40
guru kelas 1 sampai dengan kelas 6, guru olahraga, guru Pendidikan Agama Islam, guru Pendidikan Agama Kristen, beberapa siswa kelas V
lima dan VI enam di SD Negeri Prawirotaman Yogyakarta. 2.
Sumber Sekunder Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data sekunder diperoleh dari gambar, foto, dan dokumen yang berupa notulen rapat bulanan di SD
Negeri Prawirotaman Yogyakarta. Sumber data sekunder ini secara tidak langsung akan memberikan dampak yang berfungsi untuk memperkuat
hasil dari sumber data utama sehingga didapatkan informasi yang saling mendukung dan seimbang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono 2005: 62-63 menguraikan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
natural setting
kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada
observasi berperan serta
participan observation
, wawancara mendalam
in depth interview
dan dokumentasi. Dalam penelitian ini data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
41
1. Observasi
Nasution Sugiyono, 2005: 64 menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Nana Syaodih 2010: 220 menyebutkan cara dalam observasi dapat dilakukan dengan partisipasif ataupun dengan nonpartisipasif.
Observasi partisipasif adalah pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat sebagai peserta rapat atau peserta
pelatihan. Observasi nonpartisipasif adalah pengamat tidak ikut dalam kegiatan, dia hanya berperan dalam mengamati kegiatan, tidak ikut dalam
kegiatan. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipasif,
karena peneliti datang hanya sebagai pengamat untuk mencatat dan menuliskan semua yang terjadi dalam gaya kepemimpinan kepala
sekolah di SD Negeri Prawirotaman Yogyakarta tanpa melakukan suatu tindakan ataupun ikut serta dalam pelaksanaannya.
2. Wawancara
Lexy J. Moleong 2007: 186 menyebutkan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua
pihak, yaitu
pewawancara yang
mengajukan pertanyaan
dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut
Sugiyono 2005: 72, wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
42
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dapat ditarik kesimpulan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan secara lisan yang dilakukan oleh pewawancara dan terwawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam.
Esterberg Sugiyono, 2005: 73-74 mengemukakan beberapa macam wawancara diantaranya wawancara terstruktur, semiterstruktur,
dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Wawancara semiterstruktur dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Sedangkan wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara mendalam dengan wawancara semiterstruktur yang maksudnya dalam Sugiyono
2005: 73 disebutkan bahwa tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan jenis permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak
yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Sebelum melakukan wawancara peneliti menyiapkan instrumen wawancara untuk
disampaikan kepada pihak yang ingin diwawancarai, sehingga diperoleh
43
jawaban secara fokus pada permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini yaitu terkait dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah di
SD Negeri Prawirotaman Yogyakarta. 3.
Dokumentasi Sugiyono 2005: 82 menyebutkan, dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan dokumentasi dalam berbagai bentuk yang terkait dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri Prawirotaman
Yogyakarta.
F. Instrumen Penelitian