BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Gusman  2016  dalam  paparannya  terkait  peran  mahasiswa  mengungkapkan bahwa  mahasiswa  sebagai  kaum  terdidik  mempunyai  tugas  menjadi  motor
perbaikan  dan  kemajuan  bangsa.  Dengan  demikian  dapat  dikatakan  bahwa mahasiswa  adalah  seseorang  yang  belajar  di  perguruan  tinggi  dan  merupakan
generasi penerus yang diharapkan mampu menjadi motor perbaikan dan kemajuan bangsa. Oleh sebab itu, mahasiswa diharapkan mempunyai sikap dan perilaku yang
sesuai untuk mejadi motor perbaikan dan kemajuan bangsa. Mahasiswa merupakan aset  bangsa  yang  perlu  dibina  dan  dikembangkan,  sebagai  generasi  muda
kelangsungan suatu bangsa untuk masa yang akan datang sangat tergantung kepada mahasiswa saat ini. Mahasiswa merupakan calon pemimpin masa depan. Kualitas
mahasiswa  yang  baik  dapat  pula  dijadikan  sebagai  ukuran  calon  pemimpin  yang baik di masa depan. Hal ini berlaku sebaliknya jika kualitas mahasiswa buruk dapat
melahirkan  calon  pemimpin  yang  buruk.    Selain  hal  tersebut,  mahasiswa  pula diharapkan menjadi agen of change, social control, dan iron stok.
Oleh  karena  itu,  mahasiswa  perlu  dibekali  dengan  berbagai  keahlian  seperti keahlian dalam bidang organisasi, manajemen, dan kepemimpinan.  Salah satu yang
dapat diikuti yaitu pelatihan kepemimpinan mahasiswa yang diselenggarakan oleh lembaga kemahasiswaan di masing-masing perguruan tinggi.
Pelatihan  kepemimpinan  mahasiswa  ini  merupakan  salah  satu  program  kerja yang  diselenggarakan  oleh  lembaga  kemahasiswaan  di  perguruan  tinggi  setiap
tahunnya.  Salah  satu  penyelenggara  Pelatihan  kepimpinan  ini  yaitu  Badan Eksekutif  Mahasiswa  Fakultas  Ilmu  Pendidikan  di  Universitas  Negeri  Semarang
yang  telah  diselenggarakan  pada  tahun  2014  dan  tahun  2015.  Namun,  dengan penyelenggaran  program  pelatihan  tahun  2014  dan  tahun  2015  tersebut,  pada
kenyataan  di  lapangan  membuktikan  bahwa  masih  banyaknya  mahasiswa  belum mempunyai  sikap  dan  perilaku  kepemimpinan.  Hal  ini  dapat  dilihat,  seperti
pergaulan bebas mahasiswa, sikap acuh tak acuh mahasiswa terhadap lingkungan di sekitar, hingga berperilaku demoralisasi.
Selain  hal  tersebut,  pelatihan  kepemimpinan  mahasiswa  dijadikan  sebagai sarana promosi bagi organisasi, seperti penjelasan diatas pelatihan kepemimpinan
ini  pula  merupakan  program  kerja  yang  diselenggarakan  oleh  lembaga kemahasiswaan setiap tahunya untuk memenuhi program kerja dari masing-masing
lembaga kemahasiswaan. Hasil pelatihan kepemimpinan ini salah satunya adalah sertifikat yang didapatkan oleh  peserta pelatihan. Namun, sertifikat ini digunakan
sebagai  salah  satu  syarat  untuk  bergabung  menjadi  anggota  organisasi penyelenggara pelatihan kepemimpinan tadi.
Melihat  pelatihan  kepemimpinan  yang  begitu  banyaknya  di  lingkungan perguruan  tinggi,  diselenggrakan  atas  asas  demi  tercapainya  program  kerja
organisasi  dan  tanpa  melihat  kebutuhan  mahasiswa,  banyaknya  mahasiswa  yang masih  memiliki  sikap  demoraliasasi  seperti  acuh  tak  acuh,  tidak  peduli  terhadap
lingkungan sekitar, tidak disiplin serta hasil pelatihan yang hanya dapat digunakan
di  organisasi  penyelenggara  pelatihan.  Hal  ini,  tentunya  bertentangan  dengan Robert Mayer 1987, dalam Sudjana, 2007 :104 yang menyatakan bahwa tujuan
pelatihan merupakan suatu perubahan yang diusulkan akan terjadi pada diri peserta pelatihan,  yaitu  perubahan  setelah  peserta  pelatihan  menyelesaikan  pengalaman
belajarnya  dalam  pelatihan.  Dale  S.  Beach  1975,  dalam  Kamil,  2007:  10  juga mengemukakan “ The objective of training is to achieve a change in teh behavior
of  those  trained ”  Tujuan  pelatihan  adalah  untuk  memperoleh  perubahan  dalam
tingkah laku mereka  yag dilatih.  Karena pelatihan merupakan suatu  sistem dan dimana  didalam  pelatihan  ini  satu  sama  lain  saling  terkait,  maka  dalam
menyelenggarakan  program  pelatihan  hendaknya  memperhatikan  komponen- komponen pelatihan. Komponen pelatihan menurut  Sudjana dalam Kamil  2007:
20-21  ialah:  masukan  sarana  Instrument  input,  masukan  mentah  raw  input, masukan  lingkungan  enviroment  input,  proses  process,  keluaran  output,
masukan lain  Other output, dan pengaruh Impact. Berdasarkan paparan kesenjangan fenomena dan teori tersebut, penting untuk
dilakukannya  penelitian  mendalam tentang  “Evaluasi  program  pelatihan
kepemimpinan mahasiswa Badan Ekesekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
”
1.2 Perumusan Masalah