Feng Shui Kebudayaan Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir
yaitu bagi orang Tionghoa sangat penting karena dapat mengatur siklus pertanian mereka.
81
Penanggalan juga penting karena orang Tionghoa meyakini bahwa kaisar yang sedang berkuasa memegang kekuasaannya melalui mandat Langit,
dan melegitimasikan pemerintahannya. Apabila sang kaisar tak dapat mempertahankan keselarasan antara langit dan bumi, maka beliau akan
kehilangan mandat tersebut. Oleh karena itu, pakar-pakar perbintangan kaisar melambangkan pemerintahan kaisar sebagai dukungan Langit Tuhan.
82
Penanggalan telah dikembangkan pada masa Dinasti Shang, dinasti pertama yang dibuktikan oleh para arkeolog dengan peninggalan artefak-artefak.
Pengembangan penanggalan pada masa itu disusun setiap tahun oleh suatu dewan yang terdiri dari para ahli matematika, di bawah pimpinan seorang menteri khusus
dari pemerintahan kekaisaran.
83
Dewan tersebut menyusun penanggalan lunar berdasarkan siklus peredaran bulan yang terdiri dari 29 sampai 30 hari, lebih pendek jika dibanding
dengan kalender solar Gregorian yang dipergunakan di barat. Penanggalan lunar Tionghoa harus dimulai pada hari terbitnya rembulan
muda, pada setiap hari pertama dari tahun baru Imlek. Ahli-ahli perbintangan harus menyesuaikan tahun lunar yang terdiri dari 12 bulan dan mempunyai 354
hari dengan tahun solar yang mempunyai 365¼ hari.
84
Almanak pertanian Tong Shu atau T’ung Shu yang berusia 4000 tahun,
masih tetap diterbitkan setiap tahun sampai hari ini karena masih dipergunakan sebagai panduan oleh orang-orang Tionghoa di seluruh dunia ketika hendak
melakukan upacara-upacara yang berhubungan dengan daur hidup atau bisnis serta perjanjian-perjanjian. Karena untuk hal-hal semacam itu, orang Tionghoa
masih percaya astrologi. Almanak tersebut mengandung banyak keterangan dan topik mengenai hari baik, ramalan cuaca, horoskop, dan feng shui.
Nung Atasana dan anak-anaknya juga menggunakan penanggalan Tionghoa ini. Mereka menggantungnya di dalam rumah. Mengikuti tradisi-tradisi
81
Danandjaja, Op. cit., h. 475.
82
Ibid.
83
Ibid.
84
Ibid., h. 476.
yang berdasarkan penanggalan Tionghoa tersebut, misalnya keluarga ini setiap tanggal 1 penanggalan lunar ce it dan tanggal 15 cap go tidak makan daging.
Seharian mereka hanya memakan sayuran. Tradisi semacam ini dilakukan berdasarkan penanggalan Cina, seperti terlihat pada teks.
“Sekarang cap go ya?” Novera hanya menggumam,membenarkan. Indah berjalan menuju
dinding dan merobek satu lembar kertas kalender. Kalender harian Cina. Penanggalan lunar. Di sana tertera tanggal lima belas.
85
Dalam teks tersebut, terlihat Indah merobek sebuah kalender. Kalender ini bukan kalender biasa atau kalender masehi yang berdasarkan peredaran matahari.
Namun, kalender ini adalah kalender harian Cina, penanggalan lunar, atau berdasarkan peredaran bulan. Dalam kalender harian Cina, terdapat hari-hari
istimewa, seperti Imlek dan cap go. Masyarakat Tionghoa mengikuti beragam ritual keagamaan atau tradisi kebudayaan berdasarkan penanggalan lunar ini.
Dalam novel, penanggalan lunar ini menjadi latar suasana dan sebagai sumber konflik. Novera dan Rosi meributkan hari cap go, hari yang didasari pada
penaggalan lunar. Mereka berdua meributkan tradisi tidak makan daging setiap cap g. Novera masih memegang tradisi ini, sedangkan Rosi tidak bahkan
cenderung kesal dengan Novera yang masih saja memegang tradisi tidak makan daging pada hari cap go.
Wujud kebudayaannya adalah sebagai berikut. 1
Tataran ide, orang Tionghoa meyakini bahwa kaisar yang sedang berkuasa memegang kekuasaannya melalui mandat Langit, dan melegitimasikan
pemerintahannya. Selain itu, penanggalan lunar sangat penting bagi orang Tionghoa untuk menentukan hari raya dan hari baik dalam daur hidup
mereka.
2 Tataran artefak adalah bentuk kalender lunar yang sampai sekarang masih
dipergunakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.
85
Clara Ng, Op. cit., h. 154 —155.