17 laba perusahaan. Apabila laba perusahaan turun, maka dividen juga
turun, dan sebaliknya. Dari sisi lain, karena pendapatan obligasi dapat diprediksi, maka pemegang obligasi dapat membuat portofolio obligasi
yang lebih baik, dibandingkan dengan portofolio saham. Dalam struktur keuangan perusahaan, obligasi mempunyai
urutan lebih diutamakan daripada saham untuk mendapatkan haknya apabila perusahaan melakukan likuidasi. Urutannya adalah pajak
pemerintah, hutang jangka pendek, obligasi hutang jangka panjang, kemudian preffered stock dan yang terakhir adalah common stock
Keown dkk, 2011:236. Sehingga pemegang obligasi lebih
dipentingkan daripada pemegang saham perusahaan publik apabila menuntut hak pembayaran pada saat perusahaan mengalami pailit.
Setelah hak pemegang obligasi terpenuhi maka baru dipenuhi hak pemegang preffered stock dan common stock.
2.1.4.3 Kelemahan Obligasi
Selain memiliki kelebihan, obligasi juga memiliki beberapa kelemahan yang nantinya akan menjadi resiko investasi yang dilakukan
oleh investor, adapun beberapa kelemahan obligasi menurut Syahyunan 2013:312 antara lain sebagai berikut:
1. Gagal bayar, Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya
ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi akan menderita kerugian, karena perusahaan akhirnya tidak
dapat menepati janjinya.
Universitas Sumatera Utara
18 2. Capital loss atau kerugian dalam bentuk bunga, Meskipun
tingkat bunga konstan, harga obligasi sangat berfluktuasi. Harga obligasi sangat tergantung kepada kebijakan
pemerintah atau bank sentral. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan negatif, apabila
harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, demikian sebaliknya. Sehingga, pemodal harus memperhatikan
pergerakan harga obligasi agar dapat mempertimbangkan waktu beli yang menguntungkan.
3. Callability atau resiko penarikan, Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan obligasi,
perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premium. Hal ini kelihatannya
menguntungkan pemegang obligasi, tetapi biasanya obligasi yang diambil dijual kembali dengan tingkat bunga yang
lebih rendah oleh penerbit obligasi yang disebut refunding. Sebagai akibatnya, pemegang obligasi belum siap untuk
reinvestasi, atau dinamakan reinvestment risk.
Salah satu kelemahan utama dalam obligasi yaitu gagal bayar, akan terjadi ketika sebuah perusahaan tidak mampu melunasi
kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan sehingga pemegang obligasi akan menderita kerugian. Ini merupakan risiko terbesar yang
harus di hindari investor. Selain itu kerugian dalam bentuk bunga capital loss dapat terjadi apabila harga obligasi mengalami penurunan,
harga obligasi sangat tergantung pada kebijakan pemerintah atau bank sentral. Sehingga, investor harus memperhatikan pergerakan harga
obligasi agar
dapat mempertimbangkan
waktu beli
yang menguntungkan.
Universitas Sumatera Utara
19
2.1.4.4 Jenis-jenis Obligasi