11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Struktural
Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum formalis Rusia dan strukturalisme Praha. Sebuah karya sastra, fiksi atau puisi, menurut kaum
strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara komprehensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, struktur karya sastra dapat
diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang
indah.
1
Di pihak lain, struktur karya sastra juga menyaran pada pengertian hubungan antarunsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling menentukan,
saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh. Secara sendiri, terisolasi dari keseluruhannya, bahan, unsur, atau bagian-bagian
tersebut tidak penting, bahkan tidak ada artinya. Tiap bagian akan menjadi berarti dan penting setelah ada dalam hubungannya dengan bagian-bagian yang lain,
serta bagaimana sumbangannya terhadap keseluruhan wacana.
2
Teori strukturalisme menekankan hubungan antara karya dengan lingkungan sosialnya. Dalam masyarakat, sesungguhnya manusia berhadapan
dengan norma dan nilai. Dalam karya sastra, juga dicerminkan norma dan nilai yang secara sadar difokuskan dan diusahakan untuk dilaksanakan dalam
masyarakat. Sastra juga melukiskan kecemasan, harapan, dan aspirasi manusia. Oleh karena itu, kemungkinan karya sastra tersebut bisa merupakan ukuran
sosiologis yang paling efektif untuk mengukur tanggapan manusia terhadap kekuatan sosial.
3
Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan
1
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta. Gadjah Mada University Press, 2005, h. 36.
2
Ibid.
3
M. Ikhwan Rosyidi dkk., Analisis Teks Sastra, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 201.
dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Mula-mula diidentifikasikan dan
dideskripsikan, misalnya, bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Setelah dicoba jelaskan
bagaimana fungsi-fungsi tiap-tiap unsur itu dalam menunjang makna keseluruhannya, dan bagaimana hubungan antarunsur itu sehingga secara
bersama-sama membentuk suatu totalitas kemaknaan yang padu. Misalnya, bagaimana hubungan antarperistiwa yang satu dengan yang lain, kaitannya
dengan tokoh dan penokohan, dengan latar dan sebagainya.
4
Dengan demikian, pada dasarnya analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin
fungsi dan keterkaitan antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan
5
Di dalam kajian struktural, kita akan menemui unsur-unsur intrinsik seperti tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa.
Unsur-unsur ini saling berkaitan dan menjalin sebuah keutuhan dalam cerita. Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai unsur intrinsik dalam novel.
1. Tema
Pada dasarnya, tema itu merupakan suatu ide pokok. Tema itu merupakan pikiran atau masalah ide pengarang yang perlu dijabarkan dalam sebuah kalimat
sehingga jelas maknanya karena di dalam sebuah cerita terdapat suatu bayangan mengenai pandangan hidup atau citra pengarang sebagai cara untuk
memperlihatkan sebuah masalah. Masalah itu dapat berwujud tentang apa saja yang sesuai dengan kehendak pengarang. Tema theme menurut Stanton dan
Kenny, adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Di samping itu, dari tema dapat diketahui adanya nilai khusus atau nilai yang bersifat umum.
Oemarjati memperjelas batasan tema dalam sebuah cerita sebagai berikut. Tema adalah persoalan yang telah berhasil menduduki tempat yang khas
dalam pemikiran pengarang dengan visi, pengetahuan, imajinasi, dan emosinya
4
Nurgiyantoro, Op. cit., h. 37.
5
Ibid., h. 37.