Pengobatan Tradisional Kebudayaan Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir
                                                                                menegur  dengan  keras  siswa  etnis  Tionghoa  yang  tidak  bersekolah  pada  Imlek. Jadilah tradisi  dimsum pada keluarga Nung  Atasana menjadi  sebuah tradisi  yang
selalu dijalankan ketika Imlek.
Jam  dinding  menunjukan  waktu  lima  lewat  sepuluh.  Dua  puluh menit  lagi  mereka  akan  merayakan  tahun  baru  Cina  dengan  makan  pagi
bersama-sama.  Menyantap  dimsum.  Tradisi  yang  sangat  aneh,  tapi  bagi keluarga  Nung  Atasana,  tradisi  itu  Nampak  normal-normal  saja.  Makan
dimsum  pada  pagi  Imlek  dirayakan  selama  satu  jam  kerena  setelahnya mereka harus berangkat ke sekolah pada pukul enam tiga puluh. Tidak ada
libur Imlek pada masa itu, masa pemerintahan Soeharto.
93
Dimsum ini pun dipilih pengarang sebagai judul novel. Pemilihan dimsum untuk  judul  merupakan  sebuah  simbol.  Simbol  tradisi  kehangatan  dan
kebersamaan  sebuah  keluarga.  Pemaknaan  dimsum  sebagai  jamuan  makan  kecil menunjukkan  keintiman  antar  kerabat.  Tidak  hanya  itu,  tradisi  dimsum  ini  pun
sebagai sebuah simbol keteguhan dalam keterbatasan. Maksudnya, keluarga yang berusaha menjalankan tradisi mereka walaupun dibatasi oleh pemerintah. Mereka
mencari jalan keluar agar tetap bisa merayakan Imlek dengan keluarga mereka. 2. Daging babi
Dorothy  Perkins  dalam  Danandjaja,  mengatakan  bahwa  salah  satu binatang ternak  yang paling penting dalam diet dan kebudayaan orang Tionghoa
adalah babi, yang dalam bahasa Tionghoa disebut zhu atau chu.
94
Huruf Tionghoa untuk keluarga adalah huruf babi di bawah atap rumah. Banyak tulang-tulang babi
ditemukan di situs-situs penggalian arkeologi dari kebuadayaan neolitik Yangshao 5000-3000  SM  dan  Longshan  3000-220  SM,  dan  di  semua  situs  yang  didata
dari  dinasti-dinasti  Shang  dan  Zhou.  Daging  babi  disajikan  dalam  kurban keagamaan sejak zaman purbakala.
95
Orang  Tionghoa  menyajikan  daging  babi  dalam  berbagai  jenis  olahan. Potongan-potongan kecil daging babi ditumis dengan saus asam manis. Gilingan
daging babi dimasak menjadi beberapa masakan, antara lain sebagai isian bakpao
93
Ibid., h. 59 —60.
94
Danandjaja., Op. cit., h. 433.
95
Ibid., h. 434.
dan  somay  atau  dijadikan  seperangkat  makanan  dimsum  yang  dinikmati sepanjang  tahun.  Daging  babi  akan  menjadi  hidangan  khusus  pada  pesta  tahun
baru Imlek. Daging babi akan dipanggang setelah dibumbui esens merah. Olahan babi  ini  disebut  babi  panggang  merah  manis  ca  siu.  Babi  panggang  atau  babi
guling  merupakan  hidangan  khusus  yang  disajikan  pada  pesta  pernikahan tradisional masyarakat Tionghoa. Olahan daging babi lainnya adalah babi masak
hong, babi kecap, sosis babi, bakso babi, dan sebagainya. Di dalam novel  DT daging babi  menjadi  makanan  yang lumrah disajikan
oleh  keluarga  Nung  Atasana.  Sehari-hari  mereka  memakan  daging  ini  dengan diolah menjadi  babi  kecap atau lain waktu  sebagai  isian bacang. Terlihat dalam
kutipan berikut. “Kekurangan  gizi  apanya?”  Suara  Novera  masih  rendah,  masih
super lembut. Tangannya memasukan potongan-potongan wortel wortel ke dalam panci mendidih dengan tekun. “Kemarin makan daging. Ingat babi
kecap ? Kamu yang menghabiskan sisanya, setengah panci besar itu.”
96
“He-eh  daging  babi.  Kalau  bacang  Nyokap,  ada  telur  asin  di dalamnya. Nasinya terbuat dari ketan. Rasanya enak sekali.”
97
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat daging babi yang diolah dengan kecap dan  menjadi  isian  bacang.  Terlihat  juga  dalam  keluarga  mereka  yang  paling
menggemari  olahan  babi  adalah  Rosi.  Disebutkan  Rosi  sangat  rakus menghabiskan  setengah  panci  besar.  Nafsu  makan  Rosi  yang  besar  dan  porsi
makannya pun besar layaknya pria karena Rosi memang berbeda dari perempuan biasa.  Ia  seorang  transgender  yang  secara  psikologis  memiliki  sifat-sifat  yang
cenderung lebih maskulin. 3. Kue bulan
Kue bulan mooncake atau biasa disebut juga kue keranjang
98
, merupakan kue tradisional masyarakat Tionghoa yang wajib disajikan ketika Imlek. Kue ini
terbuat  dari  tepung  ketan  dan  gula  pasir.  Dicetak  dalam  wadah  bulat.  Sepintas
96
Clara Ng., Op. cit., h. 155.
97
Ibid., h. 136.
98
Masyarakat Betawi menyebutnya kue cina. Kue cina ini pun biasa dibuat oleh masyarakat Betawi ketika lebaran tiba.
mirip  dengan  dodol  Betawi,  hanya  saja  kue  bulan  tidak  menggunakan  santan dalam bahan baku pembuatannya.
Kue  bulan  biasanya  ditaruh  di  atas  meja  persembahan  bersama  dengan makanan  lain  ketika  Imlek.  Biasanya  di  atas  meja  persembahan  tersedia
penganan  wajib  untuk  Imlek  seperti  kue  keranjang,  nasi  putih,  kue  mangkok merah,  kue  ku  ketan,  kue  bugis,  kue  pepe,  arak  putih,  babi  cin
99
dan  buah- buahan.
100
Tradisi  mempersembahkan  kue  bulan  kepada  leluhur  mengandung makna keutuhan keluarga. Selain sebagai kue persembahan pada saat Imlek, kue
bulan  juga  disajikan  pada  festival  kue  bulan  mooncake  festival  yang diselenggarakan setiap malam ke lima belas bulan kedelapan penanggalan lunar.
Di dalam novel  DT  yang bertemakan keluarga,  kue bulan sebagai  simbol kebulatan keluarga menjadi kue yang penting untuk dibahas, kue ini tidak hanya
numpang  lewat  sebagai  pelengkap  kebuadayaan  Tionghoa  namun,  kita  bisa melihat dari sisi tema dari novel ini. Terlihat dalam teks berikut.
Mama  meletakkan  meja  dengan  taplak  merah  di  depan  teras  dan menata beberapa kue di atas meja tersebut. Sudah pasti ada kue bulan dan
bakpao.  Kata “persatuan”  yaitu yuan diucapkan  sama dengan kata untuk
“bulat”. Hari itu menjadi peringatan istimewa untuk setiap keluarga Cina, bahwa  hari  itu  tonggak  pengingat  bahwa  persatuan  keluarga  sangatlah
penting. Keluarga yang bulat adalah keluarga yang tidak terpecah belah.
101
Filosofi  kue  bulan  ini  dipegang  oleh  keluarga  Nung  Atasan  dan  keluarga Tionghoa  kebanyakan.  Bagi  masayarakat  Tionghoa  keutuhan  keluarga  sangat
penting.  Sesama  keluarga  harus  saling  menghormati,  menyayangi,  dan  kompak. Menghormati orang tua merupakan sesuatu yang sangat ditekankan oleh keluarga
Nung Atasana. Keinginan orang tua harus diindahkan dan kewajiban seorang anak untuk  memenuhi  keinginan  orang  tuanya.  Rosi  pun  demikian,  ia  berusaha
mewujudkan  keinginan  ayahnya  yang  sedang  sakit,  meskipun  dengan  jalan
99
Babi masak kecap
100
Santosa, Op. Cit. h. 144 —145.
101
Clara Ng, Op. cit.,h. 171 –172.
                                            
                