Ukuran Perusahaan Umur Obligasi

30 penelitian ini, peneliti menggunakan proksi current ratio. Menurut Sudana 2011:21 menyatakan bahwa “current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki”. Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid perusahaan. Penelitian Linandarini 2010, Adrian 2011 dan Sari 2012 menemukan hubungan antara likuiditas dengan peringkat obligasi dimana semakin tinggi likuiditas maka semakin tinggi peringkat obligasi perusahaan tersebut. Burton et al 2000 menyatakan bahwa “tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara finansial akan mempengaruhi prediksi peringkat obligasi ”.

2.1.6.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan Universitas Sumatera Utara 31 menggunakan total aktiva karena nilai aktiva relatif stabil dibandingkan dengan nilai penjualan dan kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan merupakan salah suatu variabel akuntansi yang mempengaruhi peringkat obligasi. Murcia 2014 menyatakan bahwa “perusahaan-perusahaan besar kurang berisiko dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil karena perusahaan kecil memiliki resiko yang lebih besar. Apabila semakin besar perusahaan, potensi mendiversifikasikan resiko non sistematik juga semakin besar sehingga membuat r isiko obligasi perusahaan tersebut menurun”. Penelitian yang dilakukan oleh Sari 2012 menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi.

2.1.6.5 Umur Obligasi

Umur Obligasi merupakan tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Obligasi dengan umur obligasi yang lebih pendek mempunyai resiko yang lebih kecil. Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi Universitas Sumatera Utara 32 menggunakan umur obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama Latumaerissa, 2011:367. Oleh karena itu investor akan memilih obligasi dengan umur pendek di banding dengan obligasi berumur panjang. Karena obligasi yang berumur pendek memiliki resiko yang kecil dibanding dengan obligasi berumur panjang. Umur obligasi yang pendek ternyata menunjukan peringkat obligasi yang investment grade. Penelitian yang dilakukan oleh Adrian 2011, Sari 2012, Yohanes 2012 dan Prandana 2014 menyatakan bahwa umur obligasi berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.

2.1.6.6 Reputasi Uditor