PENDAHULUAN LANDASAN TEORI GAMBARAN UMUM

10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Busana Muslimah

Busana adalah sinonim dari kata “pakaian” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai barang apa yang dipakai baju, celana, dan sebagainya 1 , serta diartikan pula sebagai pelindung dari cuaca panas dan dingin. Adapun yang dimaksud dengan busana ini sendiri dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang kita pakai mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, dalam hal ini termasuk: 1. Semua benda yang melekat di badan, seperti baju, celana, sarung dan kain panjang. 2. Semua benda yang melengkapi pakaian yang berguna bagi si pemakai, seperti selendang, topi, sarung tangan, dan ikat pinggang. 3. Semua benda dan gunanya menambah keindahan bagi si pemakai, seperti hiasan rambut, giwang, kalung, bros, gelang dan cincin yang biasa dikenal dengan aksesoris. 2 Sedangkan busana muslim merupakan pakaian taqwa yang terkandung dalam kaidah Islam yang berfungsi untuk menutup aurat. Kata aurat berasal dari bahasa Arab, auro yang berarti mengaibkan, kekurangan pada suatu benda. Dalam 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, edisi ketiga, h. 813 2 Nina Surtiretna, et. Al, Anggun Berjilbab, Pakaian Wanita Muslimah, Bandung: Mizan, 1995, h. 27-28 hal berpakaian, aurat adalah bagian tubuh manusia yang diharamkan dilihat dan dipegang oleh orang lain, terutama yang bukan mahramnya. 3 Pada dasarnya, semua jenis busana boleh digunakan oleh wanita, kecuali yang termasuk di bawah ini: 4 1 Tidak menutupi aurat wanita di hadapan selain suami dan muhrim. 2 Ketat dan transparan. 3 Mengundang hasrat seksual selain suami. 4 Memancing aksi kejahatan. 5 Ghasab milik orang yang tidak rela digunakan dan bukan dari harta haram lainnya. 6 Memberikan kesan meniru kaum pria menurut ‘urf pandangan umum masyarakat sekitar. 7 Memberi kesan meniru dan menyebarkan budaya yang merugikan Islam. 8 Syuhrah sensasional, menarik perhatian baik dari sisi warna atau model busana. Islam sangat mengistimewakan kaum wanita, bahkan menyebutnya seba gai “perhiasan terindah”. Seorang wanita shalihah ibarat sebuah mutiara yang tersimpan baik karena selalu menjaga diri dan kehormatannya. Sebagaimana hadits Rasulullah saw., ”Dunia itu perhiasan, dan seindah-indahnya perhiasan dunia adalah wanita shalihah” HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. 3 Li Patrick, Jilbab Bukan Jilboob, Jakarta: Penerbit Kalil, 2014, h. 4 4 Muhsin Labib, Fikih Lifestyle, Jakarta: Tinta Publisher, 2011, h. 48