Jilbab sebagai Fenomena Sosial
yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, jilbab adalah kain yang menutupi seluruh tubuh, dari kepala sampai kaki. Sedangkan kerudung adalah
penutup kepala, leher, dan dada.
15
Wanita harus menutup kepalanya karena seluruh anggota tubuh wanita merupakan aurat, termasuk leher dan rambut. Rambut dan leher termasuk dari
bagian perhiasan perempuan yang dapat menimbulkan fitnah dan hasrat bagi laki- laki yang melihatnya. Firman Allah berbunyi:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan
perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan
kain kudung
kedadanya, dan
janganlah Menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-
budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
15
Li Patric, Jilbab Bukan Jilboob, Jakarta; Penerbit Kalil, 2014, h. 2-3
keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung.” QS. An-Nur : 31 Salah satu kaum muslimah yang dapat diteladani karena ketaatan untuk
menutup kepalanya dengan kerudung ialah wanita Anshar, seperti dijelaskan dalam hadits berikut:
”Dari Shafiyah binti Syuaibah, ia bercerita, “Ketika kami bersama Aisyah Ra., mereka menyebut-sebut kelebihan wanita Quraisy. Lalu
Aisyah Ra. berkata, “Memang wanita Quraisy itu memiliki kelebihan, tetapi demi Allah, sesungguhnya aku tidak pernah melihat yang lebih
mulia daripada wanita Anshar, mereka sangat membenarkan Kitabullah dan sangat kuat imannya kepada wahyu yang diturunkan. Ketika turun
surat al-Nur ayat 31, ayat yang menyuruh berkerudung, lalu suami mereka pulang dan membacakan kepada mereka apa yang telah Allah
turunkan. Dengan segera setiap wanita Anshar itu menarik kain yang ada, lalu menjadikannya kerudung karena membenarkan dan iman
kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya.
” HR. Muslim
16
Jadi, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa busana muslimah adalah pakaian takwa yang merupakan simbol ketaatan seorang wanita muslimah.
Selain itu, busana muslimah juga dapat digunakan untuk menyampaikan identitasnya, yaitu sebagai seorang wanita muslim. Dengan mengenakan hijab,
seorang wanita sudah melindungi diri dari perbuatan fitnah dan zina, serta menaikkan kedudukannya di dunia dan di akhirat.
16
Muhammad Syafi’ie el-Bantanie, Bidadari Dunia, Jakarta: QultumMedia, 2005, h.