gitu. Terus untuk empowering youth, kita bikin acara untuk desain berbusana muslimah itu sendiri, desainnya itu gimana, dan
enlightened itu kita menjadikan ehm UFF itu sendiri tidak hanya mengharumkan UFF atau UIN punya saja, tapi untuk muslim dan
muslimah, kalo kita itu ehm Islam itu tetep modern dan dinamis gitu enggak statis gitu-gitu aja, bisa mengikuti perkembangan zaman tapi
tetep dalam aturan syari’ah Islam.”
5
B. Tujuan UIN Fashion Fair
Setiap kelompok sosial pasti memiliki tujuan. Tujuan kelompok bukan hanya sekedar gabungan dari tujuan-tujuan personal para anggotanya, melainkan
mengarah pada kedudukan yang diinginkan oleh kelompok. Tujuan kelompok terletak pada pemikiran para anggotanya dan hidup bersama proses mental lainnya
termasuk kebutuhan personal, harapan personal dan tujuan personal.
6
Begitu pula dengan UIN Fashion Fair. Kelompok ini memiliki dua tujuan utama, yaitu: 1
mengubah pandangan masyarakat tentang muslimah berjilbab, 2 syi’ar kepada muslimah muda yang belum berjilbab agar menjadi berjilbab dengan cara
memperkenalkan fesyen Islam Islamic fashion kepada khalayak umum. Tujuan pertama, mengubah konstruksi citra masyarakat terhadap
muslimah berjilbab dilatarbelakangi oleh kondisi para muslimah berjilbab di Indonesia yang mana sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam, namun ternyata muslimah berjilbab masih dipandang sebelah mata. Muslimah berjilbab dianggap kuno, tidak gaul dan tidak bisa gaya. Selain itu,
banyak pihak yang berpandangan bila menggunakan jilbab akan sulit untuk
5
Wawancara Pribadi dengan Agnesh Sherfina, Tangerang Selatan, 9 Juni 2014.
6
Ayu Agustin Nursyahbani, “Kontruksi dan Representasi Gaya Hidup Muslimah Perkotaan: Studi Kasus Pada Hijabers Community
di Jakarta”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2012, h. 89
mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut membuat para muslimah muda ragu untuk menggunakan jilbab karena khawatir dengan kesulitan-kesulitan yang akan
dihadapinya. Konstruksi citra mengenai jilbab yang berkembang di masyarakat membuat para muslimah memilih untuk menggunakan jilbab saat sudah mapan,
saat menikah, ataupun saat sudah lanjut usia. Sebelum banyak muncul kelompok-kelompok muslimah yang ada seperti
sekarang, figur panutan untuk muslimah adalah para ustadzah yang lebih tertuju pada segmen usia ibu-ibu, yakni usia 30 tahun ke atas. Oleh karena itu, UIN
Fashion Fair ingin memberikan inspirasi bagi para muslimah muda yang telah berjilbab ataupun muslimah muda yang belum agar tertarik untuk mengenakan
jilbab. Melalui gaya berbusana dan berjilbab, kegiatan yang diselenggarakan, UIN Fashion Fair ingin mengubah pandangan negatif terhadap muslimah berjilbab.
Tujuan untuk mengubah pandangan terhadap muslimah berjilbab tersebut terkait dengan tujuan UIN Fashion Fair yang kedua, yaitu membuat lebih banyak orang
tertarik untuk mengenakan hijab. UIN Fashion Fair menggunakan busana muslimah sebagai alat atau media
untuk berdakwah dalam upaya memberikan inspirasi kepada muslimah muda untuk berkerudung dan berbusana
muslimah sesuai dengan syari’at-syari’at Islam yang merupakan salah satu bentuk s
yi’ar dari UIN Fashion Fair. Dalam upaya menyebarluaskan makna jilbab dan pemakaiannya, UIN Fashion Fair berupaya
melalui berbagai kegiatan dengan menonjolkan unsur-unsur Islami yang dimasukkan dalam setiap rangkaian kegiatan yang diselenggarakan.