Proses Sosialisasi Latar Belakang UIN Fashion Fair

“Waktu itu kita tuh... Aku pertama nge-bagi, berapa orang sih yang diperluin untuk satu event besar seperti itu. Terus dapet sekitar 40- an orang. Kan awalnya cuma ngomong ke lima temen aku. Aku kan kampus dua Psikologi, terus aku ngajak temen-temen aku. Temen aku ada lima orang, dan untungnya kita semua beda-beda fakultas semua. Jadi ada dakwah, saintek, psikologi, ini, ini, yaudah aku minta sama temen-temen aku ini untuk cari orang. Jadi aku tuh yang UFF 2012 rata sampe fakultas Dirasat-pun ada. Jadi aku enggak mau yang orang-orangnya tuh dari fakultas Psikologi semua. Dan kita tuh ada open recruitment-nya juga. Jadi waktu yang tim intinya udah lengkap, kita kayak cari volunteer juga. Nah volunteer itu terbuka buat umum. Dan waktu itu yang daftar sampe 200-an orang, cuma waktu itu kita cuma ambil sekitar sepuluh orang. Jadi yang kepilih di UFF 2012 itu kebanyakan yang mau, tertarik sama fesyen. ” 4

3. Visi-Misi UIN Fashion Fair

UIN Fashion Fair memiliki visi untuk menjadi wadah bagi pemuda dan pemudi dalam mengembagkan potensi-potensinya, terutama di dalam bidang fesyen serta untuk memajukan Is lam syi’ar melalui busana muslimah. Sedangkan untuk misinya, terdapat empat poin yang ingin ditonjolkan oleh UIN Fashion Fair, yaitu: 1 exploring fashion sense, 2 educational support, 3 epowering youth, 4 enlightened. “Jadi dari sini tuh bisa dijelasin exploring, empowering, enlightened sama educational support itu apa. Kalo exploring jadi kita di sini ehm bisa jadi untuk wadah enggak cuma muslimah di UIN aja tapi di Jabodetabek, se-Indonesia, itu semuanya dari mana aja, kita bisa di sini saling berbagi pengalaman mengenai fesyen, mengenai agama itu sendiri, maksudnya Islam itu sendiri, terus bisa saling bertukar pikiran, bisa sharing di sini kita mengadakan acara-acara syi’ar Islam bentuknya fesyen tapi enggak hanya fesyen, walaupun bertema fesyen. Kita kan punya acara macem-macem juga, terus dari bentuk empowering youth sama educational support. Educational support itu misalkan kita syi’ar dalam bentuk berbusana itu kita bentuk dalam acara talkshow itu sendiri, kayak 4 Wawancara Pribadi dengan Qonitah Al-Jundiah, Tangerang Selatan, 2 Juni 2014. gitu. Terus untuk empowering youth, kita bikin acara untuk desain berbusana muslimah itu sendiri, desainnya itu gimana, dan enlightened itu kita menjadikan ehm UFF itu sendiri tidak hanya mengharumkan UFF atau UIN punya saja, tapi untuk muslim dan muslimah, kalo kita itu ehm Islam itu tetep modern dan dinamis gitu enggak statis gitu-gitu aja, bisa mengikuti perkembangan zaman tapi tetep dalam aturan syari’ah Islam.” 5

B. Tujuan UIN Fashion Fair

Setiap kelompok sosial pasti memiliki tujuan. Tujuan kelompok bukan hanya sekedar gabungan dari tujuan-tujuan personal para anggotanya, melainkan mengarah pada kedudukan yang diinginkan oleh kelompok. Tujuan kelompok terletak pada pemikiran para anggotanya dan hidup bersama proses mental lainnya termasuk kebutuhan personal, harapan personal dan tujuan personal. 6 Begitu pula dengan UIN Fashion Fair. Kelompok ini memiliki dua tujuan utama, yaitu: 1 mengubah pandangan masyarakat tentang muslimah berjilbab, 2 syi’ar kepada muslimah muda yang belum berjilbab agar menjadi berjilbab dengan cara memperkenalkan fesyen Islam Islamic fashion kepada khalayak umum. Tujuan pertama, mengubah konstruksi citra masyarakat terhadap muslimah berjilbab dilatarbelakangi oleh kondisi para muslimah berjilbab di Indonesia yang mana sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, namun ternyata muslimah berjilbab masih dipandang sebelah mata. Muslimah berjilbab dianggap kuno, tidak gaul dan tidak bisa gaya. Selain itu, banyak pihak yang berpandangan bila menggunakan jilbab akan sulit untuk 5 Wawancara Pribadi dengan Agnesh Sherfina, Tangerang Selatan, 9 Juni 2014. 6 Ayu Agustin Nursyahbani, “Kontruksi dan Representasi Gaya Hidup Muslimah Perkotaan: Studi Kasus Pada Hijabers Community di Jakarta”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2012, h. 89