2.3 Kepemimpinan
2.3.1 Pengertian Kepemimpinan
Mc . Farland dalam Danim, 2004 : 55 berpendapat bahwa kepemimpinan dimaknai sebagai suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah
atau pengaruh, bimbingan, atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditatapkan. Kepemimpinan adalah setiap
tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah
tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini juga telah diperjelas oleh Widiyoko 2014: 7 juga mengemukakan bahwa kepemimpinan
mempunyai arti yang berbeda-beda pada setiap pendapat, dan banyak pendpat mencoba memperkenalkan definisiny sesuai dengan versi masing-masing.
Kepemimpinan telah didefinisikan dalam kaitannya dengan ciri-ciri individual, perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola pola interaksi, hubungan peran,
tempatnya pada suatu posisi administratif, serta persepsi oleh orang lain mengenai
keabsahan dari pengaruh. 2.3.2
Syarat-Syarat Kepemimpian
Syarat kepemimpinan sangatlah penting untuk diperhatikan hal ini tekait ketika kepemimpinan seseorang dapat dikatakan memimpin ketika telah
melaksanakan aktivitas-aktivitas seorang tersebut. Kartono 2005 : 36-38, dalam Harbani Pasolong, 2008:11 mengemukakan bahwa persyaratan kepemimpinan
harus selalu dikaitkan dengan tigal hal penting yaitu : 1 kekuasaan, 2 kelebihan,
keunggulan, keutamaan sehingga orang mampu mengatur orang lain, 3 kemampuan ketrampilan Kecakapan yang dianggap melebihi anggota lainnya.
2.3.3 Ciri-ciri Kepemimpinan
Ciri-ciri gaya kepemimpinan Menurut Wahjosumidjso 1984: 102, dalam skripsi Khotimah: 2010: 19 Ciri-ciri masing-masing gaya kepemimpinan adalah
sebagai berikut :
a. Gaya instruksi :
Ciri-cirinya : 1.
Ditandai dengan komunikasi satu arah 2.
Pemimpin memberikan batasan peranan bawahan 3.
Pemimpin memberitahukan bahwa tentang apa, bilamana, dimana, dan bagaimana, bawahan melaksnakan tugasnya.
4. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan semata- mata menajdi
tanggung jawab pemimpin yang kemudian di sampaikan kepada bawahan
b. Gaya konsultasi
Ciri-cirinya : 1.
Ditandai dengan komunikasi dua arah dan memberikan suposif kepada bawahan
2. Pemimpin mau mendengarkan keluhan dan perasaan bawahan
mengenai keputusan yang diambil. 3.
Bantuan terhadap bawahan ditingkatkan
4. Pengawasan dan pengambilan keputusan tetap pada pemimpin
c. Gaya partisipasi
Ciri-cirinya : 1.
Posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dipegang scara bergantian atara pemimpin dan bawahan.
2. Komunikasi dua arah semaikn meningkat.
3. Pemimpin makin mendengarkan bawahan secara intensif
4. Tanggung jawab pemecahan masalaha dan pengambilan keputusan
sebagian besar pada bawahan. d.
Gaya delegasi Ciri-cirinya :
1. Pemimpin memberikan sedikit atau rendah pengarahan
2. Pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan
sehingga tercapai kesepakatan tentang definisi masalah yang dihadapi 3.
Pengambilan keputusan didelegasikan sepenuhnya kepada bawahan 4.
Bawahan memberikan wewenang unuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan keputusannya sendiri.
5. Pemimpin menganggap bahwa bawahan memiliki kecakapan dan
dipercaya untuk dapat memikul tanggung jawab untuk mengarahkan dan mengelola dirinya sendiri.
Berdasarkan empat gaya kepemimpinan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik, artinya pemimpin
yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengadaptasikan gayanya sesuai
dengan situasi tertentu Thoha, 2002:287. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat perkembangan dan kematangan bawahan dalam melaksanakan suatu tugas tertentu
2.3.3 Jiwa Kepemimpian Kemampuan dasar pemimpin :