Kepemimpinan Demokratis Gaya Kepemimpinan

25 laissez faire menganggap bahwa guru-guru atau anggota kelompoknya adalah orang-orang yang sudah matang, sehingga tugas pemimpin adalah “tut wuri” saja untuk mengingatkan apabila ada yang akan menyimpang. Kelemahan kepemimpinan tipe ini tidak begitu nampak, tetapi pada umumnya kelemahan-kelemahan seperti dibawah ini akan segera nampak diantaranya. 1 Anggota kelompok tidak berkembang karena tidak mendapat bimbingan dan arahan yang cukup, 2 anggota kelompok tidak merasakan ada kepemimpinan dalam kelompoknya, 3 suasana tidak tertib dan teratur, sehingga setiap orang melakukan tugasnya berdasarkan selera masing-masing, 4 apabila kelompok terdiri dari orang-orang yang lemah, maka suasana akan semakin buruk, 5 apabila muncul masalah maka tidak pernah terpecahkan sampai tuntas dan memuaskan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Laissez-Faire merupakan kepemimpinan yang dilakukan secara individual dan penuh dengan kebebasan.

c. Kepemimpinan Demokratis

Soekarto Indrafachrudi dan Tahalele 2006: 21 menyebutkan bahwa kepemimpinan demokratis merupakan macam kepemimpinan 26 yang baik dan yang sesuai, karena dalam kepemimpinan demokratis semua guru bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kepemimpinan tipe ini, semua putusan diambil melalui musyawarah dan mufakat semua guru-guru maupun pihak-pihak terkait. Pemimpin mendorong guru-guru dalam hal mengembangkan keterampilannya. Seperti diungkapkan oleh Kartini Kartono, 1992: 87 kepemimpinan demokratis menitik beratan masalah aktivitas pada setiap anggota kelompok juga para pemimpin lainnya yang semuanya terlibat aktif dalam penentuan sikap, pembuatan rencana-rencana, dan pembuatan keputusan penerapan disiplin kerja. Selain itu pemimpin yang demokratis merupakan pembimbing yang baik bagi kelompoknya dan menyadari bahwa tugasnya ialah mengkoordinasikan pekerjaan dan tugas dari semua anggota dengan menekankan rasa tanggung jawab dan kerja sama yang baik kepada setiap anggota. Pemimpin tipe ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1 kebijakan dan keputusan didapat dari hasil musyawarah, 2 anggota kelompok bebas bekerjasama dengan anggota lain dan berbagai tugas diserahkan kepada kelompok, 3 kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta, 4 pemimpin ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Ngalim Purwanto, 1987: 50 menyebutkan bahwa pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah 27 anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan yang demokratis memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1 Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia merupakan makhluk termulia di dunia. 2 Selalu berusaha untuk menyinkronkan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dari tujuan pribadi bawahan. 3 Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahan. 4 Mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan. 5 Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan, dan membimbingnya. 6 Mengusahakan agar bawahan dapat lebih sukses daripada dirinya. 7 Selalu mengembangkan kapasitas pribadinya sebagai seorang pemimpin. Soewadji Lazaruth 1992: 65 menyebutkan bahwa pada kepemimpinan tipe ini pemimpin berkeyakinan bahwa perannya adalah mendorong, membimbing, menghimpun semua kekuatan kelompok secara maksimal dan bekerja sama dengan kelompok dalam rangka mencapai tujuan bersama. Prinsip utama dalam kepemimpinan demokratis adalah mengikutsertakan semua orang dalam proses penetapan dan penentuan strategi dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Setiap pengambilan keputusan selalu didasarkan pada 28 musyawarah dan mufakat. Didalam proses pembinaan, tugas pemimpin yang demokratis adalah sebagai berikut. 1 Mengembangkan persatuan dan kesatuan kelompok, 2 mendorong keberanian untuk bereksperimen, 3 mengembangkan daya penalaran anggota kelompok, 4 membangun rasa aman dan percaya diri sendiri pada kelompok, 5 menolong kelompok untuk melihat secara jelas batasan kewenangannya, 6 mengembangkan interaksi dan saling bertukar pengalaman antar anggota kelompok, 7 mengembangkan kepemimpinan anggota kelompok. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpin demokratis merupakan pemimpin yang selalu mengutamakan sikap bermusyawarah, sehingga dalam mengambil keputusan selalu bersama-sama.

B. Tinjauan tentang Kepala Sekolah