Kepemimpinan Otokratis Otoriter Gaya Kepemimpinan

21

a. Kepemimpinan Otokratis Otoriter

Soekarto Indrafachrudi dan Tahalele 2006: 17 menyebutkan bahwa Seorang pemimpin yang otokratis ingin memperlihatkan kekuasaannya dan ingin berkuasa. Kepemimpinan otokratis mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi, sikap dan prinsip-prinsipnya sangat konservatif kuno dan ketat-kaku Kartini Kartono, 1992: 83. Pemimpin yang otokratis selalu memaksakan rencananya tanpa berkonsultasi kepada kawan- kawannya dan tidak pernah menjelaskan isi sepenuhnya dari rencananya. Nurkolis 2002: 168 menyebutkan pemimpin otokratis selalu membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini atau saran dari orang lain. Kepemimpinan otokratik memiliki dua varietas, yaitu: 1 kepemimpinan memberi tahu, dimana dalam membuat keputusan pemimpin hanya mengumumkan sesuatu keputusan yang otokratik, dan 2 kepemimpinan menjual, dimana dalam membuat keputusan pemimpin menggunakan taktik-taktik mempengaruhi seperti melalui persuasi yang rasional. Ngalim Purwanto, 1987: 48, dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya dan beranggapan bahwa memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Dominasi yang berlebihan 22 mudah menghidupkan oposisi terhadap kepemimpinan, atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat agresif pada anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya. Seorang pemimpin yang otokratis memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Menganggap organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi, 2 mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, 3 menganggap bawahan semata-mata hanya sebagai alat, 4 tidak mau menerima pendapat, saran, dan kritik dari anggotanya, 5 terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya, 6 caranya menggerakkan bawahan dengan pendekatan paksaan dan bersifat mencari-cari kesalahan menghukum. Soewadji Lazaruth 1992: 63 menyebutkan bahwa kepemimpinan yang bersifat otoriter muncul atas keyakinan pemimpin bahwa fungsi dan perannya adalah memerintah, mengatur, dan mengawasi anggota kelompoknya. Keuntungan kepemimpinan tipe ini adalah kedisiplinan dapat dikontrol dengan baik, dan semua pekerjaan dapat berlangsung secara tertib dan teratur. Selain keuntungan, kepemimpinan ini juga memiliki banyak kelemahan diantaranya. 1 Adanya jarak pemisah antara pemimpin dan yang dipimpin, karena pemimpin selalu menempatkan diri diluar kelompok, 2 staf atau kelompok tidak dapat berkembang dengan baik, karena kurang atau tidak mendapat kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, 23 3 apabila kelompok terdiri dari orang-orang yang lemah maka mereka akan menjadi robot-robot. 4 hubungan antara anggota kelompok tidak harmonis, 5 kelompok bekerja dalam suasana tertekan, 6 permasalahan tidak dipecahkan secara terbuka dan objektif, 7 pemimpin tipe ini selalu mengidentikkan kewibawaan dan kekuasaan, sehingga ketika pemimpin sedang tidak ada ditempat maka keadaan akan menjadi kacau, 8 komunikasi banyak terjadi antara atasan dengan bawahan, sedangkan komunikasi antar anggota kelompok menjadi kurang. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan otokratis merupakan kepemimpinan yang selalu mengandalkan diri sendiri tanpa mementingkan opini orang lain.

b. Kepemimpinan