16
2.1.4.2 Manfaat Obligasi
Obligasi memiliki banyak keuntungan atau manfaat menurut Syahyunan 2013:18 antara lain sebagai berikut:
1. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus tidak dengan termin-termin.
2. Biaya relatif murah. 3. Proses relatif murah.
4. Dengan adanya keterbukaan berarti jugag mengharuskan
adanya peningkatan profesionalisme. 5. Emiten akan lebih dikenal masyarakat.
6. Obligasi merupakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan, dengan jangka waktu sekurang-kurangnya 3
tiga tahun. 7. Bisa menggunakan jasa penanggung guarantor apabila
Debt to Equity Ratio DER emiten tinggi. 8. Pembayaran tingkat bunga dapat dilakukan berdasarkan
tingkat bunga tetap atau dengan tingkat bunga mengambang. Keuntungan obligasi yaitu memberikan pendapatan tetap fixed
income berupa kupon. Dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pendapatan bunga secara rutin selama waktu berlakunya obligasi.
Selain itu, perusahaan penerbit obligasi dapat memperoleh dana secara lansung untuk pembiayaan jangka panjangnya.
Menurut Sunariyah 2004 menyatakan bahwa “manfaat utama obligasi yaitu tingkat bunga obligasi bersifat konstan, dalam arti tidak
dipengaruhi harga pasar obligasi.
Pemegang obligasi
dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam kontrak
perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang obligasi
”. Apabila dibandingkan dengan saham, return saham sangat bervariasi, karena dividen saham sangat tergantung pada
Universitas Sumatera Utara
17 laba perusahaan. Apabila laba perusahaan turun, maka dividen juga
turun, dan sebaliknya. Dari sisi lain, karena pendapatan obligasi dapat diprediksi, maka pemegang obligasi dapat membuat portofolio obligasi
yang lebih baik, dibandingkan dengan portofolio saham. Dalam struktur keuangan perusahaan, obligasi mempunyai
urutan lebih diutamakan daripada saham untuk mendapatkan haknya apabila perusahaan melakukan likuidasi. Urutannya adalah pajak
pemerintah, hutang jangka pendek, obligasi hutang jangka panjang, kemudian preffered stock dan yang terakhir adalah common stock
Keown dkk, 2011:236. Sehingga pemegang obligasi lebih
dipentingkan daripada pemegang saham perusahaan publik apabila menuntut hak pembayaran pada saat perusahaan mengalami pailit.
Setelah hak pemegang obligasi terpenuhi maka baru dipenuhi hak pemegang preffered stock dan common stock.
2.1.4.3 Kelemahan Obligasi