawidjaya Dokter Marcel adalah dokter keluarga Nung Atasana. dr. Marcel seorang dokter yang penuh perhatian. Mereka sejak lama saling mengenal, terlihat dalam kutipan berikut. Dokter Marcel Tunggawijaya adalah dokter keluarga yang telah dikenal Indah sejak batita. Dulu dokter itu membuka praktik kedokterannya persis di depan rumah keluarga Atasana selama bertahun- tahun. Tidak lama ketika Indah bersaudara berusia sepuluh tahun, dr. marcel berangkat ke Kanada mengambil spesialisasi, kemudian menjadi dokter spesialis penyakit darah sekembalinya dari sana. Biarpun demikian, mereka sekeluarga selalu mempercayakan kesehatan mereka di tangan dokter Marcel. Hubungan mereka sangat akrab sampai-sampai tak ada lagi jeda kekakuan yang sering terjadi antara dokter dan pasien di Indonesia. 33 … dr. Marcel berdiri dan berjalan mengitari mejanya. Dia menarik kursi pasien di samping Indah. Duduk berhadapan dengannya, lelaki tua itmengambil tangan Indah dan menggenggamnya lembut. Tatapannya sangat hangat. 34 Kutipan di atas menunjukkan sifat dokter Marcel yang simpatik dan lembut. Tidak seperti kebanyakan dokter di Indonesia yang cenderung kaku, dokter Marcel dekat dengan pasiennya. Dia menenangkan Indah dengan 32 Ibid., h. 144. 33 Ibid., h. 63. 34 Ibid., h. 67. menggenggam jari Indah seolah memberi kekuatan dan keyakinan kepada Indah bahwa penyakit ayahnya bisa disembuhkan. h. Michael Michael adalah klien Siska di Hongkong, laki-laki ini digambarkan sebagai sosok yang sempurna. Siska sampai harus melanggar sumpahnya sendiri dan berkencan dengan kliennya yang satu ini, terlihat dalam kutipan berikut. Siska tahu tipe lalaki seperti Michael. Perempun akan memberi title Mr. Too Good To be True alias te-ge-te-be-te. Lelaki gay akan memberikan judul Mr. Too Good to be Gay alias te-ge-te-be-ge. Hhh Tidak ada yang too good to be… anything dalam kamus Siska. Semuanya pantas didapatkan. Tapi kan… kalo boleh jujur Siska ingat sumpahnya barusan. “Saya tidak boleh berkencan dengan klien.” 35 Deskripsi di atas menjelaskan sosok Michael yang sempurna. Pria keturunan Amerika, gagah, tampan, impian semua perempuan. Kegantengan Michael inilah yang membuat Siska terperangkap. Michael seorang laki-laki yang licik. Ia memanfaatkan keadaan perusahaan Siska yang tengah digugat untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Michael menuduh Siska melakuan tindakan pelecehan seksual terhadap dirinya, terlihat dalam kutipan berikut. “Seksual Harrasment,” ulang Siska getir. “Pelecehan Seksual. Aku digugat karena telah melakukan pelecehan seksual terhadap salah satu klienku di Hongkong. Lelaki itu melaporkan bahwa aku memaksanya tidur dengan dia. Tidak tanggung, dia menggugat seratus juta dolar Singapura.” “Aku menyesal. Seharusnya aku mematuhi peraturan yang aku buat jika aku ingin berkencan dengan lelaki. Dari dulu aku selalu mematuhi peraturan itu. Kali ini aku terpeleset, aku enggak ngerti deh kenapa. Aku menyesal.” … “Ini jebakan” dengus Siska masygul. “Lelaki itu pasti memanfaatkan momentum perusahaanku kena gugat sehingga nama buruk 35 Ibid., h. 87. perusahaan dan aku sendiri bisa dihubung-hubungkan dengan mudahnya oleh media. 36 Beberapa kutipan di atas yang berdasarkan percakapan Siska dengan Indah, menggambarkan sosok Michael yang selain tampan juga ternyata licik. Ia memanfaatkan keaadaan buruk yang tengah menimpa perusahan Siska untuk meraih keuntungan pribadi yang sangat besar.

3. Latar

Latar atau setting terbagi menjadi tiga yakni, 1 latar tempat, 2 latar waktu, dan 3 latar sosial. a. Latar Tempat Latar tempat yang dominan terdapat dalam novel DT ini antara lain sebagai berikut. 1 Kota Jakarta Kota menjadi lokasi di mana keluarga Nung Atasana tinggal. Sejak dulu kawasan Kota banyak didiami oleh bangsa keturunan Tionghoa di Jakarta, lokasinya pun berdekatan dengan kawasan Pecinan di daerah Glodok. Hal ini terlihat dalam teks berikut. Rumah itu masih seperti yang ada dalam bayangan Siska. Pagar yang tidak terlalu tinggi. Tanaman bugenvil dengan bunga-bunganya yang berwarna kuning dan merah muda bermekaran penuh. Pintunya bercat hijau pupus bergaya kuno. Di atas pintu terdapat cermin Pa Kua, cermin delapan arah mata angin. Di samping pintu, tempat hio berwarna merah tergantung di dinidng. Di dalamnya ada sisa-sisa batang hio yang sudah terbakar. Jendela-jendela besar itu kelihatan berdebu dengan lubang angin yang jadi tempat laba-laba membuat sarang. Pasti tidak orang yang sempat membersihkannya. Seekor kucing kampung bergelung di depan teras. Tembok rumah berwarna putih kusam, tidak terawatt. Mungkin juga terelalu banyak diterpa debu. Rumah ini berada di daerah Kota yang kumuh, tua, dan kotor. 37 2 Petak Sembilan, Glodok Jakarta 36 Ibid., 248 —249. 37 Ibid., h. 93 —94. Petak Sembilan merupakan kawasan pecinan di Jakarta. Etnis Tionghoa banyak ditemui di daerah ini. Mereka berkumpul, tinggal, dan berdagang di kawasan ini. Sebagai etnis keturunan Tionghoa, Indah, Siska, Rosi, dan Novera biasa datang ke tempat ini untuk membeli obat Cina dan lain sebagianya, Terlihat dalam kutipan berikut. Pasar Petak Sembilan seperti biasa. kumuh, becek, panas, kotor, dan berdesak-desakan. Di mana-mana terdengar suara orang berteriak satu sama lain. Pernak-pernik dan perlengkapan Cina seperti perlengkapan sembahyang, lampion, batu giok, gelak kristal, mentimun laut alias tripang, krupuk perut ikan, permen manisan buatan Cina, berjejer dijual. Kedai makanan bakmi pangsit, kuotie, cakue, pioh daging kura-kura, sekba semur babi, swike, bubur ayam, bakapau, rujak mi berdesak- desakan menunggu pembeli. Rosi menatap kerumunan orang dengan pandangan ngeri. Sudah lama sekali ia tidak pergi ke pasar ini. c. Hongkong Siska biasa mondar-mandir ke luar negeri selain Singapura yang merupakan Negara di mana kantornya berada. Salah satunya Hongkong. Hongkong menjadi latar yang penting untuk dibicarakan karena di Negara inilah Indah terkecoh oleh kliennya, Marcel, terlihat dalam kutipan berikut. Siska berjalan cepat melewati lautan manusia yang bergegas-gegas berjalan di trotoar. Dia selalu menyukai suasana Hong Kong di waktu malam. Apalagi saat langit sangat bersih dan cerah seperti sekarang. Bintang-bintang kelihatan jelas. Bulan purnama sangat indah. Angin semilir membawa bau masakan kemana-mana. 38 “Sexual harassment,” ulang Siska getir. “Pelecehan seksual. Aku digugat karena telah melakukan pelecehan seksual terhadap salah satu klienku di Hongkong. Lelaki itu melaporkan bahwa aku memaksanya tidur dengannya. Tidak tanggung-tanggung dia menggugat sebesar seratus juta dolar singapura.” 39 Beberapa kutipan di atas menunjukan bahwa Hongkong merupakan latar tempat yang mempunyai arti penting dalam cerita. Negara ini sering didatangi Indah untuk urusan bisnis dan di Negara ini pula Siska melanggar janjinya untuk 38 Ibid., h. 85. 39 Ibid., h. 248. tidak berkencan dengan kliennya, namun ia akhirnya berkencan dengan Michael. Michael yang licik memanfaatkan moment citra buruk yang tengah dihadapi perusahaan Siska kemudian menggugat Siska dengan tuduhan sexual harassment. b. Latar Waktu Latar waktu dalam novel DT ini terjadi pada sekitaran tahun 2000-an. Novel ini pertama kali terbit tahun 2006 dan pengarang mengambil setting waktu sekitar tahun novel ini terbit, yakni tahun 2006. Latar waktu tahun 2006 dikuatkan oleh kutipan berikut. Siska mendengus kepada Indah yang sedang menatap komunikatornya tanpa berkedip. Astaga, Indah punya catatan siapa yang mengantar Papa ke rumah sakit tercatat di komunikatornya. 40 Ponsel komunikator booming pada sekitaran tahun 2005 —2006. Pelopor ponsel pintar ini adalah Nokia dengan seri N dan seri E. seri ponsel komunikator yang paling terkenal adalah E90 communicator yang muncul pada tahun 2007, pendahulu E90 adalah E9500, kemungkinan ponsel ini lah yang digunakan Indah.. Latar waktu tahun 2005 —2006 ini juga terlihat dari yahun kematian Nung Atasana. Nung meninggal ketika Imlek tahun 2006 tepatnya tanggal 29 Januari 2006. Terlihat dalam teks. In Memoriam: Tan Tjin Yun Nung Atasana 15 Februari 1932 —29 Januari 2006 41 c. Latar Suasana Latar suasana adalah kondisi sosial dan politik yang melatari novel ini. Latar suasana novel DT ini adalah latar suasana sosial politik pasca tragedi kemanusiaan Mei 1998. Pada era demokrasi di mana peraturan pemerintah yang 40 Clara Ng, Op. Cit. h. 220. 41 Clara Ng, Op. cit., h. 318 rasialis dan diskriminatif terhadap etnis Tionghoa sudah dihapuskan. Namun, perilaku rasis masih mereka terima, seperti terlihat dalam kutipan berikut. … Mungkin karena aku keliatan Cina banget, jadi santapan empuk bagi mereka semua 42 “Iyalah, pasti Aku mau saja kasih duit.” Rosi terus mencerocos di ponsel. “Tapi, baru aku mau ambil dompet, ada yang kasih komentar menyesakkan hati. Katanya, dasar Cina sialan. Sudah belagu, sok kaya, sok borjuis pula. Itu benar-benar pelecehan kelas berat, Ndah Masa aku dibilang Cina sialan Bayangkan, padahal aku sudah mau mengalah, mau kasih duit. 43 … Ternyata tidak, siapa yang sangka? Waktu aku mau kasih duit, ada lagi yang ngasih komentar di belakangku. Dasar Cina pelit, kasih duit selalu sedikit. Langsung aja darahku tancap gas ke ubun-ubun. Sialan benar. Aku tersinggung sekali mendengarnya. 44 Kutipan di atas menunjukkan perilaku rasis yang diterima oleh Rosi. Celetukan-celetukan masyarakat yang memanaskan hati masih terdengar di mana- mana. Stereotip negatif masih menghantui etnis Tionghoa di Indonesia bahkan di alam demokrasi seperti sekarang ini.

4. Plot

Plot adalah urutan-urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab akibat. Singkat kata peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain. Pengarang menyusun cerita berdasarkan hubungan sebab akibat. Plot dalam novel DT adalah plot lurus atau maju, cerita dimulai secara runtut dari tahap awal, penyituasian, pengenalan, permunculan konflik tengah, konflik meningkat, klimaks akhir penyelesaian. Rangkaian cerita dalam novel DT ini berawal dari berita Nung Atasana, Ayah dari Indah, Siska, Novera, dan Rosi sakit keras. Sakit yang diderita Nung Atasana tidak main-main dan sangat mengancam hidupnya. Setelah itu berlanjut dengan pengenalan tokoh. Dijelaskan bahwa Siska adalah seorang yang cerdas dan mandiri pemilik perusahaan di 42 Clara Ng., Op. cit., h. 54. 43 Clara Ng., Op. cit., h. 55. 44 Clara Ng, Op. cit., h. 55 —56.