26 Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994, Pefindo memperoleh izin
usahanya dengan Nomor. 39PM-PI1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia. Tugas utama Pefindo adalah untuk
menyediakan suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggungjawabkan atas penerbitan surat hutang yang
diperdagangkan kepada masyarakat luas. Disamping melaksanakan kegiatannya dalam melakukan pemeringkatan surat hutang, Pefindo juga
menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan efek. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-
perusahaan penerbit obligasi beserta sektor aset acuannya. Pefindo merupakan perseroan terbatas yang saat ini dimiliki oleh 86 badan hukum per
31 Desember 2014 yang mempresentasikan pasar modal Indonesia dengan tidak satupun pemegang saham yang dimiliki lebih dari 50 saham.
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi, dalam penelitian ini peneliti mengambil beberapa variable-variabel yang
mempengaruhi peringkat obligasi antara lain sebagai berikut:
2.1.6.1 Leverage
Rasio leverage disebut juga sebagai rasio solvitabilitas, menurut Syahyunan 2013:92 menyatakan bahwa rasio leverage
adalah “rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh
utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan
Universitas Sumatera Utara
27 untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya
apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas”. Rasio leverage yang umum dipakai antara lain adalah debt to asset ratio, debt to equity
ratio, time interest earned ratio, fixed charge coverage ratio, dan debt service coverage. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu
proksi yaitu debt to equity ratio. Menurut Sudana 2011:20 debt to equity ratio
adalah “rasio yang mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai modal perus
ahaan”. Semakin besar rasio ini menunjukan bahwa semakin besar pula porsi penggunaan
utang dalam membiayai investasi pada modal, yang berarti pula resiko keuangan meningkat. Menurut Burton at al 2000 menyatakan bahwa
“semakin besar leverage perusahaan, semakin besar risiko kegagalan perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik
peringkat yang
diberikan terhadap
perusahaan ”. Hal ini
mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi
kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini berarti sebagian besar aset didanai dari hutang. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan
dihadapkan pada default risk atau peringkat obligasi yang rendah. Semakin tinggi leverage, semakin besar risiko kegagalan perusahaan.
Dengan demikian, semakin rendah leverage perusahaan maka akan semakin tinggi peringkat yang diberikan pada perusahaan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Yohanes 2012 dan Prandana 2014
Universitas Sumatera Utara
28 menyatakan bahwa leverage secara signifikan berpengaruh terhadap
peringkat obligasi.
2.1.6.2 Profitabilitas